Part 22

5.2K 623 50
                                    

Jeno menggeram kesal saat dengan seenak jidatnya Jaemin naik ke mobilnya dan memintanya untuk mengantar Jaemin ke sekolah Haechan. Mark yang duduk di sebelah Jaemin pun hanya mendesah lelah dengan tingkah keduanya.

"Sudah sekalian kita kunjungi Haechan" ujar Mark pada akhirnya.

"Benar kata Mark kita kunjungi Haechan, aku rindu sekali padanya" ujar Jaemin mendramatisir keadaan.

Jeno berekspresi seakan akan muntah, "kau naik mobil mu sendiri saja" usir Jeno yang langsung membuat Jaemin berdecak, "kau pikir aku akan disini, menunggumu dengan sabar sembari panas-panas kalau mobilku sendiri ada" sahut Jaemin sarkas.

"Mobilku rusak, masuk bengkel" tambah Jaemin dengan nada dongkol, ia gara-gara mobilnya masuk bengkel Siwon tidak bersedia menambahkan uang jajannya, padahal sudah jelas kalau uangnya habis untuk biaya di bengkel.

"Kalau begitu kau bisa naik taksi" sahut Jeno.

"Aku sedang miskin, sudah jangan banyak bicara cepat jalankan mobilnya" perintah Jaemin sebelum menutup mukanya dengan topi.

Jeno mau tidak mau hanya bisa menjalankan mobilnya saja, selama perjalanan Jeno pikir Jaemin sedang tidur, namun pertanyaan Jaemin yang tiba-tiba membuat Jeno tertegun, bahkan Mark juga.

"Kenapa aku lihat kau nampak tidak suka pada calon istriku?" Tanya Jaemin, sedangkan Mark sendiri langsung menatap pada Jeno.

Jeno meremat setir mobilnya dengan erat, Jaemin yang merasa bahwa mungkin Jeno tidak berniat menjawab pertanyaannya, hanya kembali menyandarkan kepalanya dan akan menutup matanya sebelum mendengar ucapan Jeno.

"Apa yang harus kau lakukan ketika kau dihadapkan pada kenyataan bahwa adik yang selama ini kau sayangi ternyata bukan adikmu" ujar Jeno tiba-tiba.

"Sejak kecil aku yang selalu menemani Karina bermain, bahkan dulu aku juga yang menemaninya untuk tidur ketika ia tidak bisa tidur" lanjut Jeno, "tapi suatu hari kau dihadapkan pada kenyataan bahwa dia bukan siapa-siapa" ujar berkata demikian Jeno menepikan mobilnya dan menatap pada Jaemin.

"Aku sedang belajar menerima kenyataan hidupku, bukan berarti aku membenci Haechan" lanjut Jeno sebelum melajukan mobilnya lagi. Jaemin menatap Jeno lama sebelum akhirnya menutup matanya.

**********

Taeyong menggeram kesal melihat tiga pria dewasa di depannya sedang saling menatap dengan tajam. "Astaga kalian mau sampai kapan seperti ini" decak Taeyong tidak sabar.

"Lagipula kenapa pula kalian saling berebut adikku, memangnya adikku mau di rebutin sama kalian" lanjutan ucapan Taeyong langsung membuat mereka yang tadinya saling menatap dingin kini justru ketiganya malah menatap Taeyong dengan tajam.

"Oke, oke, aku salah" sahut Taeyong cepat menyerah. "Kalian berpikir terlalu jauh, tidak salah memang kalian berkompetisi mendapatkan hati adikku, namun kalian harus ingat ia masih anak SMA" nasehat Taeyong.

Ketiganya terdiam, "Anda Jaehyun-ssi, kemarin kau baru bertunangan dengan Karin memang hubungan keluarga ku dan dia tidak cukup baik tapi tetap saja ia masih saudara jauh kami, lalu kau Winwin aku tahu sejak pertama kau bertemu dengan Haechan kau tertarik padanya dan aku cukup puas kau mendekatinya secara perlahan dan melihat aspek kenyamanan dirinya, aku tidak akan mempersulit dirimu." Taeyong lalu menatap pada sahabatnya Yuta.

"Dan kau, berhenti mencari masalah dengan para pengagum Haechan, bersainglah secara adil" tegur Taeyong hanya mendapatkan tatapan acuh dari Yuta. "Aku serius Nakamoto Yuta, jangan sampai adikku justru menjauhi dirimu" ucapan Taeyong membuat Yuta tertegun sesaat sebelum akhirnya mengangguk dengan pelan.

Taeyong menyandarkan punggungnya pada kursi, "HAAAAH, kalian ini juga daripada berebut kenapa tidak menjadi pacar Haechan bersama-sama saja" celetuk Taeyong tanpa sadar yang membuat Jaehyun, Winwin dan Yuta saling menatap.

MOIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang