Part 52

3.2K 411 33
                                    

Haechan menghirup nafasnya dalam-dalam, ia senang dengan suasana pantai di Australia. Senyumnya terukir lebar saat melihat mama dan papanya yang duduk bersama, lalu ada Jungwoo dan Taeyong yang berlari berkejaran. Sembari berbaring di pembatas pantai Haechan perlahan menutup matanya guna menikmati sinar matahari pagi.

"Taruh kepalamu di pangkuan ku, kalau seperti itu kepala mu bisa sakit" ucap Jeno yang sudah duduk di bagian atas kepala Haechan.

Haechan membuka matanya dan tersenyum, ia lalu menaruh kepalanya di pangkuan Jeno. Dengan lembut Jeno membelai kepala Haechan. "Kau tidak kangen dengan para kekasihmu?" Tanya Jeno.

Haechan terkikik kecil, "bukankah orang-orang itu sedang ada disini, maaf saja aku tidak bodoh sampai tidak tahu kalau sekawanan pria disana adalah mereka" jawab Haechan seraya melirik pada para pria yang duduk di seberang kanan. Meski menyamar tapi penyamaran mereka semua nampak buruk.

"Kau menyadarinya juga ternyata" ujar Jeno seraya melihat pada Jaemin yang kini langsung mengalihkan pandangannya.

"JENO MELIHATKU" ujar Jaemin seraya berusaha menutup mukanya dengan buku menu.

"Bersikaplah sewajarnya, melakukan hal yg seperti itu hanya membuat mereka curiga" ucap Renjun.

"WAH KALAU AKU TIDAK INGAT JIKA JENO ITU KAKAK KANDUNG HAECHAN, AKU PASTIKAN UNTUK DATANG DAN MEMUKULINYA" ujar Yangyang dengan nada berapi-api seraya menatap kameranya yang tadi ia gunakan untuk memotret Haechan.

Namun wajah Yuta dan Jaehyun, serta Winwin nampak tegang saat ada seseorang dibelakang Yangyang tengah ikut menatap kamera Yangyang. "Siapa yang mau kau pukuli?" Tanya pemuda itu tepat di telinga Yangyang dengan nada dingin.

"WOAH...HAECHAN" teriak Yangyang heboh sedangkan Haechan hanya menatap pada Yangyang dengan pandangan dingin.

"HEHEHEHHE, TIDAK ADA KOK SAYANG" jawab Yangyang dengan suara keras hingga membuat mereka menjadi pusat perhatian. "Eh, kau kok ada disini sayang, kebetulan sekali ya" ujar Yangyang dengan senyum canggung namun Haechan hanya diam dan memandangnya dengan pandangan datar.

"Bodoh/Tolol" umpat Renjun dan Jaemin bersamaan dengan nada berbisik. Sedangkan Yuta tetap bersikap tenang seraya menyesap kopinya meski Haechan hanya menatapnya dengan wajah datar namun Yuta menatapnya dengan senyum lembut. Lalu Jaehyun dan Winwin memilih untuk sibuk dengan kegiatan mereka. Jaehyun dengan memilih menu sedangkan Winwin dengan menyantap makanannya.

"Kalian ini benar-benar" ujar Haechan dengan nada merajuk sebelum berjalan pergi meninggalkan mereka. Semua dominan Haechan serentak berdiri dan mengikuti Haechan.

"HAECHAN-AH, JANGAN MARAH" ujar Jaemin yang berhasil menyusul langkah Haechan.

"Aku tidak marah, aku hanya kesal dengan kalian semua" sahut Haechan seraya menyewa sebuah jet ski.

"Kenapa kau kesal?" Tanya Jaehyun seraya membalik badan Haechan untuk menatap kearahnya.

"Kalian semua menyebalkan, kalian sendiri yang berjanji tidak akan datang menyusul. Tapi lihat apa yang kalian lakukan" ujar Haechan dengan nada judes.

Haechan menaiki jet ski-nya lalu meninggalkan mereka semua di tepi pantai. Yuta menatap tempat Jet-ski yang sudah kosong, "apa tidak ada lagi?" Decak Yuta dengan nada kesal.

"Sepertinya semua sedang dipakai" jawab Winwin, namun matanya melihat sebuah perahu boat. "Kita pakai itu saja" jawab Winwin yang disetujui oleh Yuta.

Jeno menghampiri mereka, "mana Haechan?" Tanya Jeno seraya memandang ke sekitar.

"Disana" jawab Yangyang menunjuk ke tengah laut, alhasil Jeno tersenyum lembut saat melihat adik bungsunya mengendarai Jet ski. Namun Jeno mengerutkan keningnya saat mendengar suara heboh disampingnya.

MOIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang