"Akhirnya kita sampai juga. Pedang energi sihir." Gumam perempuan berambut merah dengan potongan bob pendek sebahu.
Tubuhnya mungil dengan tinggi seratus lima puluh centi meter, memakai bra berwarna merah memperlihatkan pusarnya dan memakai rok berwarna hitam yang sisi paha kanannya belah sampai atas, dibalut dengan tudung merah ati dan cerutu di bibir merah tebalnya.
Bloody Arni, eksekutif tingkat rendah ketiga di Organisasi Vindicta.
"Salah satu dari kita tidak akan pernah menjadi orang yang di pilih pedang. Kita bahkan bukan anak yang diramalkan. Apa yang harus kita lakukan supaya energi sihir dalam pedang itu bisa menjadi milik kita tanpa terkena kutukan kematian?" Tanya lelaki berambut kuning yang rancung ke atas.
Celana cokelatnya mengembang seperti payung dengan ikat pinggang merah yang terbuat dari tali tambang. Kemeja kuningnya memperlihatkan dada dan perut sixpacknya dengan lengan oblong yang dibalut tudung merah tanpa memakai tudungnya. Terdapat percikan listrik kuning menyala di seluruh tubuhnya termasuk netranya yang kuning menyala.
Lightning Fagan, eksekutif tingkat rendah kedua di Organisasi Vindicta.
"Kau pikir apa yang aku lakukan selama ketua Declan sibuk membunuh kesana kemari untuk menemukan orang yang dapat membangkitkan yang mulia? Aku menciptakan mantra penghancur kutukan untuk waktu saat ini. Waktu yang sudah kutunggu-tunggu yaitu saat mengambil energi sihir luar biasa di pedang tersebut." Ujar pria berambut oranye yang menyala dan terbakar ujungnya.
Setiap otot tubuhnya menonjol dalam balutan jas hitamnya dengan jubah merah ati yang tersampir di kedua bahunya, menjuntai sampai mata kakinya dengan bulu-bulu putih di setiap pundaknya.
Galiun, Eksekutif tingkat rendah kesatu di Organisasi Vindicta.
"Ketua Declan terlalu lemah sampai mati di tangan anak bau kencur yang bahkan belum lulus Academy. Apalagi dia tidak cukup unggul melawan Parkemi yang notabennya hanya seorang Penjaga lantai atas penjara, bukan seorang petinggi Asosiasi. Setelah aku mendapatkan kekuatan energi sihir dari pedang itu, aku akan menguasai Organisasi ini dan menggantikan posisi Ketua Declan. Dibawah kepemimpinanku, tujuan Organisasi akan tercapai. Bahkan Eksekutif Crowbell akan menyetujui pergantian diriku sebagai ketua." Ujar Galiun.
"Aku setuju dengan anak Academy lemah itu, namun apa kau tidak terlalu meremehkan Parkemi? Dia berhasil mengalahkan Eksekutif tertinggi Beck yang bahkan memakai mantra stigma sihir." Sahut Ligthning Fagan.
"Meskipun begitu, dia tetap kewalahan melawan eksekutif Beck pada awalnya. Tapi sialnya kekuatan Parkemi memang kuat. Entah bagaimana kekuatan asli petinggi Asosiasi." Ujar Bloody Arni.
Ketiganya tengah berada di samping kerangka tulang raksasa, tepatnya di samping tulang telapak kaki yang terlihat menjulang sangat tinggi dan besar ke atas di balik pepohonan berdaun merah muda.
"Ini gawat." Gumam Owen berdecak pelan, bersembunyi di atas ranting dan balik pohon dengan Claudine di sebelahnya.
Menguping percakapan ketiga anggota bertato bulan sabit dan tanduk domba itu dengan peralatan pengeras suara yang diisi sedikit energi sihir Claudine. Persis seperti saat bersama Bara.
"Jika mereka tahu orang yang selama ini mereka cari untuk rencana mereka dan baru saja lepas dari genggaman ketua mereka ada disini, Syera tidak akan selamat." Ujar Owen mengangkat kacamata kotaknya dengan keringat mengucur di pelipis.
"Aku sudah mencoba menghungi bola kristal milik Syera namun tidak bisa. Bagaimana dengan Tuan Ford?" Tukas Claudine dengan bola kristal di genggamannya.
"Aku juga tidak dapat menghubunginya."
"Kalau begitu kita harus bagaimana?" Tanya Claudine dengan keringat mengucur membasahi pelipisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alister Franklin : Maldición
FantasyFantasi tinggi, dibumbui aksi dan misteri. Alister Franklin, penyihir hitam yang terkenal si pemilik wajah badut. Auranya suram, misterius dan susah didekati. Lebih suka meracuni babi di peternakan atau memasukan Troll ke dalam asrama ketiban bertem...