͜✩ Jangan lupa buat komen, sekalian klik tombol bintangnya ya! Vote gratis kokk.
Don't do a plagiarism, i knew that your brain were better than me.Happy Reading!
.
.
.
Aku memegang gagang koperku dengan cemas. Kepalaku menengok kesana kemari, mencari keberadaan seseorang. Sudah sebelas jam lamanya Nakhun tidak terlihat batang hidungnya. Aku menghela napas berat.
"Thalia!"
"Hah?" Aku tersentak dari lamunanku.
"Ayo pergi, pesawatnya sudah mau berangkat," Laureen melihatku dengan tatapan khawatir.
"Tapi Nakhun..." Mataku masih menatap ke pintu masuk bandara. Nakhun masih belum datang, aku tidak ingin meninggalkannya sendirian di kota ini.
"Pergilah, Thalia. Aku dan Jièfu akan mencari cara untuk segera menyelamatkannya. Dia sudah bilang untuk percaya padanya, kan? Maka percayalah, dia pasti baik-baik saja," Vezeella tersenyum. Dia menepuk pundakku pelan.
Jièfu mengangguk mantap di belakang Vezeella.
"Terima kasih, Ve. Tolong selamatkan Nakhun.. Suatu saat nanti, kabari aku jika kau butuh bantuan," aku balas tersenyum. Vezeella mengangguk, lalu mendorongku pergi.
Aku berlari mengejar rombonganku sambil melambaikan tangan. Vezeella balas melambai, ia mengangkat tinggi-tinggi kalung miliknya. Aku tertawa, lalu kembali fokus menatap ke depan.
Aku berhenti berjalan sebentar, lalu menatap ke belakang sekali lagi. Vezeella dan Jièfu sudah tidak ada di tempat. Dan Nakhun, dia masih belum datang juga. Aku menahan napas untuk beberapa saat, lalu menghembuskannya dengan pelan.
***
Paris, 24 Juni 2023. 05.30 AM
Pesawat mendarat di landasan pacu bandara. Pintu pesawat terbuka, para penumpang turun berbaris dengan rapi.
Udara Perancis kembali tercium di hidungku. Anginnya terasa segar dan bersih, hawa dingin menembus pakaian dengan lembut. Matahari masih sembunyi di pelupuk langit, malu-malu menampakkan cahaya terangnya.
Aku keluar pesawat dengan wajah murung. Aku masih memikirkan Nakhun yang berada di Beijing. Aku khawatir bukan main. Xiè Yuang adalah kelompok yang licik dan kejam. Aku takut Nakhun kenapa-kenapa di sana.
Begitu sampai di ruang tunggu bandara, aku melihat sosok Mama, Papa, Keluarga Minor dan orang tua Nakhun. Aku sontak berhenti melangkah. Perasaanku campur aduk. Bagaimana jadinya kalau mereka tahu Nakhun tidak ikut pulang? Bagaimana jadinya kalau Tante Kara tahu Nakhun berada di tangan Xiè Yuang? Apa jadinya kalau Papa tahu aku tidak berhasil membawa timku dengan selamat? Semuanya pasti kecewa padaku.
Ten yang sadar akan aku yang berdiam diri mendekat. Ia memegang lenganku. Aku menoleh ke arahnya.
"Ten, bagaimana caraku untuk menjelaskan ini semua?" Ucapku.
"Tenanglah, Nona. Kami semua akan membantumu menjelaskan keadaannya."
"Tapi aku takut, Ten. Nakhun segalanya bagiku, aku takut kehilangan Nakhun," aku berkata lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Daughter
Teen FictionHidup dengan tanda tanya di setiap sudut kepala. Jawaban untuk semua tanda tanyaku terlalu jauh. Harus kupertaruhkan nyawaku untuk mendapatkan setiap jawaban. Keluarga, senjata api, uang, pertumpahan darah, dan pertemanan. Kupanjat semua tebing yang...