32. Undangan 2

3.4K 353 46
                                    

Jangan lupa vote dan komen, ya!

Happy Reading

***

"Wajah Haiden sama seperti Mas Anto zaman muda."

Celetukan Almira--istri dari Anto--membuat semua orang kembali terdiam. Dan suasana yang tegang semakin tegang begitu sebuah kalimat keluar dari mulut wanita itu.

"Maksud Anda?" Kali ini Agatha yang bertanya, raut wajahnya sudah tidak enak.

Almira tersenyum dengan santai. "Iya, Haiden ini mirip sama suami saya pas muda dulu, Tha," jawab Almira.

"Ada bukti kalau Haiden mirip dengan Om Anto zaman muda, Tan?" tanya Rendra.

"Ngapain pake bukti segala, gimana kalau kita langsung tes DNA aja. Siapa tau Haiden anak kandung Mama sama Papa, dan adik kandung gue."

Brak.

Nathan yang sejak tadi menahan kesal pun semakin kesal saat Dave--anak dari Anto dan Almira--berkata seperti tadi.

"Maksud lo apa ngomong kayak gitu!?" tanya Nathan dengan suara yang agak keras, hampir berteriak tepatnya.

Agatha mengusap lembut lengan Nathan, mencoba untuk menenangkan anaknya itu agar tidak terbawa emosi. Sebenarnya Agatha juga bingung mengapa pembahasan mereka bisa sampai sejauh ini. Agatha pikir mereka hanya akan membahas tentang pekerjaan, mengingat perusahaan suaminya akan bekerja sama dengan perusahaan Anto.

Sementara di sisi lain Haiden terdiam dengan pikirannya sendiri. Apakah benar jika dirinya mirip dengan Anto? Jika iya, itu tandanya Anto adalah ayah kandungnya, bukan?

"Lakukan saja." Johan tiba-tiba berbicara membuat atensi semua orang melihat ke arahnya.

"Yah?" gumam Jason dan Nathan hampir bersamaan.

"Lakukan apa, Yah?" tanya Rendra meminta sang ayah untuk menjelaskan maksud dari perkataannya.

"Lakukan tes DNA itu jika pak Anto dan keluarga penasaran," ucap Johan, membuat Anto diam-diam menahan senyumnya.

"Baik, jika Anda mengizinkan. Karena saya juga ingin bertemu dengan anak kandung saya," ucap Anto sambil membungkuk seakan memberi hormat dan sebagai tanda terima kasih kepada Johan.

Johan, dari lubuk hati yang paling dalam sebenarnya ia tidak setuju untuk melakukan tes tersebut kepada Haiden, ia ingin Haiden tetap menjadi anaknya. Namun, Johan tidak mau egois, ia juga ingin membuat Haiden bahagia dengan cara mempertemukannya dengan orang tua kandung anak itu. Semoga saja benar Anto adalah orang tua kandung Haiden.

***

"Nathan gak setuju, Yah!" Nathan berucap dengan nada yang hampir berteriak begitu ia dan keluarganya sudah sampai di kediaman Adibarata.

Nathan itu sejak tadi menahan segala emosinya, apa lagi saat Johan mengatakan setuju untuk melakukan tes DNA kepada Haiden dan melihat senyum kemenangan yang Dave layangkan untuknya.

"Jason juga gak setuju, Yah. Gimana kalau keluarganya Om Anto itu punya niat jahat, dan dia bukan orang tua kandungnya Haiden?" ujar Jason yang sejak tadi diam demi menjaga kesopanan di rumah orang, dan kini ia meluapkan emosinya.

Johan menghela napas, ia berjalan menunu sofa ruang tengah diikuti keempat anaknya dan Agatha.

Melihat Johan yang hanya diam saja, Nathan pun menatap ke arah Haiden.

HAIDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang