Eunhyuk masuk perlahan ke kamar putra bungsunya, besok putranya sudah harus kembali ke asrama jadi hanya tersisa malam ini saja ia bisa melihat putranya dari dekat. Mata Eunhyuk menatap pada barang bawaan Haechan yang belum sepenuhnya rapi, dengan hati-hati ia menata semua barang-barang itu.
Setelahnya ia lalu duduk disamping ranjang Haechan mengelus kepala putra bungsunya dengan sayang. Ada tatapan sedih di matanya apalagi saat ia ingat percakapan putranya dengan teman-temannya tadi.
, "aku pernah menyimpan roti sampai dua hari hanya karena hanya itu makanan yang ku punya, kalian pernah tidak?"
"Pernah tidak kalian makan hanya nasi tanpa lauk"
"Pernah tidak kalian tidur dialas karton dan digigit nyamuk"
"Pernah tidak kalian tidak makan sampai dua hari dan hanya minum air"
"Pernah tidak semalam tidur dalam posisi duduk karena lantai basah akibat hujan"
"Pernah tidak kalian tidak bisa mandi karena tidak ada air"."Pernah tidak berjalan empat kilo setiap hari ke sekolah karena tidak punya kendaraan".
Perkataan-perkataan putranya yang ia dengar tadi membuatnya sangat sedih. "Kau menderita begitu lama karena keteledoran kami, maaf sayang" bisik Eunhyuk dengan nada menyesal.
Eunhyuk lalu memilih untuk membaringkan badannya di samping Haechan, namun setelahnya ia tertegun saat putranya itu memeluknya. Eunhyuk tersenyum lembut setelahnya lalu mulai mendekap tubuh Haechan dengan sayang sebelum akhirnya ia mulai memejamkan matanya. Tanpa tahu Haechan membuka matanya setelah itu, "benar kalian semua keluargaku, daripada lari hanya menjadi percuma maka sebaiknya aku membuat kalian sebagai pilar pelindung ku yang paling utama" batin Haechan.
"Eomma, aku akan menang diatas Karina apapun yang terjadi, jadi ketika di masa depan ada pilihan antara aku dan Karina maka kalian tidak akan ragu-ragu untuk memilih ku" lanjut Haechan penuh tekad. Setelahnya Haechan pun ikut memejamkan matanya menyusul Eunhyuk masuk ke dalam dunia mimpi.
*********
Haechan menatap Ryujin gadis pelayan yang pernah membentaknya dengan tatapan dalam. "Tuan muda berhenti menatap saya seperti itu, orang lain mungkin berpikir anda sudah jatuh cinta pada saya" ujar Ryujin dengan nada lembut namun kalimat-kalimat yang diucapkannya seolah-olah tengah mengejek Haechan.
Haechan tersenyum sinis, "kau pasti sedang berkhayal pagi-pagi, tidak lihat lelaki tampan penuh kuasa yang datang kemarin dibandingkan mereka apa kelebihan mu" ujar Haechan dengan nada yang jelas-jelas mengejek.
Ryujin mengepalkan tangannya dengan erat kalau bukan karena Eunhyuk sudah memperingatkan status Haechan, tentu ia sudah membalas ucapan pemuda di depannya. Melihat Ryujin yang akan melarikan diri, dengan sengaja Haechan berjalan mendekati wanita lalu memegang tangannya dengan erat.
Ryujin yang terkejut secara refleks langsung berusaha melepaskan tangan Haechan, namun ia lupa bahwa tangannya yang satunya tengah memegang sebuah pisau.
Crash
"HAECHAN" teriakan heboh Eunhyuk membuat Haechan tersenyum menyeringai. "I got u" bisik Haechan pelan yang langsung membuat Ryujin sadar pemuda itu tengah menjebaknya.
Grep
"Sayang apa kau baik-baik saja?" Tanya Eunhyuk dengan nada khawatir dan Haechan pun hanya dapat menganggukan kepalanya dengan memandang Eunhyuk sendu.
"Aku baik ma" ucap Haechan lirih.
Ryujin tahu ia harus menjelaskan dirinya sekarang juga, kalau tidak ia bisa saja diusir dari sini. "Tuan saya minta maaf, saya teledor tuan muda Haechan tolong maafkan kesalahan saya" ujar Ryujin dengan nada yang nampak sungguh-sungguh.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOIRA
FanfictionLee Donghyuck tiba-tiba mati dan terbangun menjadi Lee Haechan karakter utama dari sebuah novel yang dibacanya. Ia datang menjadi Haechan tepat, empat tahun sebelum kematian Haechan.! Dia sudah pernah mati, jadi tentu saja Donghyuck tidak mau merasa...