Bab 32 : Sisi Gelap Pertandingan Individu (6) : Akhir yang juga gelap

108 21 3
                                    

"DASAR PENYIHIR GILA!" Elin mengumpat, kedua tangannya berpegangan pada kaki Jax yang juga melayang tertarik angin.

"KALAU BEGINI, ALISTER AKAN MENANG DAN MEMBUNUH KITA SEMUA!" Teriak Claudine yang juga berpegangan pada kursi dengan Syera memeluk pinggangnya kuat.

"AKU TIDAK RAGU KALAU ITU NIATNYA!!" Teriak Jax.

"Gawat! Jika dibiarkan ini akan menjadi bencana bagi negara." Gumam Zack yang juga berpegangan pada dinding pendek Colleseum.

"Alister!" Gumam Syera dengan netra menyipit karena angin yang begitu kencang membuatnya sulit membuka netra lebar, kaki Syera yang tertarik membuatnya mengeratkan pelukan ke pinggang Claudine. Syera menoleh, menatap angin topan dengan wajah cemas sebelum netranya membelalak ketika tangannya mati rasa dan terlepas dari pinggang Claudine.

"ASTAGA!! SYERA TIDAK!!" Claudine menjerit panik.

Mendengar jeritan itu, Declan yang berlutut dengan satu kaki dengan kedua tangan berpegangan pada pedang air yang ia tancapkan ke tanah jadi menoleh, mendongkak dengan netra membelalak mendapati Syera yang melayang ke atas tertarik pusaran angin.

"SYERA!!" Teriak Declan panik.

Syera memejamkan netranya dengan jantung berdebar dan perut mual. Telinganya berdengung, dia sudah tidak bisa memikirkan apapun di kepalanya sampai,

"SISTER! KAU BAIK-BAIK SAJA?"

Syera membuka netranya paksa dan terkejut setengah mati melihat Moses yang juga sedang melayang di dekatnya karena tertarik angin. Syera menjulurkan tangannya, Moses yang mengerti langsung menggenggamnya.

"AKU TIDAK HERAN ALISTER BISA MENGGUNAKAN MANTRA SEHEBAT INI!! NAMUN, MELAYANG-LAYANG TERTARIK ANGIN INI MERUPAKAN PENGALAMAN YANG TIDAK TERLUPAKAN!" Teriak Moses tertawa bahagia. "BUKANKAH INI MENYENANGKAN, SISTER?!"

"TIDAK SAMA SEKALI!!!" Teriak Syera menggelengkan kepalanya, keduanya terbang tertarik ke arah pusaran angin dengan Moses yang bahagia dan Syera yang menderita.

Bugh!

Wajah Moses terbentur pada kursi yang ikut melayang dan seketika angin gila yang berhembus kencang berhenti membuat semua orang dan benda, berjatuhan kembali tertarik gravitasi.

Begitu pula dengan Syera yang menjerit kecil ketika genggaman tangannya terlepas dari Moses dan jatuh ke bawah. Syera memejam kuat sebelum membuka netra, tertegun mendapati Declan yang sudah menangkap tubuhnya.

Sedangkan Moses memanggil sapu terbang dan segera menaikinya sebelum menghampiri Syera yang sudah turun dari pangkuan Declan.

"Sister! Kau baik-baik saja?" Tanya Moses membuat Syera menghembuskan nafas lega sebelum mengangguk.

"Terimakasih, Declan. Kau menyelamatkan aku lagi." Ujar Syera menoleh menatap Declan.

"Bukan apa-apa."

"Tapi sebenarnya kenapa anginnya tiba-tiba berhenti?" Tanya Syera mendongkak, menatap kaca transparan yang melindungi sekeliling kursi penonton.

"Pelindung sihir." Jawab Declan sebelum mendongkak pada jajaran singgasana Petinggi Asosiasi yang berada di atas. "Pelindung nyonya Aurett, ya?" Gumam Declan.

"Aku sudah melindungi murid Academy." Ujar Aurett. "Namun, tetap saja masyarakat negara ini dalam bahaya."

"Alister Franklin, anak itu benar-benar pembawa bencana yang tidak berpikir panjang." Ujar Rhodes.

Pria berambut hitam dengan lensa netra berwarna cobalt itu berlari, satu tangannya terjulur meraih dinding pendek di depan barisan kursi paling depan, membawa kakinya sedikit terbang dengan posisi menyamping, meloncat dan mendarat ke tanah, menerobos dinding pelindung sihir Aurett membuat angin seketika menghembuskan dirinya kuat namun badannya tetap berdiri tegak karena dia sudah mengarahkan energi sihir di telapak kaki membuat tarikan gravitasi yang sangat kuat.

Alister Franklin : MaldiciónTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang