Bab 44

1.4K 67 3
                                    

Assalamu'alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh

Selamat Membaca

Satu sekolahan kini gempar disebabkan moment yang amat sangat tidak bisa dipercaya hanya dengan mata dan telinga. Rasanya masih saja terasa kurang.

Bisik-bisik dari murid-murid sekolahan pun semakin terdengar. Dan jelas sekali terlihat, disepanjang lorong koridor. Belum lagi ia mendengar penjelasan dari Gaffian tentang siapa, Fero. Sebab kekasihnya itu akan mengatakan dilain waktu, meskipun Rosa sempat kekeuh ingin tahu sekarang. Akhirnya gadis itu mengiyakan.

"Apa sih, yang kalian liat?! 15 menit kelas masuk! Bubar-bubar!" sentakan kecil itu berasal dari gadis berseragam rapuh beralmamater abu-abu garis putih. Dengan lambang sekolah disisi kiri dada. Dia, Angel.

"Wuuuuu!"

"Cieee, balikkan!"

Riuh-riuh gelak godaan itu semakin jelas terdengar. Rosa hanya bisa mendengus kesal. Sudah dibilang, apapun yang berkaitan dengan murid famous disekolah ini seperti Gaffian. Pasti akan ada banyak sorot mata yang tertuju.

Angel dan Sella cukup terhibur dengan kekesalan sahabatnya. "Udah sabarin, aja."

"Itung-itung dosa lo berkurang mereka gosip!" timpal Angel menggoda Rosa dengan alis yang naik-turun. Gadis beralmamater itu mendelik dengan ucapannya. Ia bergegas masuk ke kelas meninggalkan sahabat-sahabatnya yang sengaja ia tinggal.

"Ih, jangan ngambek gitu, Sa." ucap Angel merangkul bahunya.

"Habisnya lo berdua sama aja, mending diem aja." balas Rosa.

Sella terkekeh kecil, gadis yang tak kalah cantik itu mengeratkan tasnya. "Ceritain dong, gimana bisa semobil! Atau jangan-jangan bener kata mereka kalau kalian itu balikkan?!"

"Nggak mau tau lo harus jelasin ke kita berdua!" disetujui Angel yang mengangguk.

Berpisah di parkiran itu permintaan Rosa. Baru keluar dari mobil saja semua mata tertuju padanya dan berbisik-bisik. Itu sangat menganggu aktivitasnya nanti.

Untungnya Gaffian menerimanya dengan baik, meskipun sedikit negosiasi dari cowok itu. Tapi Rosa tetap tidak mau.

Rosa sebenarnya malu, tapi gadis itu juga harus tegas kalau tidak orang-orang pasti semakin gencar menggosip.

***

Jam istirahat kali ini Rosa sudah berada di ruang OSIS bersama ketua OSIS. Albar, kapten futsal itu terlihat serius dengan apa yang dia baca. Hingga kedatangan Rosa saja tidak disadari.

"Bar," panggilnya.

Tak lama netra mereka bersinggungan. "Yang lainnya belum kesini, ya, Bar?" tanya Rosa, duduk tak jauh dari cowok itu.

"Hem, bentar lagi datang. Mungkin mereka lagi jajan." Kembali menundukkan kepalanya dan membaca lagi dokumen yang diberikan Rosa kemarin.

"Udah bener semua kan, Sa, soal data keuangan OSIS?" Cowok itu menatap si empu yang ternyata tengah mengikat rambutnya. Untuk sejenak, Albar terpana akan pesona dari gadis yang menjadi partnernya.

Sang Mantan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang