Part 15

7K 701 29
                                    

Haechan menatap pada Eunhyuk dan Donghae sejenak sebelum mendekati orang tuanya. "Pa, aku ingin tinggal di asrama sekolah" ucap Haechan tiba-tiba yang membuat baik Donghae dan Eunhyuk terkejut.

"Sekalipun papa....."

"Boleh" sahut Donghae cepat yang membuat Haechan tertegun.

"Boleh?" Tanya Haechan dan Donghae pun mengangguk membenarkan. "Serius?" Tanya Haechan lagi dan Donghae mengangguk.

"Tapi ..." Ucapan Donghae yang tidak selesai membuat Haechan menatapnya dalam, "saat akhir pekan pulanglah ke rumah meski hanya sehari, beristirahat di rumah sehari saja dalam seminggu" pinta Donghae sembari menatap pada Haechan yang terdiam.

"Aku tidak mau" jawab Haechan pelan yang membuat Donghae dan Eunhyuk terdiam, namun meski begitu mereka tidak mengatakan apapun.

"Baiklah, tidak apa-apa" jawab Donghae berusaha menerima keputusan Haechan. "Besok akan papa urus tentang asramamu" jawab Donghae, Haechan mengangguk sopan lalu kembali tidur di ranjang sebelah Eunhyuk.

Eunhyuk memandang punggung putranya dengan sendu, ia tahu ia tidak berhak memaksa apapun namun mendengar bahwa putranya benar-benar menolak untuk pulang ke rumah sungguh membuat perasaan Eunhyuk sedih.

Haechan hanya butuh waktu, entah untuk berbaikan dengan keluarganya sekarang ataupun nanti yang jelas ia hanya butuh waktu. Haechan baru akan terlelap sebelum Donghae menepuk pundaknya pelan, "ada yang mau papa berikan, bisa bangun sebentar" pinta Donghae dan Haechan akhirnya duduk perlahan sembari bersandar di tepi ranjang.

"Ini" ujar Donghae menyerahkan sebuah kotak pada Haechan.

Haechan menerima sembari membukanya, "handphone lamamu papa sudah tidak melihatnya, jadi papa belikan yang baru" ujar Donghae dan Haechan pun menerimanya dengan perlahan.

"Terima kasih" jawab Haechan pelan.

"Papa sudah memasukkan nomor papa dan mama, kalaupun kau tidak bersedia pulang tolong terima telpon kami meski hanya sekali" ujar Donghae dan Haechan hanya mengangguk pelan.

Donghae tersenyum lalu mengelus kepala Haechan dengan sayang, "tidurlah karena besok kau akan sangat sibuk" ujar Donghae dan Haechan pun hanya menurut.

*********
Yangyang baru saja akan pulang ke asrama selepas mengantar Jaemin, eits...bukan kemauannya tapi karena Haechan yang meminta jadi meski enggan maka akan Yangyang lakukan.

Ckitt

Yangyang memandang bingung pada mobil yang menghadangnya, beberapa orang dengan pakaian resmi lalu keluar dan menatapnya.

"AHJUSSI PINGGIRKAN MOBILMU AKU MAU LEWAT" teriak Yangyang namun orang-orang itu hanya diam dan tidak mau minggir. Karena kesal ia lalu turun dari motornya dan menghampiri mereka, tapi belum apa-apa ia tiba-tiba di serang begitu saja.

"APA-APAAN INI" decak Yangyang kesal, namun ia tetap melawan orang-orang yang menyerangnya. Namun Yangyang hanya sendiri tidak sulit untuk orang-orang itu melumpuhkannya dengan mudah.

Bruk

Yangyang terjatuh dalam keadaan setengah sadar, "lainkali jangan ikut campur dengan urusan bos kami" ujar orang itu yang membuat Yangyang mengerutkan keningnya bingung.

Yangyang hanya mampu meringis pelan, sebelum berusaha untuk bangkit. Ia memegang perutnya yang terasa sangat sakit, ditambah dengan bibirnya yang robek. "bajingan sialan" desis Yangyang kesakitan.

Yangyang meraih handphone miliknya sebelum menghubungi orang kepercayaannya. "Paman Min aku baru diserang oleh beberapa orang, cari dan beri mereka pelajaran" perintah Yangyang.

MOIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang