Bab 35

1.5K 66 7
                                    

Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh

Selamat Membaca

Akhirnya setelah lamanya bisa update yey, makasih ya 100k viewnya.

Boleh tidak, ia meminta waktu berhenti sebentar. Apa yang ia lihat dengan mata buram ini tampak membuncah dihatinya, perutnya serasa ada kupu kupu terbang.

Begitu membahagiakan sampai sampai rasanya ingin waktu berhenti dan berpihak pada dirinya.

"Aku tau kamu udah bangun!" seruan itu lantas sedikit menghentakkan pikiran dan penglihatannya. Sedetik kemudian ia mengenyit sembari meringis sebab pusing tiba tiba melandanya.

Ia memegang sisi kepalanya sedikit memijatnya. "Jadi, bukan mimpi?" gumamnya.

"Nih, minum air putih dulu." ujar seseorang memberikan segelas air putih didepan wajahnya yang masih terlihat menghempaskan rasa nyeri.

"Cepetan bangun! Setengah jam lagi gerbang sekolah ditutup, jangan bikin gue telat karena lo." sambungnya dengan posisi sama.

Dengan tangan ragu Gaffian menerima air putih itu lalu menenggaknya sampai habis. Ia kembali menyerahkan gelas kaca bening pada si empu yang setia berdiri dengan menatapnya. Gaffian yang ditatap seperti itu seketika seperti orang bodoh. Tidak tahu harus apa, ia benar-benar konyol.

Jantung Gaffian berdegup kencang bersamaan dengan tubuhnya yang mundur tiba tiba. "Ingat, 30 menit harus sudah siap!" ujar orang itu, tak lain ialah Rosa. Gadis itu berbicara dengan mencondongkan tubuhnya dibarengi gerakan membungkuk sembari menunjuk jam tangannya.

Hal itu lah yang menjadi sebab Gaffian hampir jantungan.

Siluet seorang gadis membuka gorden balkonnya itu juga bukan mimpi. Rosa, benar benar melakukan itu untuknya. Terus kenapa gadisnya itu ada di kamarnya sepagi ini?

Hap

"Kamu kenapa bisa di kamarku?" tanya Gaffian dengan bodoh. Masih menahan pergelangan tangan mulus mantannya.

"Kamar? Ya ini kamar, tapi bukan di rumah lebih tepat sih apart." jelas Rosa.

Alis Gaffian menukik,"Kok bisa?" Ia menatap sekelilingnya, iya benar, apart.

"Situ mabuk!"

Bola mata Gaffian membulat lebar. Pupil matanya melebar. Pertanda baru saja teringat.

"Kam--"

"5 menit berlalu Gaffian!" peringat Rosa sontak lelaki itu melepaskan cekalannya dan berlari menuju kamar mandinya.

***

Rosa menyenderkan tubuhnya pada pintu apartemen yang terbuka. "Gaff, kalau masih lama gue duluan, ya?"

"Nggak, kok!" sahutnya dengan suara lantang dari dalam kamarnya. Sedikit membuat gadis itu terkejut.

Tak lama seorang lelaki keluar dari dalam kamar dengan seragam lengkap melekat rapih. Tidak seperti biasanya.

Rosa menegakkan tubuhnya kembali setelah mendapati sosok tinggi nan tampan itu. "Soal alat tulisnya gue udah cari tapi nggak ada,"

"Itu gampang, makasih... Udah siapin seragamnya." ujar Gaffian tak bisa menyembunyikan semburat merah bersemu malu dengan iringan jantung yang berdetak lebih cepat. Sungguh menyebalkan, tapi ia senang merasakannya.

Sang Mantan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang