Netranya mengerjap, mencoba membuka kembali dengan perlahan sampai kembali mengerjap ketika cahaya yang masuk terlalu terang, sebelum membuka sempurna.
Mulutnya mengerang pelan, kepalanya kosong dan tenggorokannya kering.
Hal pertama yang Alister Franklin dapati ketika membuka netra untuk pertama kalinya setelah seminggu mendekam di Rumah Sakit karena tidak sadarkan diri adalah tatapan kebencian dan meremehkan dari kumpulan orang yang memakai seragam ketat aparat pemerintahan menyedihkan yang mendedikasikan hidupnya untuk menjilat kaki atasan demi uang recehan berkedok menjaga kedamaian.
"Mau membawaku untuk berpatroli setelah aku terbangun?" Tanya Alister dengan nada sinis seperti biasa, sebelum beranjak bangun untuk duduk.
"Dari raut wajahmu sepertinya perilaku diriku di Pertandingan Individu sangat menyebalkan namun kau tidak dapat menampik karena kemampuanku jauh di atas kualifikasi untuk menjadi Penjaga." Alister berujar dengan datar dan menatap tajam dengan netra hitam legamnya.
"Aku bersyukur kepalamu masih baik-baik saja karena kau masih bisa bersikap sombong dan besar kepala seperti biasa." Ujar Pria paruh baya yang hanya memakai seragam atasan kemeja berwarna Montana dengan banyak lencana yang tentunya bukan hanya sekedar hiasan.
Dave Matthews, ketua Penjaga dari bangsa Centaure. Pria tegas pemilik rambut topaz gondrong itu mendengus sebelum menggeleng pelan. Kedua pria paruh baya yang berdiri satu langkah dibelakangnya hanya menampilkan wajah tegas menyebalkan tanpa ekspresi dengan memakai seragam serupa namun jumlah lencananya berbeda dengan seorang ketua.
"Melihat ulah dirimu yang membahayakan nyawa semua orang yang hadir saat Pertandingan Individu dengan nyawa orang-orang yang berada di distrik Utama ... Alister Franklin ditugaskan menjadi relawan Penjaga untuk distrik Penyihir." Ujar Dave dengan suara beratnya. "Bukankah itu lebih meringankan dirimu juga untuk mengemban tugas menjaga sepupu manusiamu?"
Alister memutar bola matanya.
"Kau tidak diperbolehkan menjadi Penjaga Distrik Utama dan gedung Asosiasi. Sayang sekali, padahal kemampuan dirimu mumpuni namun keputusanmu dalam mengontrol emosi dan tidak membahayakan nyawa banyak orang sangat nol besar." Dave berujar tajam. "Aku tidak sudi menempatkan remaja labil untuk menjaga keselamatan banyak orang. Hanya bertanggung jawab untuk keselamatan keluarga penyihir saja aku meragukanmu, namun ini sudah menjadi keputusan akhir Rapat Penjaga untuk murid Academy."
"Itu salah orang-orang yang terlalu lemah menghadapi mantra sihirku yang terlalu kuat." Alister berujar datar.
"Ada puluhan orang yang terluka karena tindakan kekanakan dirimu hanya untuk memamerkan kekuatan." Dave mendekatkan wajahnya yang mengeras dengan netra melotot dan alis mengernyit, menekankan setiap kata karena emosinya mulai memuncak.
"Bukan salahku mengingat peraturan Pertandingan Individu adalah hanya tidak boleh membunuh lawan. Aku tidak membunuh Greer, bukankah selesai?" Tanya Alister menaikan sebelah alisnya.
"Karena sudah sadarkan diri seharusnya kau sekarang tengah berdiri di hadapan para Petinggi di gedung Asosiasi, disidang atas perbuatanmu yang membuat kekacauan, menimbulkan bencana dan membuat banyak orang terluka." Jawab Dave menegaskan setiap katanya.
"Kalau begitu percepat saja, aku tidak keberatan kembali mendekam di penjara." Jawab Alister datar. "Malah aku menantikannya."
"Namun, karena dirimu dibawah tanggung jawab Academy, dan orang-orang yang terluka tidak mendapatkan luka fatal, maka dari itu kau dibebaskan."
"Sayang sekali." Jawab Alister mengerjap, menatap pada kakinya yang tertutup selimut tebal.
"Dengan syarat, kau harus bersungguh-sungguh dalam menjaga Distrik Penyihir dan sepupumu, karena setahuku, kutukan itu bisa membahayakan semua orang. Dan lagi, keluargamu juga terkena denda untuk menanggung perilaku dirimu." Ujar Dave melirik keluarga Franklin di sebelah lain ranjang Alister.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alister Franklin : Maldición
FantasyFantasi tinggi, dibumbui aksi dan misteri. Alister Franklin, penyihir hitam yang terkenal si pemilik wajah badut. Auranya suram, misterius dan susah didekati. Lebih suka meracuni babi di peternakan atau memasukan Troll ke dalam asrama ketiban bertem...