Bab 45 : Saat kegelapan ditahan ; Syera bertemu teman baru

157 21 0
                                    

Syera menjulurkan pergelangan tangannya sebelum tangan Aurett menggenggamnya tepat di atas tato mawar sebelum netra Syera membelalak ketika cahaya putih terang yang menyilaukan netra membentuk lingkaran diantara tangannya sebelum berputar dan menyusut sampai menempel di pergelangan tangan Syera dan menghilang.

Mulut Syera terkagum ketika tatonya berubah, yang awalnya hanya kelopak mawar, kini menjadi setangkai mawar dengan rantai yang mengikat mawarnya.

"Aku baru selesai membuat mantra pengekang untuk kutukanmu. Setidaknya ini bisa menghambat kutukannya untuk naik level." Ujar Aurett yang duduk di singgasananya.

Syera mundur beberapa langkah sebelum menatap Aurett. "Artinya ini membantu menghambat kelopak mawarnya berkurang, ya?"

"Kutukan tidak bisa dihentikan secara paksa dari luar. Satu-satunya cara untuk menghilangkannya adalah memenuhi syarat seperti menemukan cinta sejatimu atau membunuh orang yang memberikan kutukan itu."

"Eh?" Gumam Syera, "Membunuh orang yang memberi kutukan? Apa artinya anda tahu siapa yang sebenarnya mengutuk saya?"

Aurett bergeming.

"Rantai pengekang itu hanya bisa menghambat resonansinya. Selama rantai itu ada, efek bencana yang diakibatkan untuk membuatmu terbunuh tidak akan sebesar sebelumnya dan tidak sering terjadi. Mantra pengekang itu hanya penahan sementara, tidak kuat dan tidak lemah." Ujar Aurett.

"Dia tidak menjawabku." Gumam Syera dalam hati.

"Aku melakukan ini karena kau melarikan diri saat aku perintahkan untuk berdiam di rumah. Mungkin seharusnya aku lebih pengertian karena tidak bisa begitu saja mengurung anak muda penuh semangat seperti dirimu dan Alister."

Syera menganga kecil sambil menggeleng kuat. "Tidak, Nyonya Aurett! Ini murni kesalahan saya karena melanggar aturan meskipun salah. Apalagi saya menganggap perilaku saya benar karena merasa bahwa jika masih muda, saya dapat melanggar aturan apapun. Pada nyatanya, melanggar itu salah. Saya sudah menyadari betapa bodohnya saya yang sok pintar lalu menyebabkan kehancuran Pasar dan membahayakan nyawa orang. Malah, anda benar-benar sangat pengertian karena meskipun saya salah tapi anda masih membuatkan saya mantra untuk menahan kutukannya. Saya benar-benar minta maaf." Ujar Syera sambil menunduk.

"Tidak apa-apa." Ujar Aurett lembut membuat Syera tertegun.

"Wajar jika murid ingin melakukan banyak hal di luar rumah, ingin becengkrama dengan teman. Untuk saat ini, kau bisa berkerliaran di Academy dengan aman. Setidaknya banyak guru yang siapa melindungi dirimu."

"Ah, untuk itu ... mengingat apa yang sudah terjadi, mungkin sebaiknya saya tetap berada di rumah."

"Bukankah kau perlu menemukan cinta sejatimu agar kutukannya hancur? Jika terus berdiam di sana mungkin kutukan itu akan semakin kuat dan kau berakhir meninggal tanpa mendapatkan apa-apa dalam hidup. Itu yang aku pertimbangkan setelah menilai kejadian ini. Jangan bersedih. Selama kau berada di Academy, kau akan baik-baik saja. Tidak ada yang akan terluka." Ujar Aurett dengan intonasi tenang membuat Syera tertegun.

Kekhaawatiran yang melanda hatinya sedari kemarin hilang begitu saja. Digantikan cahaya yang dibawa dan digenggam oleh Aurett. Keberadaannya saja sudah memberikan kedamaian dan rasa aman di benak Syera.

Syera jadi mengerti kenapa semua murid menyayanginya.

Bibir Syera tertarik, menyunggingkan senyum sampai netranya menyipit dengan air mata di sudut netranya.

"Aku benar-benar berterimakasih dan bersyukur bisa sekolah di Academy ini, Nyonya Aurett." Ujar Syera membuat Aurett mengangguk sebelum Syera pamit keluar dari ruangan.

Alister Franklin : MaldiciónTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang