Part 20

6.1K 610 23
                                    

Selesai acara makan malam bersama keluarga Lee memutuskan untuk menyalakan kembang api. Haechan sendiri nampak antusias dan melihatnya dengan senyum yang tak henti-hentinya terkembang di wajahnya.

Yuta menarik pelan pinggang Haechan, "jangan terlalu ke depan, bahaya" ujar Yuta yang membuat Haechan mengangguk. "Gomawo hyung" bisik Haechan pelan sebelum kembali fokus melihat ke depan.

"Cantik-kan hyung" ujar Haechan, Yuta sempat tertegun karena Haechan bersedia mengajaknya mengobrol.

"Hm, sepertimu" jawab Yuta singkat yang langsung membuat jantung Haechan seketika berdebar kencang.

Plak

Haechan tiba-tiba menampar pipinya sendiri yang membuat Yuta terkejut, "ada nyamuk heheheh" sahut Haechan kikuk. Namun wajah Haechan semakin merah kala tangan Yuta mengelus pipi Haechan dengan sayang.

"Merah, mau kuambilkan es untuk mengompresnya?" Tawar Yuta yang langsung membuat Haechan langsung menggeleng dengan cepat. Setelahnya ia langsung berlari mendekati yang lain, lalu duduk disamping Jaemin.

Namun tidak sampai semenit sudah ada Winwin di sebelahnya seraya mengompres pipinya dengan es. "Biar tidak bengkak" ujar Winwin yang hanya membuat Haechan tersenyum kaku.

"Aku bahkan tidak memukul pipi ku terlalu keras, juga dari mana Winwin hyung tahu pipi ku merah atau jangan-jangan sejak tadi ia memperhatikan aku dan Yuta hyung" batin Haechan.

Sedangkan Jaemin yang melihat hal itu memilih untuk menyuapi Haechan buah-buahan. Haechan sih mana menolak kalau urusan makanan, otak dan mulutnya selalu sinkron kalau untuk hal seperti itu.

"Ayo bermain game, bukankah terlalu membosankan jika hanya diam seperti ini" ajak Taeyong. Haechan yang pada dasarnya bukan tipe orang yang bisa tenang langsung mengangguk setuju, tapi tidak sampai permainan selesai ia sudah menyesal setuju untuk bermain game.

Basket! Dengan pembagian kelompok, Jaemin, Jeno, Yuta, Yangyang, dan Mark dalam satu tim. Lalu sisanya, Winwin, Taeyong, Jaehyun, Renjun dan Haechan di tim yang lain.

Tiga pemuda pemain basket profesional, Yuta bahkan juga begitu hebat dengan bermain bola orange itu. Lalu Mark pun tidak bisa dianggap remeh. Melawan meski Taeyong dan Jaehyun tidak buruk namun Haechan dan Renjun benar-benar bintang sial kembar dalam permainan ini.

Sreet

"JAEMIN" pekik Haechan marah kala bola ditangannya sudah direbut dengan paksa.

Jaemin tersenyum nakal kearah Haechan, "It's just a game honey, don't be so serious" ujar Jaemin dengan nada mengejek yang membuat Haechan menatapnya kian tajam.

"TERSERAH MAIN SAJA SENDIRI" pekik Haechan kesal sebelum berjalan menuju kursi di samping lapangan. Semua orang yang melihat Haechan marah pada akhirnya menghentikan permainan dan mendekati pemuda manis itu.

"Hey, ini hanya game kenapa semarah itu" ujar Jaehyun berusaha menghibur namun Haechan tidak mau memandangnya dan malah memandang pada tumpukan snack yang tadi di jadikan taruhan. Sebenarnya Haechan terlaku khawatir, ia lupa tiga orang di tim lawan itu begitu suka padanya asal Haechan mau membuka mulutnya untuk meminta ia pasti akan mendapatkan semua snack itu, atau bahkan tanpa meminta.

"Baiklah kita anggap permainan tadi tidak sah, bagaimana jika kita main yang lain saja. Haechan yang menentukan" tawar Taeyong yang langsung membuat Haechan tersenyum meski harus mengabaikan tatapan protes dari Jeno dan Mark namun mereka bisa apa ketika yang lainnya memilih untuk setuju.

Haechan nampak berpikir sebentar sebelum akhirnya berkata, "kalau begitu bagaimana jika kita menyebutkan sesuatu hal lalu jika tidak ada satupun dari yang lain pernah melakukannya maka ia akan menang" sahut Haechan yang akhirnya di setujui oleh yang lain.

MOIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang