Part 46

3.3K 448 32
                                    

Warning yang puasa skip dulu, ada adegan berbahaya di bawah!!!!

Biasanya jika berangkat sekolah ia selalu di jemput oleh salah satu kekasihnya, setiap dari mereka tidak ada yang mengijinkan Haechan untuk pergi sendiri. Namun pagi ini Haechan memilih untuk menaiki bus lebih pagi daripada harus bertemu salah satunya.

Sudah lama rasanya Haechan tidak menghirup bau kerumunan seperti ini, jadi melihat bus yang dalam kondisi penuh meski tidak ada penumpang yang berdiri tanpa sadar Haechan tersenyum. Tatapannya tertuju pada luar jendela, salah satu mobil yang ada di samping bus amat sangat Haechan kenali.

"Renjun tidak bermalam diasrama" pikir Haechan, namun pandangan Haechan tiba-tiba menjadi tajam saat melihat ada orang lain di bangku penumpang disamping Renjun.

"Gadis itu lagi" batin Haechan sebelum mengalihkan pandangannya dari mobil Renjun dan malah fokus menatap anak kecil yang ada di seberangnya yang tengah asyik mengunyah coklat.

Sedangkan Renjun yang memang tidak sadar akan kehadiran Haechan hanya konsentrasi menatap kearah depan, ia biarkan saja gadis disebelahnya berbicara panjang lebar.

"Ge, kenapa mengabaikan ku, kau ini tidak seru sekali" Rajuk gadis itu.

"Hm" namun Renjun malah membalasnya dengan singkat, membuat gadis itu semakin mencebik dalam.

"Kau memang hanya akan berbicara kalau itu  soal Haechan" tambah gadis itu.

"Hm" dan lagi-lagi Renjun hanya menjawab dengan satu kata yang sama.

Haechan tiba disekolah dan melihat kehadiran Yangyang di dekat gerbang sekolah. Memilih untuk mengabaikan Yangyang, Haechan langsung berjalan begitu saja.

"BAOBEI, tunggu aku" Jerit Yangyang yang memang belum bisa berlari, demi mengikuti langkah Haechan ia bahkan memaksakan diri untuk berjalan dengan cepat. Namun Haechan saat ini memang sedang tidak ingin berurusan dengan siapapun.

Bruk

Kepala Haechan langsung berbalik ke belakang, matanya membulat saat melihat Yangyang terjatuh. Jadi dengan cepat ia menghampiri Yangyang dan membantunya berdiri.

"Terima kasih" ujar Yangyang namun Haechan tetap memilih untuk diam, meski begitu ia tidak berjalan cepat kembali ia berjalan sesuai tempo langkah kaki Yangyang.

Meski tidak dijawab Yangyang sudah senang, Haechan peduli padanya itu sudah cukup buktinya ia tidak lagi berjalan cepat dan meninggalkan Yangyang.

"Kau masih marah ya?" Tanya Yangyang namun sudah pasti objek yang diajaknya berbicara tidak akan membalas perkataan Yangyang.

Yangyang berusaha berjalan di samping ng Haechan sebelum dengan lembut ia genggam tangan Haechan. Haechan sempat berhenti dan melihat pada tangannya, namun ia memilih untuk membiarkan saja.

Kedatangan Haechan dah Yangyang dibalas senyum lebar oleh Renjun, namun Haechan memilih untuk mengacuhkan pemuda itu. "Haechan, kau berangkat dengan siapa tadi? Aku menjemputmu dan kau tidak ada" ujar Renjun.

"Aku naik bis" jawab Haechan singkat yang membuat baik Renjun dan Yangyang menatapnya dengan pandangan horor.

"Naik bis itu kan berbahaya sayang, lainkali minta kami untuk menjemput mu ya" ucap Yangyang.

"Jangan berlebihan" sahut Haechan, "buktinya aku baik-baik saja" tambah Haechan lagi. Percakapan mereka berhenti sampai disana, karena jam pelajaran sudah akan dimulai.

************

Haechan awalnya setuju untuk pulang bersama dengan Renjun, namun melihat kehadiran gadis yang ia lihat tadi pagi. Tiba-tiba mood Haechan langsung berubah, Renjun yang sadar akan hal itu langsung menatap pada adik sepupunya. "Hari ini pulanglah dengan taksi, aku harus mengantarkan kekasihku" ujar Renjun.

MOIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang