45. Kejadian

4.8K 386 52
                                    

Gaaiis, janga lupa vote dan komennya!!

Happy Reading

***

Glek ... glek ... glek.

Haiden mendesah, merasa lega setelah meminum air mineral yang dibelinya. Lalu, ia menatap ke arah botol kemasan air mineral tersebut dengan sendu, hanya tinggal sisa sedikit dan pastinya tidak akan cukup sampai besok pagi, uangnya tentu saja sudah habis karena uang yang ia temukan di kantung celananya hanya sebesar 5000 rupiah.

Haiden menatap ke arah langit malam bertabur bintang, sangat indah dilihat, sepertinya cuaca malam hari ini tidak ada tanda-tanda akan hujan. Dalam hati Haiden bersyukur, setidaknya dia tidak akan kedinginan akibat hujan jika tidur di depan ruko kosong tersebut.

Seharian ini Haiden sudah merasa lelah, berjalan ke sana-ke mari mencari pekerjaan untuk melanjutkan hidup, tetapi tidak ada satu pun warung nasi atau kafe yang mau mempekerjakannya.

Dengan begitu Haiden memilih untuk beristirahat lebih dulu. Semoga hari esok akan menjadi hari keberuntungannya. Remaja laki-laki itu merebahkan dirinya di atas sebuah kardus bekas yang ditemukannya, berbantalkan tas ransel yang dibawanya.

Namun, baru saja Haiden akan menutup mata suara gemuruh motor mengurungkan niatnya.

Sinar lampu motor yang tepat mengarah ke arahnya, membuat Haiden mengerenyitkan kedua mata. Haiden tidak tahu siapa yang mengendarai motor tersebut, berharap bukan si pemilik ruko yang tiba-tiba datang dan mengusirnya.

Mesin motor pun dimatikan bersamaan dengan matinya lampu motor, kali ini Haiden bisa sedikit lebih jelas melihat seseorang yang berada di atas motor. Tidak terlihat wajahnya, tetapi Haiden tahu orang itu memiliki postur tubuh yang besar dan pakaian serba hitam.

Orang tak dikenal itu pun turun dari motornya dan beranjak mendekati Haiden.

Haiden yang merasa orang itu berjalan ke arahnya pun langsung bangun dan bersiap jika orang itu akan menyerangnya.

"Siapa Anda?" tanya Haiden. Kali ini Haiden sudah berdiri dengan sikap awas.

Orang itu tidak menjawab, kedua tangannya terlihat mengepal siap untuk memukul. Haiden yang menyadari itu pun mencoba untuk berlari, tetapi nahas orang itu dengan sigap menahan kerah belakang pakaian Haiden.

Bugh.

Tanpa kata orang itu langsung memukul Haiden tepat di perutnya, tentu saja Haiden meringis kesakitan bekas luka yang diberikan Anto pun masih terasa sakit.

Ketika orang itu akan kembali memukulnya, dengan sigap Haiden menghindar. Haiden tidak bisa membalas sehingga ia terus-menerus terkena pukulan.

Sampai akhirnya sebuah benda tajam yang mengkilat terkena sinar bulan dikeluarkan oleh orang tak dikenal itu.

"Aarghhh ...." Haiden merasakan benda itu menancap tepat di bagian kiri perutnya.

Tusukannya tidak dilakukan sekali, tetapi dua kali membuat mata pisau tersebut semakin dalam menusuk ke dalam.

Haiden semakin berteriak kesakitan kala orang itu langsung mencabut pisaunya. Darah dari perut Haiden pun mengalir begitu derasnya sampai menetes ke atas lantai ruko itu, dan Haiden pun terjatuh sambil memegangi luka tusuknya berharap darah yang keluar tidak semakin banyak, tetapi tetap saja darah itu mengalir.

HAIDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang