Part 35

3.7K 515 53
                                    

Perusahaan, adalah tempat yang dulu tidak pernah Haechan masuki. Bukan karena Donghae mengganti posisinya namun dulu ia berpikir untuk apa menjalankan perusahaan yang jelas-jelas adalah tempat yang tidak ia sukai.

Dengan tenang Haechan berjalan di belakang papanya, ada kesan berwibawa saat ia berjalan. Donghae bahkan sampai tersenyum diam-diam melihat sikap putra bungsunya.

"Selamat pagi presdir" sapa seorang wanita dengan sopan pada Donghae, ia juga menganggukkan kepalanya pada Haechan yang berdiri di belakang Donghae.

"Pagi juga Tiffany, rapat pagi ini sudah disiapkan?" Tanya Donghae dan Haechan yang mengangguk membalas sapaan Tiffany.

"Semua sudah sesuai perintah anda Presdir" jawab Tiffany.

"Kalau begitu minta mereka untuk mulai sekarang" perintah Donghae, Tiffany mengangguk sebelum undur diri dari hadapan Donghae.

"Ayo masuk" ajak Donghae pada Haechan.

Haechan meneliti ruang kerja papanya, warna hitam dan putih begitu dominan dalam ruangan itu. Namun yang membuat Haechan tertarik bukan hal itu namun foto seseorang di sudut meja kerja Donghae.

Donghae yang melihat arah pandang Haechan bergegas menutup foto tersebut, "kalau papa ingin menghubunginya lakukan saja, asal aku tidak tahu" ujar Haechan seraya membalik badannya dan melihat kearah lain.

"Haechan, papa....."

"Tidak usah merasa sungkan, aku justru akan menganggap papa cukup kejam jika papa tidak punya perasaan apapun lagi tentang Karina, bagaimana pun ia pernah menjadi kebanggaan papa" jawab Haechan.

Donghae mendekati Haechan dan membalik tubuh putranya untuk menatap padanya, "papa sayang pada Karina itu benar, tapi papa lebih sayang padamu" jawab Donghae sungguh-sungguh. "Apa kau masih belum bisa mempercayai papa?" Tanya Donghae hati-hati.

Namun Haechan memilih untuk melihat ke arah lain, Donghae hanya dapat menghela nafasnya dalam-dalam.

Tok

Tok

"Masuk" ujar Donghae, tidak lama Tiffany terlihat memasuki ruangan Donghae.

"Presdir semuanya sudah siap" ujar Tiffany.

"Baik" jawab Donghae pada Tiffany, setelahnya ia melihat pada Haechan. "Ayo" ajak Donghae dan Haechan pun mengangguk. Mereka semua bergegas untuk pergi, namun saat Haechan sudah keluar lebih dulu Donghae melihat pada Tiffany, "simpan foto Karina di tempat lain" ujar Donghae pada Tiffany, wanita itu melihat pada pigura foto Karina sebelum berbalik dan membawanya.

Ruang rapat ternyata telah sangat ramai, beberapa orang memandang penasaran pada sosok Haechan yang duduk di samping Donghae. "Mulai rapatnya" perintah Donghae.

Setelahnya lampu ruangan langsung mati, di gantikan dengan layar LCD yang menyala di seberang. Haechan memperhatikan dengan seksama, rapat ini pun tidak membosankan seperti yang ia pikirkan dulu. Bahkan bisa dibilang Haechan cukup tertarik, Donghae yang sepanjang rapat melihat antusiasme dari putra bungsunya tersenyum senang.

"Jadi paman kau bilang setiap material akan diambil dari HK Group, sekaligus rekan kerja sama kita kali ini?" Tanya Haechan.

Seorang pria paruh baya berdiri dan menunduk hormat pada Haechan, "benar" jawab pria itu.

"Dengan pemilihan kalian para HK Group, mereka juga meminta bahwa bayarannya lebih tinggi dari perusahaan lain, lalu apa jaminan kita tidak akan mengalami kerugian?" Pertanyaan Haechan membuat Donghae menatap pada salah satu bawahannya.

"HK Group meminta bayaran lebih tinggi dengan jaminan bahwa saat ada kecacatan atau ketidaklayakan menurut kita maka mereka akan mengganti dua kali lipat" jawab orang itu.

MOIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang