Bab 73 : Interlude (1) setelah war

132 16 0
                                    

Reminder :
1. Twis Garge : anak Academy (sekelas sama Alister) Siren, cucu Linea Matilda, yang waktu di pertandingan Individu lawan Iris Willow.

-Petinggi Asosiasi :
1. Theodore : Vampir, Ayah Flynn (Vampir yang awal² mau ngisap darah Syera)
2. Lazarus : serigala.
3. Blossom Kiss : Fairy, ibunya Iris Willow (mantan Flynn)
4. Rhodes Carte : Centaure.
5. Linea Matilda : Siren, yang diincar kepalanya sama Alister karena eksekusi Soren.

Kalau masih ada yang gak tau Aurett Breeze sama Parkemi siapa, parah sih :)

Kemana aje selama ini. Semua tokoh penting.

**

"Meskipun sudah jelas bahwa pembunuh berantainya adalah Declan Aqua yang menyamar sebagai murid Academy dan juga merupakan ketua dari Organisasi Tudung Merah, tapi kenapa kau melepaskan Alister Franklin begitu saja?" Tanya Theodore menggeram di singgasananya pada Parkemi yang berlutut di bawah secercah cahaya yang hanya menyinari dirinya.

Piyama berwarna biru dongker membalut tubuhnya yang penuh perban luka. Meskipun kepalanya masih terasa sakit seperti lepas dari leher, tapi Parkemi harus berada disini, berlutut di Asosiasi, menundukan kepala di bawah kaki keenam petinggi yang duduk di singgasananya masing-masing.

"Meskipun dia sudah membunuh pembunuh berantai, tapi dia tetaplah seorang narapidana. Keputusan pengeksekusian Linea Matilda sudah dijatuhkan pagi ini setelah Lat menghadap untuk melapor. Seluruh rakyat Unitatem Tera menjadi ricuh apalagi warga distrik Siren. Pada akhirnya ini berjalan sesuai keinginan bocah badut itu!" Tukas Theodore berdecak dengan urat leher mengencang.

"Seharusnya kau bawa kepala Alister bersamaan dengan kepala pembunuh berantai itu!" Sentak Theodore lagi.

"Tenanglah, Vampir! Yang terpenting bukan itu, tapi kekosongan kursi petinggi Asosiasi dari bangsa Siren." Sahut Blossom Kiss dengan nada tinggi.

"Distrik Siren tengah dilanda kekalutan luar biasa, banyak warga dari bangsa Siren yang kini tengah memberikan protesan pada keputusan pengeksekusian Linea Matilda." Sahut Rhodes.

"Itu bisa memicu peperangan kan?" Tanya Lazarus membuat Rhodes berdehem.

"Tapi itu sudah menjadi tugas bagi pemimpin baru dari distrik Siren untuk meyakinkan rakyat kerajaannya akan keputusan Asosiasi yang tidak dapat di ganggu gugat. Anggap saja itu sebagai tugasnya yang pertama untuk menjadi petinggi Asosiasi." Ujar Lazarus membuat Blossom menaikan sebelah alisnya.

"Pengganti Linea Matilda sudah diputuskan? Kapan laporannya sampai? Kenapa secepat ini?" Tanya Blossom.

"Sebelum Parkemi menghadap ke sini." Ujar Lazarus menggoyangkan berkas di  tangannya. "Perebutan tahta kerajaan itu selalu ada. Tentu saja cepatnya keputusan pergantian pemimpin bukan hal aneh lagi."

"Perilaku Linea Matilda yang menganggap Soren pelaku pembunuhan dan juga membawa bukti konkrit yang kini hanyalah omong kosong merupakan perilaku tercela dan menjatuhkan Soren sebagai Petinggi Asosiasi. Maka dari itu dia di penggal sebagai gantinya karena membawa kebenaran palsu." Ujar Lazarus sebelum berdecih, "Bukannya yang menyetujui keputusan pengeksekusian Soren adalah kita semua? Kini kita menjatuhkan hukumannya pada Linea Matilda seorang?"

Lazarus jadi terkekeh sebelum menyentuh keningnya sendiri, "Lucu sekali ya? Petinggi Asosiasi yang digadang-gadangkan paling bijaksana ini. Ternyata petinggi Asosiasi hanyalah seorang pengecut yang bersembunyi di bawah gelapnya keadilan Asosiasi."

"Diam, anjing bau." Desis Theodore menoleh dengan netra mengkilat nyalang.

"Begitulah keadilan absolut yang digenggam Asosiasi untuk kelangsungan ribuan orang di rakyat Unitatem Tera. Jika kau hanya berfokus pada keadilan sesungguhnya tanpa melihat hitam dan hanya melihat putihnya, maka selamanya kau akan jadi anak naif tanpa tahu dunia yang sebenarnya." Sahut Rhodes sebelum menghembuskan napas kasar yang membuat Parkemi mengepalkan tangan dan menggertakan giginya.

Alister Franklin : MaldiciónTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang