Bab. 41

1.3K 71 2
                                    

Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh

Selamat Membaca

Akhirnya bisa update. Ayo semangat komen, Vote.

• Spam komen!

Di dalam warung belakang sekolah, tempat dimana pelarian segeng Gaffian ketika suntuk mengikuti pelajaran kelas. Warung Bu Sri tempat langganan mereka berkumpul. Sekedar menumpang game, tidur, atau main catur.

Dan kali ini sebelum jam istirahat kedua berlangsung masih tersisa 2 jam lagi. Gaffian segengnya gunakan untuk berleha-leha.

Ada Riko dan Ciko yang sibuk game, dimana saja tempatnya mobile legend mainnya. Sedangkan di ujung bangku panjang terdapat tiga cowok tengah duduk disana. Yang satunya makan, dua lainnya sibuk dengan ponsel.

"Bu Sriii! Nambah nasi goreng satu!" seru Bibed, selalu saja makan. Perut serasa karet yang terus melar.

"Iyaaa, Bed!" sahut Bu Sri di dapur dalam.

Reyhan meringis ngilu, cowok itu menggosok telinganya pelan sambil melirik sosok yang baru saja berseru cukup keras.

"Toa!" seloroh Reyhan tatapannya berubah sinis.

Bibed hanya menanggapinya acuh, ia kembali menyiapkan satu mangkok bakso dihadapannya. Cowok satunya yang duduk berhadapan diantara mereka berdua pun tak mau membuang tenaga, ia bersikap acuh.

Pletak

Suara ponsel diletakan pelan masih menimbulkan bunyi. Kepala lelaki itu ditelungkupkan diatas meja yang terdapat kedua tangannya sebagian bantalan.

Reyhan menaikkan pandangannya melihat hal itu. Ia tidak mau menanyakan ada apa pada lelaki itu, karena alasannya pasti sudah ia tahu. Memilih untuk tak peduli, ia kembali menyalakan ponselnya yang menampilkan berbagai macam video video di sebuah aplikasi berwarna merah itu.

Kringgg

"Perasaan baru duduk udah bunyi aja tuh belnya!" ujar Bibed menyuruput es teh.

"Udah satu jam kita disini, satu jam lagi masuk istirahat kedua." timpal Ciko yang mendengar suara Bibed. Rupanya cowok itu tidak sepenuhnya fokus pada permainan yang banyak di gemari remaja sampai dewasa itu.

"Oalah."

"GAFFFIAN DIMANA LO WOI!!" tiba-tiba suara teriakan seseorang menggemparkan warung Bu Sri. Bibed yang memakan satu pentol baksonya nyaris tersedak.

"Setan lo, gila!" Umpat Bibed menekuk kesal wajahnya.

Pemilik nama yang diteriaki barusan mendongakkan kepalanya, dan menegakkan tubuhnya. Seseorang itu berlari cepat menuju deretan salah satu bangku yang Gaffian tempati.

"Lo harus ikut, gue! Situasinya beda!" ucap seseorang itu, tak lain ialah Fero orang suruhan Aron yang kini sudah diketahui si empu.

***

Disebuah kelas 12 IPS 2 begitu ramai di kerubungi siswa-siswi dari kelas-kelas lain. Dua orang insan berbeda gender sedang menjadi tontonan menarik saat ini.

Bagiamana tidak, Albar. Cowok yang bisa dianggap ramah namun tidak begitu ramah. Dengan tingkahnya yang tenang, kalem, sedang berdiri di hadapan seorang gadis bergingsul.

Wajah gadis itu nyaris pucat pasi, jantungnya berdetak kencang. Ia takut dan tidak mau dalam situasi seperti ini. Ia tidak mau melukai siapapun dalam hal ini.

"Bar, lo ngapain sih?!" ucap Rosa sedikit bergetar, ia sudah bereskpekulasi negatif.

"Kaget, gue bisa kaya gini? Sa," jedanya mengambil nafas pelan.

Sang Mantan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang