34. Hasil

3.4K 312 22
                                    

Jangan lupa vote dan komennya, ya...

Happy Reading

***

Seminggu sudah berlalu, dan tepat hari ini hasil tes DNA antara Anto dan Haiden akan keluar. Seperti janji Anto seminggu yang lalu, ia sendiri yang akan mengambil hasilnya ke rumah sakit. Anto juga sudah mengabarkan kepada Johan, ia akan datang ke rumah Johan.

Seluruh anggota keluarga Adibrata sudah berkumpul di ruang tengah rumah mereka, termasuk Haiden. Kebetulan sekali hari ini adalah hari libur, sehingga mereka semua bisa berkumpul. Rendra yang berprofesi sebagai dokter pun sengaja mengambil cuti hari ini.

Johan, Agatha, Rendra, Jason, Nathan, dan Haiden, mereka tidak saling berbicara, mereka sibuk dengan pikiran dan perasaan masing-masing. Sejujurnya mereka semua tidak mau kehilangan Haiden, karena mereka sudah menganggap Haiden bagian dari keluarga mereka, termasuk Nathan yang selalu bersikap sarkas kepada Haiden.

Mengenai hubungan mereka dengan Haiden, mereka sudah meminta maaf karena beberapa hari ke belakang mereka sudah bersikap cuek dan Haiden mengerti akan hal itu.

Ting ... nong ....

Suara bel berbunyi membuat mereka tersadar dari lamunan masing-masing.

Johan yang sejak tadi duduk di samping Agatha pun langsung bangkit berdiri, berniat untuk membukakan pintu. Ia yakin yang datang adalah Anto, karena beberapa menit yang lalu pria itu mengabarkan sudah dekat dengan rumahnya.

Benar saja, begitu Johan membuka pintu rumahnya, terlihat Anto beserta istri dan anaknya dengan senyum yang lebar.

"Silakan masuk," ucap Johan mempersilakan tamunya masuk.

Anto, Almira, dan Dave menjabat satu-satu tangan keluarga Johan, lalu setelah itu mereka pun dipersilakan untuk duduk.

"Wah ... hari yang sangat cerah, ya," ujar Anto tanpa menghilangkan senyum sambil melihat satu per satu ekspresi yang ditunjukkan keluarga Adibrata.

Ekspresi yang ditunjukkan mereka sangatlah berbeda.

"Hasil tes DNA yang saya lakukan seminggu lalu bersama Haiden sudah keluar," ucap Anto lagi.

"Langsung ke intinya aja, Pa," celetuk Dave yang duduk di sebelah kanan Anto, sementara di sebelah kiri Anto ada Almira.

Nathan langsung mendelik begitu Dave bersuara.

"Baiklah," jawab Anto. Lalu, pria itu mengeluarkan sebuah amplop berlogokan rumah sakit tempat ia melakukan tes DNA.

"Amplop ini masih disegel, saya belum membukanya," kata Anto sambil menunjukkan baha benar amplop tersebut belum dibuka. "Silakan, Pak Johan. Anda saja yang membukanya."

Johan pun menerima amplop itu, sebelum membukanya ia menatap wajah istri dan anaknya satu per satu, setelah itu ia menatap amplop yang berada di tangannya.

Jahat memang jika ia berdoa hasil tes DNA Anto dan Haiden tidak cocok, karena dari dalam lubuk hatinya Johan masih ingin bersama dengan Haiden, meskipun anak itu bukanlah anak kandungnya.

Perlahan namun pasti, Johan mulai membuka perekat dari amplop tersebut. Ia menghela napas saat sebuah surat berhasil ia keluarkan dari dalam amplop.

Johan membuka surat tersebut, membaca dari awal kalimat hingga ia menemukan persenan angka dan sebuah kalimat di bawahnya.

Hasil kecocokan antara saudara Antonio Daraga dengan saudara Haiden Ganga adalah 98%. Hal itu menunjukkan bahwa benar saudara Antonio Daraga adalah ayah biologis dari saudara Haiden Ganga.

Begitulah kalimat yang Johan baca, ia kembali menghela napas. Agatha dan keempat anaknya pun penasaran isi dari hasil tersebut, apa lagi setelah melihat reaksi dari Johan.

"Bagaimana, Pak Johan?" tanya Anto. Meskipun penasaran pria itu tetap optimis bahwa hasilnya akan membuat dirinya senang.

"Haiden anak kandung pak Anto," ucap Johan, ia tidak menatap Anto melainkan kembali menatap satu per satu anggota keluarganya.

Agatha, Rendra, Jason, dan Nathan terlihat lemas mendengar fakta tersebut, sementara Haiden bingung dengan perasaannya. Ia ikut sedih melihat reaksi dari keluarga angkatnya, tetapi ia juga tidak menutupi kebahagiannya bahwa ia bisa bertemu dengan keluarga kandungnya.

Berbeda dengan rekasi Agatha, Almira langsung bangkit berdiri dan memeluk Haiden dengan erat.

"Akhirnya, Sayang. Mama bisa ketemu sama kamu, maafin Mama yang terlambat buat nemuin kamu, ya," ucap Almira sambil memeluk Haiden, air matanya pun jatuh.

Setelah Almira melepaskan pelukannya, giliran Anto yang memeluk Haiden.

"Maafkan Papa juga, Haiden," ujar Anto.

"Ternyata gue punya adik," celetuk Dave, ia tersenyum tipis lalu menghampiri Haiden yang masih dirangkul oleh Anto.

"Gue seneng ternyata gue punya adik, gue gak bakalan kesepian lagi." Dave menepuk bahu Haiden, lalu mengusap kepalanya.

Melihat kegiatan yang dilakukan oleh Anto dan keluarga kecilnya, Johan hanya bisa berdoa dalam hati untuk selalu membuat Haiden bahahia. Sungguh ia sangat menyayangi anak itu.

"Gimana Haiden, kita pulang ke rumah Papa hari ini?" tanya Anto.

Haiden terdiam sejenak, ia menatap Anto, Almira, dan Dave yang berstatus sebagai keluarga kandungnya. Lalu matanya menatap keluarga angkatnya.

Johan, Agatha, dan Rendra tersenyum tulus saat Haiden menatap mereka, sementara Jason dan Nathan hanya memalingkan pandangannya. Mereka berdua seperti tidak mau menatap Haiden.

"Izinin Haiden buat tinggal sehari aja sama Ayah dan lainnya," ucap Haiden.

Anto tentu saja mengizinkan, begitu juga dengan Johan. Dan malam itu Anto beserta istri dan anaknya pun pulang dengan rasa kebahagiaan tentunya, meskipun Haiden meminta izin untuk tinggal sehari bersama Johan dan keluarganya.

Bersambung ....

Semoga masih ada yang nunggu cerita ini, ya. 😄

Lanjut gak nih?

HAIDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang