Assalamualaikum
Warahmatullahi WabarakatuhSelamat Membaca
"BUNDAA! BUN...." teriakan nyaring berasal dari seorang lelaki yang baru saja memasuki rumahnya. Netra hitamnya menelisik setiap sudut tempat, guna menemukan seseorang yang ia panggil tadi.
"Gaffian, pelanin sejarah kamu, Nak!" Nasehat Sandrina keluar dari ruang tengah yang dibatasi spot ruang TV.
Tanpa banyak bicara lagi, cowok itu memeluk Sandrina kuat. "Bun, makasih doanya selama ini." ucapnya semangat.
Cowok itu tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya yang membuncah. Rasanya butuh sesuatu untuk di rayakan.
Kening wanita itu mengenyit, pertanda kebingungan melandanya. Tangannya menepuk punggung kekar putranya. "Ada apa, Gaff?"
Menguraikan pelukannya, Gaffian tersenyum lebar. "Rosa ngasih Gaffian kesempatan, Bun. Kita balikan!" cetusnya.
Bola mata Sandrina bergetar,"Serius?" masih tidak percaya sekaligus speechless.
"Serius, ini semua karena Bunda yang selalu doain Gaffian, makasih Bun. Makasih banyak," ucapnya sembari mencium punggung tangan Sandrina berulang kali.
"Iya-iya. Sejak kapan balikannya?" tanya Sandrina.
"2 jam lalu," sekarang sudah pukul 10 malam. Jadi artinya baru saja terjadi.
"Kalau udah dapat kesempatan kaya gini, jangan di sia-siain, Bunda liatnya Rosa itu pegang prinsipnya." ujar Sandrina menasehati.
"Pasti, Gaffi nggak akan biarin kehilangan Rosa buat kedua kalinya."
"Ya udah-ya udah, sekarang kamu ganti baju, tidur!"
"Gaffi mau ke apartment, temen-temen Gaffian disana sejak pulang sekolah. Gaffi, mau rayain ini."
"Tapi nggak boleh minum-minum, oke?"
"Oke,"
"Oh, iya jangan lupa kasih tau Papa, Gaffian balikan sama Rosa." imbuhnya ketika hendak berbalik meninggalkan rumah mewah berisi gucci-gucci mahal.
Sandrina terkekeh kecil, senangnya melihat senyum putranya lagi. "Iya, Sayang. Hati-hati dijalan ya? Jangan ngebut!" pesannya.
Cup!
"Iya, Bun."
Sandrina menggeleng pelan, "Dasar anak itu, pasti semakin bucin nanti."
***
Tap
Kericuhan obrolan itu terhenti ketika segepok uang jatuh di meja sofa. Keempat cowok itu memelototkan matanya, terkejut.
"Banyak banget," ucap Riko menggeleng heran.
Ciko berdecak kagum,"Habis gesek nih,"
"Beli apapun yang kalian mau beli, habisin uangnya!" titah Gaffian baru saja melepas jaket levisnya dan menyugar rambutnya dengan senyum tak hilang dari tadi.
Reyhan menaikkan satu alisnya, dirinya keheranan dengan tingkah sahabatnya. Padahal dari pagi kacau sekarang sudah terlihat bahagia seakan tidak ada masalah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Mantan
Teen Fiction[ New Version ] Blurb : Seorang lelaki yang dingin, berubah semakin dingin dan semena mena hanya karena seorang gadis. Usahanya untuk kembali lagi bersama membutuhkan perjuangan yang begitu keras. Di saat kesempatan terasa tidak ada. Mulai: 10 Oktob...