Part 29

4.2K 559 37
                                    

Haechan mengerutkan keningnya saat merasa tidak nyaman di bagian kakinya. Disana ia melihat Jaehyun tengah mengompres kakinya, Haechan tersenyum sebelum dengan pelan menyentuh tangan Jaehyun.

Jaehyun sempat tersentak sesaat sebelum akhirnya ia tersenyum pada Haechan, "kenapa hyung yang disini?" Tanya Haechan dengan nada lemah.

"Mamamu menunggu-mu cukup lama, aku memintanya untuk istirahat" jawab Jaehyun seraya membantu Haechan untuk duduk.

"Lapar tidak?" Tanya Jaehyun dan Haechan pun mengangguk.

"Tunggu disini sebentar akan kupanaskan makanan untukmu" ujar Jaehyun lagi dan Haechan pun kembali hanya mengangguk.

Saat Jaehyun keluar Haechan nampak termenung memikirkan sesuatu, "orang itu bukan dia kan?" Tanya Haechan lirih. Seseorang yang dilihatnya saat ia pulang dan berada dalam gendongan Jeno, Haechan harap orang itu bukan dia, kalau tidak Haechan tidak janji untuk bisa mengendalikan dirinya sendiri saat melihat lelaki itu.

"Saat itu hujan mungkin saja aku salah lihat" batin Haechan.

Haechan melihat kearah pintu dan menatap bingung pada Jaehyun, "Wae hyung?" Tanya Haechan dan Jaehyun pun dengan cepat langsung menggelengkan kepalanya, bagaimana ia bisa bilang jika ia terkejut dengan ekspresi geram di wajah Haechan tadi.

"Ini makanlah" ujar Jaehyun seraya akan menyuapi Haechan, Haechan pun tidak menolak dengan patuh ia menerima suapan demi suapan.

"Jadi terkenang masa lalu" bisik Haechan selepas Jaehyun membantunya untuk makan. Jaehyun pun tersenyum, benar dulu saat Donghyuck kecil sakit anak ini tidak akan mau makan sebelum ia datang dan menyuapi Donghyuck dengan tangannya sendiri.

"Kau keras kepala sekali saat itu, tidak mau makan jika bukan aku yang menyuapimu" ujar Jaehyun dengan nada geli.

"Itu tandanya kau penting untukku hyung" jawab Haechan lirih, Jaehyun terdiam dan menatap Haechan dengan wajah penuh penyesalan.

"Saat aku pergi pasti sulit untukmu saat itu" ucapan Jaehyun membuat Haechan mengangguk pelan, memang tidak mudah untuknya saat itu. Bahkan ia sampai harus di rawat di rumah sakit.

Jaehyun perlahan maju dan memeluk Haechan dengan erat, "Maaf karena meninggalkan mu Hyuckie, maafkan aku" bisik Jaehyun lirih jelas sekali ia benar-benar menyesal dengan takdir mereka sebelumnya.

"Aku menghilangkan kesempatan untuk mengungkapkan perasaan ku padamu dulu, tapi sekarang aku tidak ingin kehilangan lagi. Lee Donghyuck aku mencintaimu" ujar Jaehyun dengan nada tegas membuat Haechan tersenyum dalam dekapan Jaehyun.

Namun sesaat Haechan tiba-tiba teringat akan sesuatu, "Tapi hyung aku...." Haechan tidak sanggup melanjutkan kata-katanya karena tahu itu hanya akan menyakiti Jaehyun.

Jaehyun tersenyum, "aku tahu, karena tidak seperti dulu dimana kau hanya milikku saat ini kau punya banyak penggemar yang tidak bisa kau abaikan bukan" jawab Jaehyun namun Haechan lebih memilih diam daripada menjawab ucapan Jaehyun.

Jaehyun menghela nafasnya dalam, "tidak apa-apa Haechan" jawab Jaehyun yang membuat Haechan menatapnya dengan bingung.

"Apa maksud tidak apa-apa mu?" Tanya Haechan.

"Kau berhak bersama dengan siapapun, aku dan mereka tidak masalah" jawaban Jaehyun membuat Haechan menatapnya dengan terkejut.

"Hyung jangan bercanda" sahut Haechan cepat.

"Lalu bisakah kau melepaskan Jaemin dan hanya denganku?" Tanya Jaehyun yang membuat Haechan diam, "melepaskan Renjun, Yangyang, Winwin dan Yuta, apa kau bisa?" Tanya Jaehyun lagi dengan nada yang lebih menuntut dan lagi-lagi Haechan kembali diam.

MOIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang