3. Pemberian

5.2K 406 6
                                    

Jangan lupa vote, ya!

Happy Reading

***

Jam istirahat adalah waktu yang paling ditunggu-tunggu oleh seluruh siswa-siswi, karena saat istirahatlah otak mereka yang bekerja keras bisa berhenti sejenak dan perut mereka bisa terisi berbagai macam makanan.

Haiden saat ini sedang berada di kantin bersama dengan Eza. Memang, teman dekat Haiden hanya Eza saja karena sejujurnya Haiden bukan termasuk tipe orang yang mudah bergaul dengan orang baru. Eza merupakan temannya sejak zaman SMP, jadilah ia bisa sedekat itu dengan Eza.

"Den, kayaknya lo butuh HP deh," ucap Eza secara tiba-tiba. Remaja laki-laki itu berbicara dengan entengnya.

Haiden yang sedang fokus meminum es tehnya pun langsung mendongak menatap Eza yang duduk di hadapannya.

"Tiba-tiba? Buat apaan emang?" tanya Haiden.

"Biar lo bisa masuk grup, banyak info di sana soalnya. Apa lagi grup kelas," jelas Eza.

"Gue bisa nanya lo, Za. Lagian duit dari mana gue beli HP kayak lo gitu."

Eza lagi-lagi terdiam mendengar penuturan teman dekatnya itu, dalam hati ia merutuki dirinya karena berbicara sembarangan.

Namun, tiba-tiba dalam otaknya terpikiran sesuatu, Eza pun tersenyum senang.

"Gimana kalau gue beliin lo HP," ucapnya dengan  ada berseri.

"Ngaco lo! Lo mau beliin gue HP pake uang lo?"

"Iya, pake uang tabungan gue. Kalau kurang gue minta sama orang tua gue."

Jelas saja Haiden menolak, tidak suka jika Eza melakukan hal itu hanya demi dirinya. Bisa saja uang yang Eza tabung selama ini untuk masa depannya, lalu dibuang begitu saja hanya demi membelikan Haiden ponsel? Tentu saja Haiden tidak mau. Ia tidak mau merepotkan orang lain, lebih baik keadaannya seperti saat ini saja dibanding harus merepotkan.

"Kalau lo nekat mau beliin gue HP, gue gak akan mau lagi ketemu sama lo, Za," kata Haiden sedikit mengancam karena Eza bersikukuh ingin membelikannya ponsel.

Tanpa mau mendengar perkataan Eza lagi, Haiden pun melangkah pergi setelah menghisap habis es tehnya.

"Salah ngomong gue," gumam Eza begitu Haiden pergi. "Tapi, kan niat gue baik."

***

Jason Arsenio, sosok itu kini sedang berdiri di hadapan 15 orang siswa yang mengikuti ekstrakulikuler basket dengan gagahnya. Setelah pulang dari kampus tadi Jason memang langsung meluncur ke sekolah tempat ia melatih para siswa basket.

"Hari ini gue minta kalian buat latihan lagi karena turnamen akan diadakan satu minggu lagi. Gue pengen kalian bisa tampil sebagus mungkin dan bisa membanggakan nama sekolah, paham?"

"PAHAM, BANG!"  Semua siswa yang mengikuti ekskul basket itu pun menjawab dengan serentak.

Setelah itu Jason menyuruh semua anak didiknya melakukan pemanasan sebelum memulai latihannya.

Tidak hanya anak didiknya saja yang melakukan pemanasan, Jason pun ikut melakukan pemanasan dan memimpin gerakannya, tetapi saat baru saja akan mau memulai pemansan ponselnya berdering.

HAIDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang