Bab. 28

2.5K 102 13
                                    

Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh

Selamat Membaca

"Lo bisa berhenti liatin gue gak sih?!" ucap Rosa dengan nada kesal. Seperti yang gadis itu katakan, lelaki disampingnya itu menatapnya secara jelas sekali. Padahal ada beberapa teman anggota osis lainnya.

Apa laki-laki itu tak waras? Ia pikir terdapat kesalahan pada otaknya.

"Bisa!" ucap Albar. Laki-laki itu memberikan senyum manisnya pada gadis disebelahnya. Tapi entah kenapa senyum itu tampak memuakkan dimata Rosa.

Farel menatap jengah pada ketua Osis itu. Ia berdiri diambang pintu Osis. "Biasa aja kali liatnya."

Albar menolehkan matanya melirik, laki-laki yang berdiri memakai seragam Osis. "Ngapain disana?"

"Terserah gue lah! Orang gue juga bayar ini sekolah!" sewotnya. Rosa menggeleng geleng melihatnya.

"Ada perlu apa, Rel?" tanya Rosa.

Tarikan senyumnya mengembang,"Gue mau ajak lo istirahat. Udah 5 menit lalu, tapi lo gak keluar juga."

"Lo nggak liat, kita semua lagi nyelesaiin proposal." sahut Albar.

"Mana gue tahu, gue mah fokusnya cuma sama Rosa aja." menggendikan bahunya.

Mata gadis itu lari mencari jam dinding,"Nggak istirahat dulu Bar? Kasihan yang lainnya kalau mau makan udah jam istirahat juga kan."

"Oke! Kalian semua boleh istirahat, 20 menit lagi balik ruang Osis." titah Albar sontak semuanya berseru semangat.

Tak mau berlama-lama Farel langsung menarik tangan gadis itu membawanya keluar menuju kantin.

Hal itu terlalu cepat, Albar belum siap menariknya. "Awas lo anak baru!"

***

Rosa melepaskan tangannya dari genggaman Farel. Langkah mereka pun ikut terhenti. "Kenapa dilepas Sa?"

"Kenapa dilepas Sa!" sembari meniru menyenye laki-laki itu. Rosa mendengus setelahnya.

Farel terkekeh ringan, membawa tangannya meregangkan otot yang mendadak terasa kaku. "Gue minta maaf kalau lo kesel gara gara itu."

"Gue mau ke kantin sama temen-temen gue, sana pergi dulu." usir Rosa.

"Gue temen lo juga, lupa apa gimana ha?" ucap Farel.

"Gue ada urusan bentar sama Sella, Angel, lagian nanti juga ketemu." kata Rosa sabar.

"Hah! Ya udah terserah lo." Farel melenggang pergi meninggalkan keterdiaman gadis itu.

"Dih, ngambek dia?" gumamnya bertanya.

Suara notifikasi pada saku depannya membuat Rosa beralih.

Gaffian

Jadi kesini?

Pokoknya nggak minum obat kalau kamu nggak datang 🙂

Ia membuang nafas berusaha menyabarkan dirinya.

"SA!" teriakan itu sampai pada Rosa. Ia menemukan dua sahabatnya berlari kecil.

"Baru aja gue mau nyari kalian." Memasukkan kembali ponselnya pada saku depan.

Sang Mantan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang