Jangan lupa vote dan komen, ya!
Happy Reading
***
Nathan memandangi tubuh seseorang yang masih terbaring lemah di atas brankar rumah sakit. Ia tak menyangka, ternyata selama ini orang yang sempat ia benci dan tak disukai kehadirannya oleh Nathan itu adalah saudara kandungnya.
Haiden, dialah yang terbaring di atas brankar tersebut dengan selang oksigen menutupi hidung dan mulutnya. Kedua matanya masih terpejam, sepertinya Haiden sedang bermimpi indah membuat remaja laki-laki yang seusia dengan Nathan itu sangat betah menutup kedua matanya.
Iya, Haiden ternyata bisa bertahan setelah dinyatakan meninggal dunia oleh dokter yang menanganinya beberapa jam lalu.
Ketika kepala dokter yang melakukan operasi terhadap Haiden menyatakan jika Haiden tidak tertolong, seorang perawat tiba-tiba saja datang dari arah ruang operasi dengan tergesa. Perawat itu mengatakan jika detak jantung Haiden kembali, maka dari itu para dokter tersebut kembali masuk ke ruang operasi dan kembali melakukan penanganan sebisa mereka.
Entahlah keajaiban Tuhan memang selalu tidak terduga, tapi mampu membuat Johan yang saat itu menahan tubuh Agatha yang pingsan berucap banyak rasa syukur dan terima kasih kepada Sang Pencipta.
"Gimana keadaan adik kalian?" Johan datang setelah ia memeriksa keadaan Agatha di kamar sebelah.
Setelah pingsan tadi, Agatha memang langsung dibawa menuju ruang perawatan. Agatha mengalami shock akibat berita yang didengarnya.
Sementara Johan sudah menceritakan tentang Haiden kepada ketiga anaknya yang lain. Di mana Haiden ternyata pernah diculik oleh orang yang sama yang telah membuat Haiden hampir kehilangan nyawanya. Johan juga sudah menceritakan dan membuktian dengan tes DNA yang dilakukannya secara diam-diam, jika Haiden benarlah anak kandungnya.
"Kenapa selama ini Ayah sama Bunda gak pernah cerita kalau Nathan punya kembaran?" tanya Nathan disela Johan bercerita.
Saat itu Johan menjawab, "Maaf, Ayah gak mau kalian merasa sedih karena Ayah dan Bunda menganggap adik kalian sudah tiada. Bukannya Ayah gak berusaha cari, tapi pencarian Ayah selalu nihil, dan Ayah menyesal sekali selama ini adik kalian ternyata ada bersama kita."
Tentu saja hal itu membuat ketiga anak Johan merasa sedikit kecewa terhadap kedua orang tuanya yang memilih untuk tidak menceritakan jika mereka masih mempunyai saudara kandung lain. Padahal jika diceritakan mungkin mereka akan mengikhlaskan kepergian saudara mereka, meskipun mereka belum pernah bertemu.
Namun, alih-alih berlarut dalam rasa kecewa, mereka saat ini lebih bersyukur karena Johan cepat menyadari jika Haiden adalah bagian dari mereka.
Mari kita kembali ke keadaan saat ini, di mana Haiden masih terbaring lemah ditemani oleh Nathan dan Jason. Sementara Rendra menemani bundanya di kamar sebelah atas titah Johan, takut jika Agatha tersadar dari pingsannya dan tak ada yang menemani wanita itu.
"Haiden masih betah tidur, Yah," jawab Jason menjawab pertanyaan Johan tadi.
Sejak Haiden dipindah ke ruang perawatan karena kondisinya yang kata dokter akan segera membaik pun Jason tak pernah beranjak dari sana, dari sisi Haiden. Sejak dulu, Jason memang sudah menganggap Haiden adiknya saat ia masih menjadi pelatih basket di sekolah Haiden yang dulu. Tak disangka ternyata Haiden benar-benar adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAIDEN
FanfictionTerkadang Haiden merasa nasibnya selalu tidak beruntung, mulai dari dirinya yang hidup sebatang kara sampai dia sendiri pun tidak tahu dari mana ia berasal. Hingga akhirnya ia bertemu dengan keluarga yang sangat kaya raya dan ingin mengangkatnya seb...