Bab 8

5.2K 297 1
                                    

Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarokatuh

Selamat Membaca

"Masak apa ya?" tanya gadis itu pada diri sendiri. Ia menguncir rambutnya, lantas membuka kulkas.

"Ada sayur kol, ada ayam, lumayan ada lainnya." gumamnya.

Ia lantas memasak untuk lima remaja yang masih lelap tertidur. Ia terbangun waktu adzan subuh, lantas bergegas untuk sholat subuh dan untung di lemari Gaffian masih ada mukena yang lelaki itu beli untuk dirinya, dulu ketika masih bersama.

Ia tengah memasukkan sayur kol di dalam mangkok kaca yang khusus buat masak. Tau?

Setelah itu seraya menunggu soup matang, ia mengambil ayam dan tepung ia akan membuat ayam crispy dengan sambal tomat. Gaffian tidak suka sambal terasi, karena baunya.

Gadis itu mencicipi soupnya dan rasanya pas. Setelahnya ia fokus pada ayamnya. Ia melakukan 2 kali tahap celup basah agar benar benar crispy.

"Apalagi ya?" gumam Rosa. Tak sadar jika ada tepung yang tertempel di wajahnya.

"Oh iya, tadi aku lihat tempe."
ucapnya lagi.

Ia mengambil tempe di kulkas lantas membuatnya crispy seperti ayam tapi tanpa tepung.

***

Ketika masuk ke dalam kamar, gadis itu masih dapat melihat jika kelima remaja itu tertidur.

Ia lantas berjalan menuju Reyhan, ia menepuk lengannya. Tak lama Reyhan membuka matanya. "Hem?"
dehemnya.

"Bangun, ayo makan. Udah Mau jam 8 " ucap Rosa. Ia tadi masak jam 5 pagi dan memang dia cukup lama jika memasak.

"Okey." sahutnya dengan suara serak khas.

Ia berjalan ke arah Gaffian yang masih tidur, ia bimbang ketika mendekat tapi ia harus membangunkan. Benar, tadi malam Gaffian kembali mengigau dirinya.

Ia menepuk nepuk pipi Gaffian, mata itu masih tertidur. Selimut tampak berserak di bawah.

Untung hari ini Minggu, jadi mereka tidak sekolah."Bangun." ucap Rosa. Mengambil selimut di bawah.

Lalu melipat panjang, agak susah sebab tebal. Setelah itu meletakan di pojok kasur.

"Gaff, bangun udah siang ini "ucap Rosa biasa, menatap Gaffian masih tertidur lelap. Tampak sekali raut lelah,"Haaaa? "Rosa tak percaya.

Tangan Gaffian ada darah, dan ada luka seperti terkena pecahan beling. Atau? Jangan jangan pecahan kaca di lantai kamar tadi malam.

"Ya Allah."

Mengambil baskom dan sapu tangan.
Sebenarnya kurang paham, mengenai luka luka ini.

Namun, ia merasa harus di sapu dengan air supaya tidak menjadi infeksi dengan luka yang bermalam.

Ketika menyapu luka Gaffian laki laki tidak terganggu sekalipun. Tapi, lama kelamaan ia merasa ada suara ringisan.

Itu dari Gaffian, tapi matanya terpejam. "Rosa?" panggil laki laki yang terpejam, rupanya tidak sadar.

"Rosa." gumam Gaffian, lalu perlahan matanya terbuka pelan.

Sang Mantan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang