21. Perhatian Kecil

4.3K 397 15
                                    

Jangan lupa vote dan komen, ya!

Happy Reading

***

Sudah dua bulan Haiden tinggal bersama keluarga Adibrata, selama itulah Haiden merasa hidupnya berubah sangat drastis, yang awalnya Haiden harus bekerja keras mencari uang untuk kebutuhan sehari-harinya, sekarang ia tidak perlu berusaha keras seperti dulu. Makan tinggal makan, uang saku juga selalu diberikan oleh Johan setiap harinya.

Kaki Haiden yang sempat terkilir dan harus menggunakan tongkat saat berjalan pun kini sudah pulih kembali, meskipun masih ada rasa ngilu jika digerakkan pada bagian yang terkilir.

Hanya satu yang tidak berubah sejak awal, yaitu sikap Nathan terhadap dirinya. Ketika Jason dan Rendra menerima ia sebagai adik angkatnya, berbeda dengan Nathan yang sejak awal memang tidak menyukai dirinya.

Seperti saat ini, Haiden dan Nathan sedang berada di toko kue milik Agatha. Mereka berdua memang sedang libur sekolah, dan Agatha menyuruhnya untuk membantu sang bunda menjaga toko kuenya karena beberapa karyawannya sengaja diliburkan oleh Agatha.

Sejak tadi Nathan terus menatap sinis ke arah Haiden yang sedang melayani pelanggan dengan senyum ramahnya hingga membuat para pelanggan senang dilayani orang seperti Haiden. Yang Nathan tidak suka adalah ketika Agatha selalu memuji Haiden.

"Keren banget anak Bunda, bikin pelanggan pada seneng." Itulah perkataan Agatha kepada Haiden yang membuat Nathan terlihat muak. Sementara Nathan sendiri hanya duduk di depan kasir yang hanya menerima transaksi dari pelanggan saja.

"Haiden, Nathan, kita makan siang dulu yuk, Nak," ajak Agatha sambil membawakan beberapa kantung plastik berlogo huruf 'M' yang ia pesan melalui aplikasi online.

Wajah Nathan yang sejak tadi merengut pun tiba-tiba berubah menjadi sangat berseri. Ia memang merasakan lapar sejak tadi dan berjalan mendekati Agatha yang sedang menyusun makanan di atas meja.

"Haiden, ayo sini makan dulu." Agatha memanggil Haiden kembali karena anak itu masih diam di tempatnya untuk melayani pelanggan yang baru datang.

"Mas Haiden, biar saya saja. Lebih baik Mas makan dulu," ucap mbak Laila, salah satu karyawan Agatha yang hari ini tidak mengambil hari libur.

Haiden pun mengangguk patuh, bohong jika dia tidak merasakan lapar. Maka dari itu ia juga langsung menghampiri Agatha dan Nathan yang sudah siap meyantap makanannya.

"Eetss ... cuci tangan dulu!" titah Agatah kepada Haiden ketika baru saja Haiden akan mendudukan diri di bangku.

"Oh iya, lupa," jawab Haiden sambil menggaruk kepalanya. Segera Haiden pun pergi ke arah wastafel yang tidak jauh dari arah meja.

Setelah selesai dengan urusannya, Haiden pun kembali mendekati meja untuk makan.

Mereka bertiga makan dalam keheningan karena Johan dan Agatha sebenarnya selalu mengajarkan anak-anaknya untuk tidak berbicara saat makan.

"Uhuukk ... uhhukk ...."

Tiba-tiba Haiden terbatuk ketia ia akan menelan crispy dari ayam miliknnya.

Agatha panik saat melihat Haiden terus terbatuk sampai mukanya memerah, bahkan wanita itu langsung berlari ke arah dispenser untuk mengambil air minum. Saking paniknya Agatha tidak sadar bahwa di atas meja tempat mereka makan itu sudah tersedia segelas air mineral, milik Nathan.

"Pelan kalau makan!" Nathan berucap agak keras, tetapi tangannya sambil menggeser segelas air mineral miliknya.

Haiden pun mencoba untuk menetralkan rasa gatal di tenggorokannya dengan meminum air. Rasanya sangat lega saat air itu mengaliri tenggorokannya yang tadi sangat terasa perih dan sakit.

HAIDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang