"Kau sudah siap mati, Syera Saliver?" Tanya Claudine menjulurkan tongkat sihirnya ke arah Syera membuat empunya meneguk ludah sebelum melangkah mundur.
"CLAUDINE JANGAN GEGABAH! SYERA ADALAH SAHABAT KITA!" Teriak Owen membuat Claudine berdecak.
"Oh ya, saking terbiasanya aku lupa, aku sudah tidak memerlukan ini lagi." Gumam Claudine melepas dan menghancurkan kacamatanya sebelum menoleh pada Owen.
"Sementara kau, aku masih membutuhkanmu anak Jasas dan cucu Delona, Owen Berry si penyihir terkutuk." Tutur Claudine membuat Syera tersentak sementara Owen mengernyit.
"Darimana kau tahu nama Ayahku?"
"Karena aku yang menyarankan ketua Declan agar membunuhnya di God Landing." Jawab Claudine membuat Owen tersentak dengan jantung mencelos.
"Ceritanya panjang, aku hanya membutuhkan dirimu." Tutur Claudine sebelum menjentikan jari membuat Parkemi tersentak.
"ANAK KACAMATA!" Teriak Parkemi tatkala dalam satu detik Owen sudah berpindah tempat ke dalam pelindung milik Claudine.
Dia sangat cepat, Parkemi bahkan tidak sempat bereaksi.
Owen sudah berada dalam cekikan lengan Claudine sebelum tubuhnya dihempaskan ke tanah membuat tanah dibawahnya hancur.
"OWEN!" Jerit Syera dengan napas tercekat tatkala Owen sudah tidak sadarkan diri dengan darah mengalir di belakang kepalanya.
Parkemi mengernyit menatapnya, tangan kosong saja kekuatannya sudah sekuat itu?
Sepertinya dia benar-benar eksekutif terkuat di Organisasi Tudung Merah.
"Semuanya! Mundur di belakangku!" Perintah Parkemi membuat semua murid dengan segera pindah ke belakang Parkemi.
Claudine menatap datar pada Owen dibawahnya sebelum menggumamkan mantra membuat tongkat sihir yang digenggamnya berubah menjadi pedang panjang berkilat.
"Giliranmu, Syera Saliver. Tunduklah dan relakan semua darahmu untuk membangkitkan Yang Mulia Elijah demi tujuan Tuan kami." Tutur Claudine berjalan mendekat membuat Syera menggeleng dengan jantung berdebar.
Syera tersentak dengan napas tertahan tatkala Claudine sudah berada di depannya sebelum netranya membelalak dengan darah keluar dari bibir tatkala pedang Claudine menusuk perutnya.
"SYERA!!" Teriak Jean membelalak di luar pelindung dengan semua orang yang tersentak terkejut.
Syera terbatuk mengeluarkan darah, menatap nanar pada Claudine di depannya yang balas menatapnya datar.
Syera tidak pernah menyangka bahwa sahabat yang paling dia sayangi adalah eksekutif Organisasi Tudung Merah.
Otaknya bahkan tidak diberi waktu untuk mencerna semua ini.
Padahal Syera sangat bersyukur bisa mengenal Claudine yang selalu melindunginya.
Namun pada akhirnya ... ini hanyalah perasaannya sendiri.
Syera hanya ditipu oleh akting Claudine yang sangat baik.
Perkemi tersentak tatkala energi sihir hitam menguar di jarak yang tercipta antara pelindung Claudine dan dirinya berdiri.
Claudine menarik pedangnya dari perut Syera bersamaan dengan Alister yang muncul dengan mantra teleportasi dari energi sihir hitam barusan.
"Alister Franklin?" Gumam Parkemi menatap punggung di depannya.
"Hm? Sepertinya kau terlambat, anak yang diramalkan." Tutur Claudine datar sambil memegang pedang dengan darah menetes di ujungnya.
Alister menatap pemandangan di depannya dengan wajah datar sebelum atensinya teralihkan pada Syera yang sudah tergeletak dengan darah menggenang di bawahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alister Franklin : Maldición
FantasyFantasi tinggi, dibumbui aksi dan misteri. Alister Franklin, penyihir hitam yang terkenal si pemilik wajah badut. Auranya suram, misterius dan susah didekati. Lebih suka meracuni babi di peternakan atau memasukan Troll ke dalam asrama ketiban bertem...