Deru napas tidak beraturan dengan keringat mengucur membasahi seluruh tubuh, tidak lupa tenaganya yang mulai terkuras habis hanya dengan menangkis serangan telapak tangan raksasa milik Poppy.
"Tuan Lat!"
Lat menoleh mendapati seorang penjaga yang memanggil dengan puluhan pasukan di belakangnya yang berdiri dalam posisi siap.
"Kami sudah datang, mohon perintahnya!"
"Setengah dari kalian pergi untuk menyusul Tuan Parkemi, sementara sisanya buat pelindung yang menutupi diriku dan monster ini. Melapor pada kepala sekolah Academy untuk mengurung semua siswa di dalam dan jangam beranjak masuk ke hutan. Evakuasi rakyat di Pasar Pelabuhan agar menyingkir dari tempat terbuka dan mengunci diri dari rumah. Buat persetujuan permintaan untuk mengubah status Unitatem Tera menjadi siaga dua." Perintah Lat dengan nada tegas.
"Eh? Siaga dua itu artinya...,"
"Kenapa masih disini? Cepat laksanakan!" Ujar Lat membuat pasukan penjaga hormat sebelum bubar untuk melaksanakan perintah.
Lat kembali menangkis menggunakan tombak peraknnya ketika tangan raksasa itu menyerang. Sebuah serangan sederhana dengan gerakan berulang-ulang seperti menepuk nyamuk di dinding namun kekuatannya sangat besar, bahkan mampu membuat tubuh Lat yang merupakan seorang Centaure yang diagungkan kekuatan fisiknya, terdorong mundur tidak berdaya.
Yang bisa Lat lakukan hanya menangkis serangan.
Jika diteruskan, Lat akan kehabisan tenaga terlebih dahulu dan kalah. Dia tidak akan membiarkan itu terjadi. Lat jadi menundukkan kepala dalam. Mencengkram tombaknya lebih kuat sebelum menggeram dan berteriak bersamaan dengan otot tubuhnya yang berubah membesar membuat kemeja abu-abu khas Pengusut Kasus Pembunuhan yang melekat di tubuhnya robek, menampilkan otot-otot keras yang lebih besar.
Lengan berototnya pun bertambah besar, begitu pula dengan bokong kudannya yang menjadi berurat dan berotot.
Kedua Kaki kuda depan sebelah kanannya terangkat sebelum kembali menginjak tanah. Sebelah kaki depannya yang sebelah kanan menggali tanah seperti sudah siap berlari cepat.
Lat berlari melesat, kali ini lebih cepat. Sebelum melompat dan memberikan serangan dengan tombak peraknya membuat telapak tangan hitam raksasa itu tertebas dengan tubuh Poppy yang termundur beberapa meter ke belakang.
Serangannya berubah menjadi lebih kuat setelah sedari tadi hanya mampu bertahan tidak berdaya.
Lat mendongkak ketika pelindung sudah menutupi atas kepalanya.
"OY! ANAK ACADEMY! APA KAU AKAN TERUS MELAWAN? JIKA IYA MAKA TIDAK ADA PILIHAN LAIN!" Teriak Lat lantang sebelum mengernyit karena Poppy tidak merespon.
"Sepertinya gadis itu tidak sadar dan tangan raksasanya punya kesadaran sendiri." Gumam Lat sebelum mengerjap.
"Jadi ini monster dari dunia bawah ya?"
**
"JANGAN GILA!! APA KAU TAHU ARTINYA SIAGA DUA?!"
Teriak Dave Matthews —Ketua Umum Pasukan Penjaga— pada bola kristal yang menampilkan penjaga bawahan Parkemi.
"BERANINYA KAU MEMERINTAHKAN KEAMANAN NEGARA SEENAKNYA!" Teriak Dave sangar lagi membuat Penjaga di sebrangnya ketar-ketir.
"S-saya mendapatkan perintah dari Tuan Lat. Beliau tengah melawan monster di hutan sekitar Academy, dan setengah pasukan kita tengah mengejar Tuan Parkemi."
Dave mengerutkan kening, "Kenapa pula di hutan Academy ada monster? Kemana Nyonya Aurett selaku kepala sekolah? Kenapa harus Lat yang melawan? Kenapa ada ketimpangan informasi seperti ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alister Franklin : Maldición
FantasyFantasi tinggi, dibumbui aksi dan misteri. Alister Franklin, penyihir hitam yang terkenal si pemilik wajah badut. Auranya suram, misterius dan susah didekati. Lebih suka meracuni babi di peternakan atau memasukan Troll ke dalam asrama ketiban bertem...