Troll tersebut mengarahkan gadanya untuk menyerang Alister membuat Alister berlari ke samping untuk menghindar. Alister dapat melihat lantai yang retak ketika Troll berbaju zirah tersebut mengangkat kembali gadanya untuk kembali menyerang Alister.
Alister dibuat hanya mampu menghindar dan berlari ketika gada raksasa itu mengincarnya tanpa ampun. Alister pernah membaca tentang Troll ini dalam suatu buku. Asosiasi mengumpulkan Troll yang berkemampuan diatas Troll yang biasa sebelum menghipnotisnya dengan nyanyian dari Siren yang dapat mengendalikan pikiran.
Maka dari itu Troll itu seolah punya pikiran sendiri.
Dia tidak menyerang membabi buta tapi serangannya cukup tajam dan tepat sasaran. Pergerakannya pun bak tentara terlatih yang sudah merasakan asam garamnya siksaan pelatihan saat jadi Penjaga.
Meskipun begitu,
"Bagiku Troll sepertimu tetap saja Troll yang remeh." Gumam Alister sebelum mejentikan jari, memanggil dan menaiki sapu terbangnya.
"Aqua gladius."
Ujung tongkatnya mengeluarkan air sebelum membentuk menjadi pedang air transparan dengan tongkat sihir Alister berada di dalam pegangan pedang tersebut. Alister menggerakan sapu terbangnya mendekat sambil menghindari serangan sebelum melesat dan menebas tangan Troll yang sedang menggenggam gada menimbulkan luka gores yang cukup dalam.
"AARGHHHH!!" Pekik Troll tersebut bersamaan dengan gadanya yang terlepas dari genggaman.
Hanya sekejap, Troll tersebut kembali menyerang Alister dengan tangan kosong, melayangkan tinju raksasa membuat Alister mengarahkan tongkat sihirnya.
"Ignis scutum."
Percikan api muncul dari ujung tongkat sihirnya sebelum apinya merambat membentuk lingkaran besar dengan kobaran api menyala, api tersebut muncul lagi membentuk lingkaran yang lebih kecil di dalamnya sebelum membentuk diagonal, terus sampai membentuk bintang di dalamnya.
Tinju raksasa Troll tersebut menghantam pertahanan lingkaran api Alister membuat kepalan tangannya terbakar.
Lagi, Troll tersebut berteriak kesakitan dan bergerak-gerak kepanasan.
Tidak memberikan waktu untuk Troll tersebut pulih, Alister melesat dan sudah berada di belakang tubuh Troll yang limbung dan terjatuh telentang dengan sayatan pedang di tenggorokannya yang mulai mengeluarkan darah.
Alister menatap sekilas sebelum menghilangkan pedang air yang telah bercampur darah sebelum kembali mendarat ke tanah.
"Serangan barusan seharusnya dapat memenggal kepalamu, namun ternyata tubuh Troll setebal itu." Gumam Alister sambil melangkah santai dengan wajah datar, memasukan sebelah tangan ke dalam saku, meninggalkan lorong level satu yang sudah menjadi lautan darah dan mayat.
Lorong level satu selesai.
Alister mengerutkan kening tatkala tiba-tiba pintu besi menutup aksesnya untuk kembali masuk ke lorong level satu setelah dia berhasil menginjakan kaki di tangga yang menuju ke lantai teratas.
Ada sesuatu yang Alister tidak ketahui akan datang, namun pilihan Alister sekarang hanyalah maju. Suara langkahnya bergema ketika menaiki tangga satu persatu, netranya melirik sekilas pada Gol di pundak yang nampak gelisah sebelum kepalanya mendongkak ketika mendengar suara.
Tidak ada apapun yang datang membuat Alister menoleh ke arah sekitar sebelum pandangannya jatuh pada aliran air yang mengalir jatuh dari anak tangga terasa yang bahkan belum nampak sampai ke sepatunya. Alister membelalak ketika aliran air deras turun dari tangga teratas, menenggelamkannya, menjebaknya dalam genangan air.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alister Franklin : Maldición
FantasyFantasi tinggi, dibumbui aksi dan misteri. Alister Franklin, penyihir hitam yang terkenal si pemilik wajah badut. Auranya suram, misterius dan susah didekati. Lebih suka meracuni babi di peternakan atau memasukan Troll ke dalam asrama ketiban bertem...