Jangan lupa vote dan komentar, ya.
Happy Reading
Warning!
Di part ini banyak kata-kata kasar.***
Sudah hampir dua bulan Haiden tinggal bersama keluarga kandungnya, selama sebulan itu pula Haiden semakin merasakan perasaan aneh yang menjanggal hatinya. Entah kenapa sikap Anto, Almira, dan Dave berubah padanya.
Sempat berpikir Haiden melakukan kesalahan kepada mereka, tetapi Haiden tidak merasakan melakukan kesalahan apa pun.
Brak.
Suara pintu kamar yang terbuka secara kasar mengagetkan Haiden yang sedang memegang ponselnya sembari berkirim pesan dengan Eza.
"Enak banget lo nyantai di sini!"
Ternyata Dave yang baru saja membuka pintu kamarnya.
"Kenapa, Bang?" tanya Haiden sambil berdiri dari duduknya dan menghampiri Dave yang masih berdiri di ambang pintu kamarnya.
Dave terdengar berdecak kesal, ia pun menatap Haiden dengan tajam.
"Cuciin motor gue sana!" titah Dave dengan sarkas.
Haiden menautkan kedua alisnya. "Kenapa gak Abang aja?"
"Selagi ada lo kenapa harus gue? Udah sana cuciin, jam tiga mau gue pake. Kalau sampe pas gue mau pake belum dicuci juga, gue habisin lo," ancam Dave sambil sedikit menampar pipi Haiden, lalu memberikan kunci motornya, setelah itu ia pun pergi begitu saja.
Selain menurut Haiden bisa apa? Ia pun mengambil hoodie yang berada di pintu belakang kamarnya, memakainya, lalu segera pergi untuk melaksanakan perintah Dave.
"Mau kemana kamu?" tanya Almira begitu Haiden turun dari tangga.
"Mau cuci motor Abang, Ma," jawab Haiden sambil menunjukkan kunci motor yang diberikan Dave.
"Oh, ya udah sana," ucap Almira, setelah itu pergi begitu saja sama seperti apa yang dilakukan Dave tadi.
Sikap Almira juga sangat berubah, Almira yang Haiden kenal diawal adalah sosok ibu yang terlihat begitu lembut dan penyayang. Bahkan diawal Haiden tinggal di rumah ini, orang yang paling perhatian pada Haiden adalah Almira.
Namun, entah kenapa sekarang berubah, Almira bersikap cuek padanya.
Tanpa mau memikirkan apa pun lagi Haiden pun segera membawa motor Dave ke tempat pencucian motor.
***
Akhirnya setelah sampai di pencucian motor, Haiden pun tinggal menunggu gilirannya. Kebetulan hari ini tempat pencucian tersebut sedang ramai.
Haiden pun melihat jam pada layar ponselnya, terlihat waktu menunjukkan pukul 14.15, ia berharap bisa selesai sebelum jam tiga karena Dave akan menggunakannya.
"Haiden?"
Merasa namanya dipanggil Haiden pun mendongak. Ia terkejut mendapati Jason yang berada di sana juga.
"Bang Jason?" Sungguh Haiden sangat senang bertemu dengan Jason, jujur saja ia merasa rindu dengan kakaknya itu.
"Lagi cuci motor?" tanya Jason basa-basi, padahal ia tidak perlu bertanya karena sudah jelas Haiden berada di sana pastinya untuk mencuci motor.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAIDEN
FanfictionTerkadang Haiden merasa nasibnya selalu tidak beruntung, mulai dari dirinya yang hidup sebatang kara sampai dia sendiri pun tidak tahu dari mana ia berasal. Hingga akhirnya ia bertemu dengan keluarga yang sangat kaya raya dan ingin mengangkatnya seb...