Berbeda dengan Alister yang notabennya hanya penonton, dia tidak mendapatkan efek dari mantra sihir Morwen barusan.
Tapi membalikan waktu ... bukankah kekuatan yang sangat gila sekali?
Alister sampai merasa masih tertegun dengan kekuatan Morwen. Alister menilik pada para pemimpin dari masing-masing bangsa dan nampaknya mereka tidak menyadari bahwa Morwen memutar balikan waktu.
Perlu di garis bawahi, bukan kembali ke masa lalu tapi memutar balikan waktu!
Itu dua hal yang berbeda dan kekuatan yang membalikan waktu adalah kekuatan yang sangat luar biasa bagi Alister.
Sungguh.
Lebih luar biasa dari kekuatan dapat kembali ke masa lalu.
Tapi Alister yakin ini hanya sebagian kecil kekuatan dari stigma sihir Morwen. Alister yakin kekuatan stigma sihirnya dapat mengguncang dunia.
Morwen dapat membuat dunia tunduk di bawah kakinya dengan stigma sihirnya yang luar biasa. Kekuatan sedahsyat itu akan menjadi malapetaka jika berada di tangan orang yang salah dan orang yang salah itu adalah Alister sendiri.
Jika diberi anugerah segila itu, Alister sudah pasti dapat berbuat sesuka hatinya.
Alister jadi mengerti kenapa efek samping anugerah milik Morwen sampai dapat mengikis nyawa.
Para pemimpin bangsa itu kembali menerjang Morwen namun terhenti tatkala stigma sihir milik Morwen bersinar dan muncul sebuah bola cahaya ke luar sebelum jarum tipis keluar dan terlempar dari dalam bola tersebut, mengenai sisi tubuh para pemimpin dan menjebaknya di tanah.
Cahaya muncul dari balik tubuh masing-masing pemimpin yang menempel di tanah sebelum cahayanya membentuk tanda salib, mengangkat tubuh yang menempel pada cahaya berbentuk tanda salib itu.
"Sialan! Lepaskan aku, penyihir! Kau pikir dengan menyiksa kami, kau akan mendapatkan kedamaian yang kau inginkan? Jangan bercanda! Tidak ada kedamaian yang di dapat dari hasil pembunuhan! Semua sudah terlambat jika menginginkan hal itu!" Teriak pemimpin dari bangsa Vampir.
"Tidak ada yang terlambat jika semuanya bisa dirubah mulai saat ini. Pembunuhan dan penderitaan yang didapat dari peperangan dapat membawa negara pada dua hal, kekacauan atau perdamaian. Tidak dapat keduanya namun kita dapat memilih setelahnya. Aku tidak akan menyakiti kalian maupun rakyat kalian. Sebuah masa lalu berdarah di perlukan hanya untuk sejarah, bukan membawa dendam yang tidak berkesudahan. Jika dendam terus dibiarkan mengakar dalam gelapnya hati, kedamaian yang diimpikan dalam hati kecil semua orang tidak akan pernah tercapai. Maka dari itu kita perlu bersatu, untuk negara ini ... untuk kedamaian." Tutur Morwen dengan suara lembut khasnya.
"Bagaimana dengan keluarga korban dari peperangan ini? Kau pikir mereka akan merelakan keluarganya begitu saja? Mencoba menerima pembunuh keluarga mereka sendiri?" Tanya pemimpin bangsa Serigala dengan nada sarkas.
"Aku naif karena menginginkan kedamaian dari hasil yang juga damai tanpa cela. Aku berpikir untuk menuntut sebuah hasil, cara yang digunakan harus sama bersihnya dengan hasil yang diinginkan. Perundingan ini tidak membuahkan hasil sama sekali dan dengan terpaksa aku menggunakan kekuatanku untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Namun tetap saja salah. Sebuah cara kekerasan tidak akan pernah membawa hasil kedamaian. Maka dari itu, tolong bukalah hati kalian. Tidak ada perdamaian yang didapatkan dari hasil yang juga damai. Kita sudah banyak menderita, berperang, menumpahkan darah satu sama lain, dan menangisi korban yang tidak selamat. Bukankah sekarang sudah saatnya menerima hasil perdamaian dari penderitaan yang di rasakan setelah bertahun-tahun?" Tanya Morwen membuat semua pemimpin bangsa tertegun termasuk Alister.
Hening beberapa saat dengan api panas yang masih membara di sekitar mereka.
Morwen menjentikan jarinya membuat salib cahaya yang mengikat mereka menghilang sehingga kaki mereka kembali berpijak pada tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alister Franklin : Maldición
FantasyFantasi tinggi, dibumbui aksi dan misteri. Alister Franklin, penyihir hitam yang terkenal si pemilik wajah badut. Auranya suram, misterius dan susah didekati. Lebih suka meracuni babi di peternakan atau memasukan Troll ke dalam asrama ketiban bertem...