Jangan lupa vote, ya
Jangan jadi siders plissHappy Reading
***
Hari ini Johan sengaja mengumpulkan anggota keluarganya untuk berkumpul di ruang keluarga, termasuk Agatha—istrinya.
Ketiga anaknya pun sudah bersiap diri untuk mendengarkan pembicaraan apa yang akan dibicarakan oleh kedua orang tuanya itu.
Iya, Johan memang memiliki tiga anak dan mereka semua adalah laki-laki.
Nathan, si anak bungsu sudah pernah diceritakan sebelumnya. Ia duduk sambil bermain ponsel dengan santainya tanpa penasaran apa yang akan dibahas malam ini bersama keluarganya.
Jason, si anak kedua itu berbeda dengan Nathan yang tak peduli, ia terlihat sangat antusias malam ini meskipun belum tahu alasan Johan dan Agatha menyuruhnya untuk berkumpul. Namun, di dalam hati dan pikirannya Jason berharap kedua orang tuanya akan membahas sesuai ekspetasinya.
Dan yang terakhir si sulung, Rendra. Masih ingat Rendra? Iya, dia seorang dokter sekaligus pemilik kafe di mana Haiden bekerja paruh waktu, Rendra memang merupakan anak sulung keluarga Adibrata.
Mari kita bahas sedikit tentang keluarga Adibrata ini.
Adibrata merupakan nama keluarga yang disandang oleh Johan. Nama itu sudah turun-menurun dari zaman dahulu. Nama Adibrata juga sudah tidak asing bagi orang-orang yang mengenalnya, terutama bagi orang-orang yang memiliki perusahaan manufaktur—bidang perusahaan yang juga ditekuni oleh Adibrata's Group.
Memiliki perusahaan yang namanya sudah besar tidak membuat keluarga itu menjadi sombong, mereka terkenal dengan sikap dermawannya. Banyak orang-orang yang sudah dibantu oleh keluarga itu, termasuk panti asuhan dan perusahaan-perusahaan kecil atau perusahaan yang hampir gulung tikar. Semua orang tentu senang mengenal keluarga Adibrata.
Sedikit saja pembahasan mengenai keluarga Adibrata dan usahanya. Mari kita kembali ke waktu di mana keluarga tersebut yang akan membahas hal serius.
"Mau bicarain apa, Yah?" tanya Rendra memulai pembicaraan karena kedua orang tuanya sejak 5 menit yang lalu hanya diam.
"Ayah akan mulai bicara kalau Nathan simpan ponselnya," jawab Johan, melihat ke arah anak bungsunya itu.
Nathan yang merasa namanya disebut pun mendongak. Ia kaget melihat seluruh mata mengarah kepada dirinya.
"Kenapa?" tanyanya dengan polos.
"Simpen dulu HPnya, Ayah mau bicara," kata Jason. Jason ini memang terkenal dingin dan cuek di luaran sana, bahkan banyak orang bilang Jason ini sangat datar, tetapi jika bersama anggota keluargnya sifat dingin, cuek, dan datarnya itu ia hempaskan.
Nathan pun menurut, ia menyimpan ponsel di kantung celananya setelah memastikan ponsel itu terkunci.
Baiklah, sepertinya semua sudah siap untuk mendengarkan pembicaraan Johan. Pria paruh baya itu pun menghela napasnya sejenak, karena pembahasan kali ini dirasa cukup berat.
"Ayah sama Bunda sayang banget sama kalian. Kalian tau itu, 'kan?" tanya Johan sambil menatap ketiga anaknya satu per satu. Mereka bertiga pun mengangguk.
"To the point aja, Yah. Rendra udah penasaran," kata Rendra yang memang tidak terlalu suka berbasa-basi.
"Oke, Ayah akan langsung pada intinya," ujar Joha, ia melirik ke arah Agatha yang berada di sampingnya dan wanita itu membalasnya dengan senyuman.
"Ayah sama Bunda memutuskan untuk mengangkat seseorang sebagai anak kami berdua, dan akan menjadi saudara kalian juga."
Tentu saja penjelasan Johan itu membuat Nathan dan Rendra terkejut, karena tidak ada hujan, tidak ada angin, secara tiba-tiba orang tua mereka ingin mengadopsi anak. Apakah tidak cukup anaknya hanya mereka saja? Itulah yang ada dipikiran Rendra dan Nathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAIDEN
FanfictionTerkadang Haiden merasa nasibnya selalu tidak beruntung, mulai dari dirinya yang hidup sebatang kara sampai dia sendiri pun tidak tahu dari mana ia berasal. Hingga akhirnya ia bertemu dengan keluarga yang sangat kaya raya dan ingin mengangkatnya seb...