Haechan tampak sudah rapi dengan penampilannya, ia tidak bisa membuang waktu dengan berleha-leha. Segera mungkin ia harus mendapatkan pekerjaan, agar bisa menyambung biaya hidupnya dan sekolahnya.
Saat keluar kamar ia tersenyum melihat bibi Eunjae tengah sibuk bersih-bersih, "bibi harusnya kau pergi beristirahat, tempat ini sudah cukup bersih jadi tidak perlu membuat bibi kesusahan" ucap Haechan yang membuat Eunhyuk tersenyum.
"Hanya pekerjaan kecil, kau terlihat rapi, apa kau mau pergi?" Tanya Eunhyuk dengan ramah.
Haechan mengangguk membenarkan, "aku akan pergi mencari kerja bibi, tolong doakan aku agar aku bisa mendapatkan pekerjaan" jawab Haechan yang membuat Eunhyuk terdiam.
Dengan senyum lembut ia belai kepala putranya, "doa terbaikku akan selalu untukmu nak, nanti malam kau ingin makan apa? Biar bibi yang siapkan" tanya Eunhyuk.
"Hm, aku bukan pemilih makanan kok bi, apapun pasti akan kuhabiskan" jawab Haechan yang membuat Eunhyuk mengangguk.
Haechan melihat jam tangannya, "kalau begitu aku akan pergi sekarang, sampai jumpa bibi" pamit Haechan sembari berlari kecil menuju pintu.
Haechan baru akan pamit setelah memakai sepatunya, namun ia tertegun saat wanita itu mengecup keningnya dengan sayang. "Hati-hati ya" pesan Eunhyuk yang membuat Haechan tersenyum.
Setelah kepergian Haechan, Eunhyuk dengan cepat berlari ke kamarnya dengan Donghae. Mata Eunhyuk berkilat tajam saat melihat suaminya tengah bersantai sembari mendengarkan lagu.
Plak
"Aww Hyuk, kenapa kau memukulku" ujar Donghae sembari meringis pelan memegang keningnya.
"Bangun dan awasi Haechan, ia tengah pergi mencari pekerjaan" perintah Eunhyuk yang langsung membuat Donghae melompat dari ranjang. "Pastikan tidak ada yang berani menindas putraku, atau kalau tidak habis kau di tanganku" ancam Eunhyuk yang membuat Donghae seketika merasa merinding.
Selepas kepergian Donghae, Eunhyuk langsung bergegas menuju dapur. Ia harus mempersiapkan makanan untuk Haechan saat pulang nanti.
************
Donghae menatap sebuah restoran yang dimasuki oleh Haechan, tidak lama putranya sudah keluar dengan ekspresi kecewa. Donghae tahu Haechan belum memiliki nasib baik disana.
"Apa perlu ku telpon sekretaris ku dan memintanya mendatangi Haechan dan memberikan Haechan pekerjaan" bisik Donghae yang mulai kasihan melihat putranya tengah terduduk di sebuah kursi taman.
Namun Donghae mengurungkan niatnya, jika nanti Haechan tahu dan sadar anak itu pasti akan semakin marah padanya. Malam itu saja Donghae sudah cukup tertegun melihat putranya melawannya. Anak itu punya prinsip mandiri dan keras terhadap dirinya, dan Donghae tidak berniat untuk merubah perangai baik putranya.
"Hay dek" panggil Donghae pada seorang anak kecil yang bermain di area taman.
"Ya paman ada apa?" Tanya anak itu.
"Berikan es krim ini untuk kakak disana, dan ini upahmu" ujar Donghae yang dipatuhi oleh anak itu, Donghae tersenyum melihat Haechan yang memakan es krimnya dengan lahap.
"LEE HAECHAN" teriakan keras itu mengejutkan Donghae dan Haechan bersamaan. Mata Donghae memicing melihat bahwa itu adalah Jaemin, sahabat putranya.
Haechan sendiri yang melihat kehadiran Jaemin tanpa menunggu langsung berlari kencang, kabur segera dari Jaemin.
Jaemin yang melihat Haechan kabur bergegas menyusul pemuda manis itu, "HAECHAN BERHENTI, HOY BERHENTI KAU DISANA" teriak Jaemin yang tentunya tidak akan dipatuhi oleh Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOIRA
FanfictionLee Donghyuck tiba-tiba mati dan terbangun menjadi Lee Haechan karakter utama dari sebuah novel yang dibacanya. Ia datang menjadi Haechan tepat, empat tahun sebelum kematian Haechan.! Dia sudah pernah mati, jadi tentu saja Donghyuck tidak mau merasa...