6. Pekerjaan Baru

5K 417 0
                                    

Jangan lupa vote, ya!

Happy Reading

***

"Jadi hari ini lo kerja di tempat yang gue usulin?" tanya Eza kepada Haiden yang berjalan di sampingnya.

Saat ini keduanya sedang berjalan menyebrangi lapangan indoor menuju parkiran karena pembelajar di sekolah memang sudah selesai.

"Jadi, Za," jawab Haiden.

Hari ini Haiden memang akan mulai bekerja di tempat yang baru, beruntung Eza memberitahunya karena tempat kerjanya yang lama masih tutup entah sampai kapan.

"Oke, gue anterin."

Haiden sebenarnya menolak ajakan Eza untuk pergi bersama ke tempat kerjanya yang baru, tetapi Eza tetaplah Eza, sosok yang agak keras kepala dan terkadang selalu memaksa. Akhirnya Haiden pun mengikuti kemauan Eza.

Beruntung hari ini tidak ada latihan ekskul bagi keduanya karena menurut informasi yang Jason berikan di grup, hari ini ia tidak bisa datang untuk melatih dengan alasan ada acara dadakan di kampusnya.

Meskipun begitu, Jasin memerintahkan anak muridnya untuk berlatih tanpa dirinya. Yang lain memang berlatih, tetapi Haiden dan Eza memilih untuk kabur. Sudah dikatakan bukan jika Haiden lebih memilih untuk bekerja supaya dia bisa makan? Sementara Eza beralasan ingin mengantar teman dekatnya itu.

"Padahal lo latihan basket aja di sekolah, Za!" ucap Haiden agak berteriak supaya Eza yang sedang mengendarai motor mendengarnya.

"Kali-kali bolos dulu, gue lagi males!" jawab Eza dengan berteriak juga.

Eza tidak peduli jika hari ini ia harus bolos dari latihannya, ia memang sedang malas. Eza juga tidak peduli jika ada teman satu ekskulnya yang melapor kepada Jason nanti, biarlah itu urusan belakangan.

Setelah menempuh kurang lebih 20 menit dari sekolah ke tempat kerja Haiden yang baru, akhirnya mereka berdua pun sampai.

Haiden turun dari boncengan Eza, ia menatap ke sekeliling sebuah kafe yang akan menjadi tempat bekerjanya.

Kafe tersebut sangatlah indah dilihat dari sudut parkiran motor, banyak tanaman-tanaman hias yang sengaja disimpan di berbagai sisi luar kafe, menjadikan kafe itu enak dipandang.

"Ayo masuk," ajak Eza setelah ia mengunci motornya dengan benar.

Haiden dan Eza pun berjalan berdampingan memasuki area kafe tersebut.

Begitu mereka mulai memasuki area kafe, mereka berdua langsung disambut dengan ruangan minimalis yang dihiasi lampu dan tanaman gantung seakan menambah kesan teduh dan homey. Nuansa kafe yang Instagramable jadi daya tarik utama tempat ini, Haiden tersenyum melihatnya. Mungkin ia akan betah bekerja di sini.

Ada dua spot yang berbeda di dalam kafe tersebut, yakni area dalam dengan tema serba putih dan area ‘terbuka’ dengan konsep scandinavian yang sangat kental terasa. Kafe ini sangat cocok didatangi para remaja seusia Haiden dan Eza, atau bahkan anak muda lainnya.

"Halo, Bang!" sapa Eza begitu ia melihat seseorang yang sangat dikenalnya.

Orang yang merasa disapa itu pun mendongakkan kepalanya, lalu ia tersenyum ketika tahu siapa yang memanggilnya.

HAIDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang