18. Khawatir

4.6K 383 6
                                    

Jangan lupa vote dan komen, ya!

Happy Reading

***

Mobil ambulance yang ditumpangi oleh Haiden dan Jason akhirnya sampai di rumah sakit. Untung saja tadi tim medis pertandingan langsung memanggil ambulance atas permintaan Jason, dan Haiden bisa langsung mendapat pertolongan dokter. Sebenarnya tim medis pertandingan bisa saja melakukan pertolongan pertama, tetapi Jason menolak dengan keras.

Jason langsung melompat keluar dari ambulan ketika pintunya terbuka, tim medis yang menemani membantu menurunkan brangkar dengan Haiden di atasnya. Satpam dan beberapa perawat yang berjaga di IGD membantu juga. Iya, Haiden dibawa ke ruangan IGD agar penanganannya lebih cepat.

Ternyata ruang IGD juga sedang penuh dengan beberapa pasien yang datang, untungnya Haiden mendapatkan satu ruangan yang masih kosong.

"Bang, sshh ... sakit banget," ucap Haiden masih meringis karena rasa sakitnya.

"Sabar, ya. Ini mau diobatin," kata Jason sambil mengusap kepala Haiden.

Seorang dokter dan dua orang perawat memasuki ruangan yang ditempati Haiden, salah satu dari perawat itu membawa sebuah tempat berisikan kirbat es.

"Kami berikan pertolongan pertama dulu, ya," kata sang dokter sambil memperhatikan kaki Haiden.

Jason mengangguk, lalu ia menatap Haiden dengan tangan yang masih mengusap kepala remaja laki-laki itu.

Dokter pun mengambil kirbat es dari tempatnya, lalu menempelkan alat tersebut ke arah pergelangan kaki Haiden yang terkilir.

"Dok, kaki adik saya gak kenapa-kenapa, 'kan?" tanya Jason begitu dokter melakukan pertolongan pertama. Jason tidak tega melihat Haiden yang kesakitan.

"Pergelangan kakinya memang terkilir, tetapi masih dalam tingkat dua atau sedang. Ligamen mengalami robekan sedang, maka dari itu kakinya membengkak," jelas sang dokter. "Sus, tolong ambilkan elastic bandage," lanjutnya memerintahkan perawat.

"Kenapa bisa sampai begini?" tanya dokter.

"Hari ini Haiden melakukan pertandingan basket, Dok, dan di detik terakhir ada lawannya yang mendorong Haiden secara sengaja. Haiden jatuh dan saya sempat melihat orang itu menginjak kaki Haiden juga," jawab Jason dengan hati yang amat sangat marah. Ia tidak terima ada orang yang menyakiti Haiden.

Dokter Tio mengangguk mendengar penjelasan Jason. "Tapi, saya perkirakan penyebab kaki Haiden terkilir karena jatuh. Apa ayah kamu tau tentang ini, Jason?"

Jason terdiam, ia sama sekali belum memberitahukan keluarganya saking khawatir dengan keadaan Haiden.

Sedikit penjelasan, dokter Tio ini merupakan teman dekat dari Johan--ayah Jason dan Haiden--maka dari itu Tio bertanya seperti tadi.

"Ini dokter." Perawat yang tadi diperintahkan dokter Tio pun sudah kembali dengan sebuah elastic bandage atau biasa disebut perban.

Dokter Tio pun mengambil benda tersebut, lalu membalut kaki Haiden yang terkilir, tak lupa dokter Tio pun memberikan obat anti nyeri untuk mengurangi rasa sakitnya.

Setelah melakukan penanganan terhadap Haiden, dokter Tio pun menepuk bahu Jason.

"Jason, bisa kita bicara?"

HAIDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang