Jangan lupa vote dan komen, ya!
Happy Reading
***
Rendra berjalan di lorong rumah sakit untuk melakukan visit ke beberapa pasiennya, bersama dengan asisten perawat yang jalan di sampingnya.
"Selamat siang, Bu," sapa Rendra begitu ia memasuki sebuah kamar rawat inap."Siang juga, Dok," ucap ibu itu menyapa balik.
"Bagaimana kabarnya hari ini, Bu?" tanya Rendra sambil mengecek infusan yang terpasang di tangan pasien tersebut, tak lupa ia memeriksa luka bakar yang berada di tangan si pasien.
"Sudah baikan, Dok. Luka di tangan saya juga sudah tidak terlalu sakit," jawab si pasien tersebut.
Rendra mengangguk sambil sedikit tersenyum. "Saatnya ganti perban ya, Bu."
Setelah itu Rendra menyuruh asisten perawatnya untuk menggantikan perban ibu tersebut.
"Kalau pusing, masih terasa?"
Pasien tersebut memang mengalami sakit kepala hebat sebelum dibawa ke rumah sakit, ia sempat jatuh pingsan saat sedang memasak di dapur sehingga tanpa sengaja minyak yang ada di wajah tumpah ke arah tangan pasien tersebut. Itulah penyebab luka bakar di tangannya.
Setelah selesai dengan visit terakhirnya, Rendra pun memilih beristirahat di kantin rumah sakit untuk mengisi perutnya yang sudah sangat lapar.
Begitu memasuki area kantin, mata Rendra langsung terarah kepada seseorang yang duduk sendirian di tengah kantin, ia pun melangkahkan kakinya ke sana.
"Woi!"
Orang itu terkejut dengan kedatangan Rendra yang secara tiba-tiba.
"Kampret banget lo, Ren! Gue gak mau mati muda cuma gara-gara jantungan," protes orang tersebut, kita panggil saja dia Yoel, teman dekat sekaligus teman seperjuangan Rendra.
"Lagian lo ngapain bengong, sih?" tanya Rendra menatap Yoel sambil tersenyum mengejek.
"Gue gak bengong, lo gak liat gue lagi chatan sama ayang?" tanya Yoel sambil memperlihatkan layar ponselnya.
Rendra mendengus saat ia melihat layar ponsel temannya itu.
"Bucin banget heran," ucap Rendra.
"Yeuu ... julid banget lo, iri bilang aja!"
Rendra memutar bola matanya kesal dengan tingkah laku Yoel, akhirnya ia memilih untuk pergi ke stan makanan yang menjual nasi beserta lauk-pauknya, setelah jaga malam Rendra memang belum sempat makan jadi ia merasa sangat kelaparan saat ini.
"Sayur sawinya agak banyak ya, Bu," ucap Rendra kepada ibu pedagang makanan yang ia beli. Setelah itu Rendra kembali ke tempat di mana Yoel berada.
"Lo gak makan?" tanyanga pada Yoel.
"Udah," jawab Yoel singkat, fokus dokter muda itu terarah pada ponselnya.
Rendra pun tidak mempedulikan hal itu, ia memilih untuk segera menghabiskan sarapannya yang sudah kelewat siang itu.
"El, hari ini dokter Tio praktek gak, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HAIDEN
FanfictionTerkadang Haiden merasa nasibnya selalu tidak beruntung, mulai dari dirinya yang hidup sebatang kara sampai dia sendiri pun tidak tahu dari mana ia berasal. Hingga akhirnya ia bertemu dengan keluarga yang sangat kaya raya dan ingin mengangkatnya seb...