19. Jason

4.3K 400 8
                                    

Jangan lupa vote dan komen, ya!

Happy Reading

***

"Kerja bagus buat kita semua!" Jason berseru sambil bertepuk tangan di hadapan seluruh anak didiknya. Tentu saja ia senang karena tim basket yang diajarnya bisa membawa piala.

"Keadaan Haiden gimana, Ban?" tanya Eza di tengah-tengah rasa kebahagiaan mereka.

Mereka memang sangat bahagia bisa memenangkan pertandingan, tetapi tida menutup rasa sedih juga karena kapten mereka harus mengalami luka.

"Gak terlalu parah, tapi buat jalan harus dibantu tongkat buat sementara. Haiden juga belum bisa ikut latihan beberapa minggu ini," jawab Jason.

Tadi Jason memang mengantarkan Haiden lebih dulu untuk pulang, dan ia kembali menemui anak didiknya untuk mengucapkan selamat karena tadi tidak sempat.

"Kita boleh nengok dia kan, Ban?" Jason mengangguk untuk menjawabnya.

"Gue juga mau minta tolong sama kalian. Cari tau siapa yang sengaja dorong Haiden sampai cidera."

Anggota tim basket SMA Gandarusa kompak menganggukan kepala. Mereka juga ingin sedikit memberi pelajaran kepada orang yang sudah membuat kapten mereka luka.

"Kalian boleh bubar, istirahat yang cukup. Pertandingan kedua masih beberapa bulan lagi, tapi jangan terlalu santai, paham?"

"Paham, Bang!"

Setelah itu mereka pun membubarkan diri. Jason juga berniat kembali pulang untuk melihat keadaan Haiden, jujur saja ia sangat khawatir.

"Bang Jason!"

Langkah Jason yang hampir sampai ke arah motornya pun terhenti, ia membalikan badan ketika seseorang memanggil namanya.

"Kenapa?" tanya Jason kepada Eza, orang yang tadi memanggilnya.

"Bang, beneran Haiden gak apa-apa? Gue khawatir banget," tanya Eza. Raut khawatir pada wajahnya tidak bisa disembunyikannya.

Jason tersenyum tipis, lalu menepuk bahu Eza. "Lo tenang aja. Besok lo bisa jenguk Haiden sama yang lain."

"Makasih, Bang."

Tanpa percakapan lagi, Jason pun melanjutkan langkahnya begitupun dengan Eza yang menghampiri sepeda motor miliknya.

***

Jason menghentikan motornya tepat di depan sebuah kamar kos-kosan sederhana milik temannya. Niat awal ingin langsung pulang ke rumah, tetapi salah satu temannya menghubungi Jason secara tiba-tiba dan meminta laki-laki itu untuk datang.

"Ngapain lo pada nyuruh gue ke sini?" tanya Jason begitu ia memasuki kamar kosan itu.

"Widihh, santai dong my Bro! Nongkrong dulu lah sini," ucap salah satu temannya yang menggunakan celana kolor. Laki-laki itu yang tadi menghubungi Jason.

Jason berdecak kesal, tetapi ia tetap mengikuti arahan temannya untuk duduk lebih dulu.

"Nih minum dulu." Si cowok celana kolor menyerahkan segelas teh kemasan ke hadapan Jason dan langsung diterima oleh Jason.

"Belakangan ini lo jarang nongkrong sama kita-kita, jadi gue nyuruh lo buat ke sini," ucap Dimas--si cowok celana kolor.

"Iya, tiap habis ngampus lo pasti langsung pulang sekarang, biasanya lo ngikut kita dulu," sahut Tian yang duduk di sebelah Jason.

HAIDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang