Bab 30 : Sisi Gelap Pertandingan Individu (4) Dalamnya kegelapan seorang Alister

114 22 0
                                    

"A-Alister?" Syera mengerjap, menatap Alister tepat di netra gelapnya. "Kenapa kau tiba-tiba ada di depanku?"

"Aku juga penasaran." Jawab Alister menegakan badannya dan menoleh, menatap Chyprian yang berdiri tidak jauh dari dirinya.

Alister mengumpat pada Chyprian lewat tatapan matanya membuat Chyprian meringis, menggaruk belakang kepalanya dengan tawa konyol.

"Karena terburu-buru, aku jadi kurang tepat menempatkan pintu keluar portal dimensinya." Chyprian tertawa pelan membuat Alister mendengus.

"Alister, kau darimana saja semalam?" Tanya Syera membuat Alister menoleh, menunduk menatapnya. "Aku khawatir ada yang terjadi padamu!"

"Sebaiknya kau khawatirkan dirimu sendiri mengingat dirimu yang terkutuk." Ujar Alister membuat Syera mendesah pelan.

"Tatapan sinis dan wajah muram itu, syukurlah kau baik-baik saja." Ujar Syera menghembuskan nafas lega.

"Jaga Gol bersamamu.Tidak mungkin aku membawanya bertanding." Ujar Alister membuat Gol menampakan diri dan meloncat ke pangkuan Syera.

"Bagaimana kalau dia tidak sengaja meracuniku?" Tanya Syera mengernyit menatap hewan hijau itu.

"Aku tidak sabar menantikannya." Jawab Alister datar membuat Syera melipat bibir.

"Sapu terbang." Ujar Alister memunculkan sapu terbang di tangan.

"Alister." Panggil Syera membuat Alister menoleh, mengangkat sebelah alisnya.

"Semangat! Aku harap kau menang, tapi aku lebih berharap kau tidak terluka." Ujar Syera menyunggingkan senyuman membuat Alister termenung sebelum mendengus pelan.

"Aku malah berharap sebaliknya." Jawab Alister sebelum melempar sapu ke atas dan melompat, menaikinya dengan berdiri sebelum melaju, terbang memasuki panggung.

"Bukankah itu Alister? Dia sudah datang!" Moses menunjuk Alister yang menaiki sapu dengan tangannya.

"Alister Franklin memasuki panggung mengunakan sapu terbangnya! Cara masuk yang unik, seolah membuktikan bahwa aku adalah seorang Penyihir, minggir semuanya!!" Ujar Zack membuat penonton saling tunjuk dan mengarahkan perhatian pada Alister.

"Sepertinya semangatmu berlebihan, Zack." Vane meringis membuat Zack tertawa.

Alister melompat, menapakan kakinya di panggung dan menghilangkan sapu terbangnya. Menatap Flynn dengan netra gelap yang tajam dengan wajah muramnya.
Sedangkan Flynn menatap Alister dengan netra merahnya, menyunggingkan seringai miring.

"Dia satu-satunya penyihir di Academy bukan? Alister Franklin yang berwajah seperti badut."

"Jadi dia Alister Franklin yang terkenal karena sikap buruknya itu?"

"Lihat saja dia bahkan terlambat datang. Sungguh sangat tidak disiplin!"

"Anak yang malang karena dia harus melawan anak dari Petinggi Asosiasi!"

"Benar, dia tidak akan pernah bisa menang! Kita semua sudah melihat betapa hebat dan besarnya energi sihir anak yang mempunyai garis keturunan Petinggi Asosiasi."

"Aku harap Flynn Greer bisa membuka topeng wajah Alister Franklin!"

"Kupikir semua orang di negara ini juga mengharapkannya."

"Topeng? Bukankah itu wajah aslinya?"

Pertandingan belum dimulai namun kursi penonton sudah ramai memulai percakapan, mendebatkan keduanya.

"Sepertinya murid Academy kami yang satu ini sangat menarik perhatian satu negara." Ujar Zack tertawa membuat Vane ikut terkekeh.

"Aku juga menjadi penasaran, siapakah yang akan menang di Pertandingan kali ini? Aku dengar Flynn Greer sudah banyak berlatih dan berusaha keras sebelum Pertandingan ini dimulai." Ujar Zack.

Alister Franklin : MaldiciónTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang