Part 38

3.3K 460 22
                                    

Haechan memandang melongo pada Eunhyuk yang membiarkannya sekamar dengan Winwin yang kini tengah tersenyum lebar padanya. "Ma, ini tidak salah?" Tanya Haechan dengan nada bingung dan dengan polosnya Eunhyuk malah menganggukan kepalanya.

"Kalian pasti punya banyak hal yang perlu di bicarakan" jawab Eunhyuk sebelum pergi begitu saja dari kamar Haechan.

Haechan hanya mengendikan bahunya sebelum akhirnya menutup pintu dan masuk ke dalam kamar mandi. Meninggalkan Winwin yang hanya menyampirkan jas-nya di kursi sebelum berdiri dan menatap pemandangan kota dari balik kaca kamarnya.

Winwin mengeluarkan handphone miliknya dan menghubungi seseorang. "Hallo paman?" Sapa Winwin dengan hormat.

"kau menghubungi paman"

"Paman membantu Kim Min Jun?" Tanya Winwin tanpa berniat membalas basa-basi sang paman.

"Kau mendengar kabar lebih cepat dari dugaan paman"

"Jangan ganggu keluarga Lee lagi, paman Eunhyuk sudah bahagia" sahut Winwin dingin.

"Heh, bahagia tapi Donghae membiarkannya terluka, Eunhyuk-ku terluka untuk menyelamatkan putra bungsunya yang tidak berguna"

"CHO KYUHYUN" bentak Winwin dengan marah, "kau memikirkan orang yang kau kasihi, tapi barusan apa paman tengah memaki kekasih hatiku" sahut Winwin dingin.

"Kau tahu aku seperti apa paman, jika Haechan yang terluka saat itu maka kau akan melihatku juga terluka sama besarnya sepertinya" sambung Winwin yang membuat sang paman terdiam.

"Pikirkan baik-baik apa yang ingin kau rebut paman, karena pada saat itu kau juga memilih untuk mengarahkan pisau mu padaku" lanjut Winwin sebelum memutuskan sambungan telepon begitu saja.

Winwin baru akan berbalik saat melihat Haechan tengah berdiri dalam diam menatapnya. "Kau punya banyak sekali rahasia ya hyung" ujar Haechan seraya duduk di ranjang hotel.

Inilah yang dimaksud oleh Eunhyuk sebenarnya, mana mungkin Eunhyuk tidak tahu siapa identitas Winwin yang sebenarnya. Ia bisa mengubur apa yang terjadi padanya dan Kyuhyun namun Winwin tetap harus jujur pada putranya tanpa menutupi apapun.

Winwin mendekati Haechan lalu berlutut di hadapan pemuda manis itu, Winwin meraih tangan Haechan dan memeganginya dengan lembut. "Aku takut akan menyakiti mu" bisik Winwin lirih.

"Katakan semuanya" pinta Haechan seraya menatap lurus pada Winwin.

"Pamanku dan mamamu sahabat sejak kecil, tapi pamanku punya perasaan lebih pada mama mu sejak dulu" ujar Winwin seraya menatap pada Haechan, dan Haechan pun hanya mengangguk mempersilahkan Winwin untuk tetap bercerita.

"Pamanku memilih mundur saat mama dan papamu menikah, namun perasaannya yang sejak lama akhirnya tetap tidak bisa ia bendung lagi. Hingga suatu hari ia menculik mama mu dan memperkosanya" pada akhir kata Winwin sengaja memelankan suaranya.

"Mark dan Jeno anak kembar dengan beda ayah, satu darah daging papamu dan satunya lagi bukan" Mata Haechan semakin terbelak lebar menatap pada Winwin.

"Mark hyung bukan anak papa?" Tanya Haechan dan Winwin pun menganggukkan kepalanya.

"Mark bukan anak kandung papamu" jawaban Winwin membuat Haechan menatapnya dengan ekspresi rumit.

"Awalnya papamu pun enggan untuk percaya, namun setelah dilakukan tes dna pada akhirnya terungkap bahwa Mark bukan anak kandung papamu, tapi papamu terlanjur menyayanginya apalagi ia nampak mirip sekali dengan paman Donghae dalam hal sikap" lanjut Winwin yang seketika membuat Haechan memijat kepalanya pelan.

"Haechan" panggil Winwin yang lalu membuat Haechan menatapnya.

"Aku tidak pernah berniat menyakiti siapapun, aku disini dan menjadi dokter keluarga mu hanya karena paman ku ingin menjaga mamamu" ujar Winwin jujur.

MOIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang