Jangan lupa vote dan komentar, ya!
Happy Reading!
Note: jika ada percakapan dalam bentuk screenshoot harap abaikan jam yang terpampang, ya. Terima kasih. 🙏
***
Saat ini Haiden sedang berada di lapangan basket sekolah tentunya bersama dengan Eza dan beberapa teman ekskulnya. Masih ingat bukan jika sekolah Haiden akan mengikuti turnamen antar sekolah? Dan hari ini adalah hari terakhir latihan sebelum besok mereka akan mulai bertanding.
"Guys! Bang Jason ngabarin kalau dia bakalan telat sedikit, masih ada urusan di kampusnya," ucap Eza menginfokan kepada teman satu ekskulnya.
"Iya, udah tau gue, Za."
"Hooh udah tau kita mah, Za."
"Tau nih si Eza, bang Jason kan ngumumin di grup."
Itulah beberapa celotehan teman-temannya terhadap Eza. Sementara si pelaku yang mengungkap informasi hanya bisa cengengesan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Gue kan cuma kasih tau lagi, siapa tau ada yang belum baca grup," kata Eza sambil terkekeh.
Sementara Haiden terlihat fokus dengan ponsel barunya. Ia memang sudah dimasukkan ke grup ekskul oleh Eza, tetapi perhatiannya bukan ke grup melainkan ke personal chat seseorang yang ada di layar ponselnya.
Haiden terkekeh geli melihat emotikon yang Jason kirimkan. Lagi-lagi ia tak menyangka Jason akan bersikap semanis itu kepadanya."Itu bang Jason?!" tanya Eza heboh saat tak sengaja melihat room chat Haiden dengan Jason.
Karena kehebohan Eza yang menyebutkan nama Jason membuat teman-temannya yang lain menoleh ke arah gerbang utama sekolah dipikiran mereka Jason sudah datang. Sekadar informasi, lapangan basket sekolah mereka memang dekat dengan gerbang sekolah, jadi akan terlihat siapa yang masuk atau keluar dari sekolah.
"Mana bang Jason, Za?" tanya Rama--salah satu teman ekskul Haiden dan Eza.
Eza yang menyadari itu langsung tersenyum tidak enak. "Sorry, bang Jason belum datang, ini gue cuma kaget aja liat chat-nya bang Jason."
Semua remaja laki-laki yang mengikuti ekskul basket itu menyoraki Eza, mereka merasa sangat tertipu.
"Udah, kita pemanasan dulu aja terus kita latihan sendiri," ujar Haiden sambil bangkit berdiri setelah ia memasukkan ponsel ke dalam tasnya.
Mereka semua pun menuruti perintah Haiden yang menjabat sebagai kapten tim mereka. Haiden memang sangat jago dalam menaklukan bola berwarna oranye itu, maka dari itu ia diangkat sebagai kapten tim. Selain jago, Haiden juga dipercaya sebagai pemimpin oleh teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAIDEN
FanfictionTerkadang Haiden merasa nasibnya selalu tidak beruntung, mulai dari dirinya yang hidup sebatang kara sampai dia sendiri pun tidak tahu dari mana ia berasal. Hingga akhirnya ia bertemu dengan keluarga yang sangat kaya raya dan ingin mengangkatnya seb...