War

103 37 3
                                    

͜✩ Jangan lupa buat komen, sekalian klik tombol bintangnya ya! Vote gratis kokk.
Don't do a plagiarism, i knew that your brain were better than me.

Happy Reading!

.

.

.

Aku bangun dari tidurku. Wangi pai apel tercium di penjuru ruangan. Tanganku meraba-raba meja nakas, mencari jam digital untuk mematikan alarm yang berbunyi. Aku mengucek mata, bangun dari tidurku. Aku masih bengong, melamun mengumpulkan nyawa dengan posisi duduk. Aku beranjak berdiri menuju kamar mandi untuk cuci muka.

Aku menyalakan keran air, lalu membilas wajahku. Aku memandang wajahku di depan cermin besar. Mataku masih bengkak habis bangun tidur, bibirku memerah karena masih pagi. Aku tiba-tiba teringat kejadian kemarin, saat Nakhun menyatakan perasaannya kepadaku. Bagaimana keadaannya sekarang, ya? Apakah masih kecewa padaku? Aduh, sudahlah.

Aku mengelap air di wajah dengan handuk kering, lalu keluar kamar mandi. Aku berjalan menuju kasur, aku mendekati nampan berisi pai apel di atas nakas. Aku mengambil garpu dan memakannya dengan pelan hingga habis.

Tepat pada saat kue pai ku habis, ada suara ketukan pintu dari luar kamar. Aku beringsut berdiri menuju pintu sambil masih mengunyah sisa pai di mulutku. Aku membuka pintu, dan mendapati Charlie di sana.

"Maaf mengganggu waktu sarapanmu, Nona Muda. Aku hendak mengantarkan undangan ini, Nona di mohon untuk bersiap-siap." Tutur Charlie.

Aku menerima sebuah amplop merah dari tangan Charlie, lalu membuka dan membaca isinya.

Itu sebuah undangan. Undangan makan siang dari M&K co. Aku tidak tahu siapa itu M&K co., tapi seluruh keluargaku beserta Alkaero diundang untuk pergi makan siang bersama. Boleh jadi ini relasi baru Papa yang diurus kemarin-kemarin, jadi ya sudah, aku mengangguk pada Charlie.

"Terima kasih, kau bisa kembali," titahku.

Charlie mengangguk, ia membungkukkan badan 45 derajat. Charlie membalikkan badannya, lalu melangkah pergi dari kamarku. Aku menutup pintu kamar, lalu kembali ke ruang tidur. Aku membaca ulang undangan itu sambil menenggak segelas susu hangat.

Restoran Bistrot Victoires, 08 Juli 2023. Jam 12 PM - 2 PM.

Aku manggut-manggut dengan downward smile, lalu kembali fokus dengan kegiatan pagiku. Mandi dan melakukan aktivitas lain.

***

Aku mematut diri di depan cermin besar. Aku mengenakan sweater hitam, dengan celana bahan putih. Aku memakai luaran jas abu-abu tua, dengan dua kancing di kerahnya sebagai hiasan. Aku mengikat rambut bagian sampingku ke belakang, sisanya digerai. Poni tipisku kubiarkan terbelah dua di samping dahi. Aku memoles wajahku sedikit dengan bedak tipis dan lipcream. Begitu kurasa cukup, aku bergerak keluar kamar.

Aku turun dari lantai tiga menuju lobi dengan lift. Saat aku keluar, sebuah mobil Limosin sudah menungguku. Mama berdiri di dekat mobil itu, menanti aku datang. Dari keluarga Mayor hanya Aku, Mama dan Mier yang datang, Fort menjaga Papa di rumah sakit. Sedangkan sisanya lengkap, Minor dan Alkaero.

Aku masuk ke dalam Limosin, duduk di samping Mama dan Laureen. Kami semua mengenakan baju kasual, perempuan yang memakai luaran jas hanya aku dan Laureen, sisanya menggunakan gaun sepanjang tumit.

[✓] DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang