Bab 22

2.7K 144 9
                                    

Assalamualaikum
Warahmatullahi wabarokatuh

Selamat Membaca

Brak

Nampaknya ada kekesalan yang begitu dalam di diri Gaffian. Iya, bagaimana tidak. Kehadiran Mesya membuat kebersamaan yang ia ciptakan hancur begitu dengan Rosa.

"Sialan!" Marah Gaffian. Menarik keras rambutnya yang belum di potong.

Gaffian tak henti hentinya mengumpati gadis itu. Ia merusak semua benda benda di jangkauannya. Iya, dirinya lelah memikirkan cara apalagi untuk bisa mendapati hati gadis itu. Gadis satu satunya yang berhasil membuat dirinya gila seperti ini.

Memporak porandakan seluruh hatinya. Pandangannya pun tertuju hanya untuk Rosa. Entah apa yang dimiliki gadis itu sampai sampai dirinya tergila gila. Atau, sifat penyayangnya? Kelembutannya? Apapun itu Gaffian suka pada diri gadisnya.

Ia akui dirinya terlalu bodoh. Selalu cemburu terhadap apapun yang di lakukan gadis itu. Selalu curiga jika lama membalas pesannya. Selalu marah marah jika melihatnya berjalan atau sekedar sapa menyapa dengan teman cowok sekolahnya.

Brukkk

Gaffian melemparkan tubuhnya begitu saja pada sofa usang yang berada di rooftop tempat segengnya berkumpul.

"Gue gak bisa terus terusan nyiksa hati gue. Lihat lo jalan aja sama Albar gue udah panas! Gue gak bisa," Gaffian meraup wajahnya gusar.

***

Sregg

Mata itu membola dengan leher yang tercekik. Dirinya kesusahan bernafas.

"Sialan! Gue bunuh lo!" desis tajam seseorang yang mencekiknya.

Gadis itu menggelengkan kepalanya dengan mata yang masih membola.

"Ja--jangan. Tolong--aaargh!"

Seseorang itu menatap sinis pada gadis yang tengah di cekiknya. "Kenapa lo datang dan berulah? Gue diem karena gue nahan diri buat gak bunuh lo! Tapi, rupanya lo sendiri yang mau gue bunuh!"

"Kan? Haha, mati lo." ia semakin mencekiknya sampai sampai bisa ia lihat wajahnya memerah bertambah memerah.

Kepuasan rasanya ada pada diri orang itu. Melihat gadis itu menderita.

BRAK

"GAFF! STOP! LO JANGAN BUNUH ORANG!'

Dua pasang tangan rasanya tak bisa melerai betapa kencangnya Gaffian mencekik gadis itu.

"Gaff, lepasin tangan lo!" ujar Ciko panik.

"Iya, Gaff. Lo mau masuk penjara?!" sahut Bibed lebih tampak takut.

Rupanya Gaffian sangat menakutkan.

PAK

"WOY!"

"Bajingan!" umpat Bibed pada Riko yang baru saja menepuk bahunya keras.

Dilihat, ketiga sahabatnya menertawakannya. Bibed mendengus, reaksinya.

"Lagian ngapain sih, bengong siang siang gini?" tanya Reyhan.

Bibed menghela nafas,"Gue ngebayangin seseram itu Gaffian kalau marah. Gue bayangin Gaffian cekik Mesya!"

Gelak tawa terdengar nyaring di rooftop,"Bwahahaha!"

"Lo ngapain, haha. Nggak ada kerjaan banget!" ujar Riko tertawa keras.

"Ya namanya juga ngebayangin!" ujar Bibed sewot.

Sang Mantan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang