Part 17

6.7K 714 46
                                    

Haechan mengerutkan keningnya saat ia merasakan sesak, perlahan matanya terbuka dan ia menatap heran pada dua tangan yang melingkar di perutnya. Matanya memicing tajam saat melihat bahwa di kanan dan kirinya ada orang yang tidur satu ranjang dengannya di ranjangnya yang sempit.

Wajah Haechan mengerut saat sebuah tangan menyentuh wajahnya dengan tidak aturan. Ia memandang malas ke arah Yangyang sebagai pelaku yang menyentuh wajahnya.

"HAECHAN, HEHEHEHHEHE, AKU JUGA CINTA PADAMU" ucap Yangyang dalam tidurnya, meski pemuda itu mengucapkannya dengan tidak sadar namun Haechan tetap saja tertegun dengan pengakuan itu.

Haechan baru saja akan bangkit sebelum kepalanya sudah diarahkan kesamping dan bibirnya malah diemut oleh Yangyang seolah itu adalah permen. Mata Haechan membulat melihat kelakuan Yangyang, apalagi kini lidah Yangyang gantian yang membelai bibirnya.

Haechan berusaha melepaskan diri dari jeratan Yangyang dan Renjun yang memeluknya dengan erat. "Uhm-Yang-Yang Ehm-Cu-Kup" ujar Haechan susah payah.

Namun perbuatan Yangyang tidak berhenti sampai disana, kini sasarannya adalah leher Haechan. Sensasi aneh yang baru pertama ia rasakan membuat Haechan tanpa sadar mendongakkan kepalanya, matanya terpejam erat dengan dua tangannya yang mengepal.

"Ehm- Yangyang - Ehm - Cuhkuuup" desahan Haechan membuat Renjun yang tadinya terlelap akhirnya terusik dan bangun, ia tertegun menatap ekspresi Haechan yang nampak begitu cantik dan seksi di saat bersamaan.

Bisikan setan mengalahkan akal sehat Renjun, jika Yangyang di leher kiri maka Renjun kini ikut menyerang leher kanan Haechan.

"Ren" pekik Haechan keras. "Hm-Ren-Jun, Aahh" desah Haechan kuat saat kedua sisi pundaknya di jilat lembut. Haechan berusaha melepaskan dirinya, yang akhirnya berhasil.

Haechan bangkit dan berbalik lalu menatap garang keduanya, tanpa segan ia langsung menendang muka Yangyang dan Renjun. "BRENGSEK, KELUAR KALIAN" bentak Haechan pada keduanya.

Yangyang langsung berlari keluar dari kamar, namun Renjun hanya meringis pelan membelai pipinya yang sakit. "KENAPA KAU TIDAK KELUAR?" tanya Haechan marah.

"Ini kamarku" jawab Renjun santai sebelum masuk ke dalam kamar mandi, "lainkali aku harus mengikat tangan dan kakinya" gumam Renjun yang masih dapat di dengar dengan jelas oleh Haechan. Matanya melotot marah sembari melempar bantal dengan keras ke arah Renjun namun sayang pemuda itu sudah masuk lebih dulu kedalam kamar mandi.

Haechan hanya perlu berjalan kaki dari gedung asramanya ke gedung sekolah, sepanjang jalan ia melihat beberapa siswa bermain basket dan sepak bola di lapangan sekolah. Sebenarnya ini hanya pengalihan, ia sedang jengkel dengan Yangyang yang sejak tadi sibuk menawarinya mau sarapan apa.

"HAECHAN MENU SARAPAN PAGI INI ADA DAGING, DAN TELUR KAU MAU MAKAN APA?" Tanya Yangyang tepat di sebelah kiri muka Haechan, jika seperti ini Haechan hanya perlu memalingkan wajahnya ke sisi kanan.

Namun Yangyang bukan tipe yang akan menyerah dengan mudah, ia akan berpindah ke sisi kiri saat Haechan bertindak demikian. Sedangkan Renjun hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Yangyang, ia memilih berjalan santai di samping Haechan sembari memasukan kedua tangannya di dalam saku celananya.

Namun kepala Haechan tiba-tiba sudah di dekap oleh Renjun sedangkan Yangyang berdiri paling depan sembari memukul bola basket yang mengarah pada Haechan.

"DIMANA MATA KALIAN" bentak Yangyang marah, suara menyeramkan yang baru pertama Haechan dengar dari Yangyang. Jika seperti ini Haechan percaya kalau Yangyang itu penguasa sekolah yang ditakuti, tidak seperti tingkahnya terhadap Haechan yang mirip dengan anak ayam.

"Kita hampir terlambat, jangan buang waktu" ujar Haechan saat Yangyang berniat menghajar beberapa anak yang terlihat ketakutan.

Namun Yangyang mengabaikan Haechan, membuat Haechan menghela nafas dalam sebelum menghampiri Yangyang dan menggenggam tangan Yangyang. "Aku lapar, ayo pergi" ajak Haechan.

MOIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang