Bab 58 : Gelapnya babak baru (4) Pesta pemberontakan

113 17 1
                                    

"Itu Alister? Bagaimana caranya dia bisa terlihat tampan seperti itu padahal wajah kita mirip?" Tanya Moses sambil mengoyak daging menggunakan gigi sebelum mengunyahnya.

Lucille menatap sambil menunduk pada layar besar yang ditampilkan oleh buruk gagak untuk distrik penyihir, tepatnya di depan rumahnya yang dijaga beberapa penjaga akibat kasus melarikan dirinya Alistet.

"Alister! Aku sangat mengkhawatirkannya setelah  kepergian Tuan Soren, syukurlah dia terlihat baik-baik saja." Ujar Garnet menatap sendu pada anak keduanya dari layar.

"Alister dia ... terlihat berbeda." Gumam Adamantine yang masih duduk di kursi pelataran rumahnya, "Energi, aura, dan teknik sihir juga level kekuatannya ...,"

**

"Meningkat drastis." Gumam Chyprian dengan sebelah alis terangkat sambil mendongkak, menatap punggung Alister yang berdiri di atas sapu terbangnya.

"HEE!! ITU ALISTER?! BUKANKAH DIA DIPENJARA?! AKU HARUS CEPAT MENGABADIKAN INI!" Ujar Claudine menaikan kacamatanya yang melorot dan bergegas berdesakan ke depan untuk mendapatkan foto Alister dari depan.

"Alister lagi?! Apa dia berhasil melarikan diri dari penjara lagi?" Teriak Flynn berdecak kesal.

"Apapun yang akan badut itu lakukan, tidak ada hal baik." Ujar Elin sambil mengulum permen lolipopnya.

"Dua orang di sampingnya, kau mengenalnya?" Tanya Jax membuat Elin mengangkat bahu acuh.

"Sebenarnya apa yang anak itu lakukan selama menghilang lebih dari tujuh hari?" Tanya Rhodes Carte.

"Apa mungkin setingkat anak Academy bisa menguasai mantra tingkat tinggi dan kuat seperti portal dimensi dalam tujuh hari?" Tanya Lazarus menaikan sebelah alisnya.

"Alister kau benar-benar ... sangat menarik perhatianku." Ujar Chyprian mengulum senyum sambil mengurut keningnya pelan.

"APA YANG KAU INGINKAN SAMPAI MENGACAU DI PESTA YANG MEMBAHAGIAKAN INI, ALISTER FRANKLIN?" Tanya Linea Matilda yang masih duduk di singgasananya, menatap tajam, menyebut namanya lantang seolah ingin seluruh rakyat Unitatem Tera mengetahui siapa gerangan yang mengacau.

Alister tersenyum sinis, mendongkak menatap tajam pada keenam petinggi tanpa terintimidasi.

"Pesta membahagiakan katamu? Kau sedang mencoba bersenang-senang di atas kematian Soren?" Tanya Alister sarkas sontak membuat semua saling lirik dengan ekspresi tercengang.

"Anak Academy itu...,"

"Berani berkarta tidak sopan pada petinggi?!"

"Dan itu bukanlah hal yang mengejutkan sebenarnya mengingat memang perilakunya yang tidak pernah sopan." Sahut Declan di tempatnya setelah mendengar banyak bisik-bisik dari sekitar.

"Memang apa salahnya merayakan kebahagian atas matinya pembunuh berantai?" Tanya Linea Matilda kembali membuat Alister diam-diam mengepalkan tangannya, dia ingin meledak namun seberusaha mungkin ia tahan.

"Kau berusaha datang kemari hanya untuk di tangkap dan mempermalukan dirimu sendiri?" Tanya Theodore memperlihatkan wajah kesal dengan napas memburu.

"Apa yang kau inginkan?" Tanya Blossom Kiss pada akhirnya.

"Perlukah kita bertanya? Kenapa tidak segera tangkap saja mumpung anaknya sudah berada di hadapan kita?" Tanya Rhodes Carte sebelum memberikan perintah membuat para penjaga yang berbaris di depan sontak segera bergerak untuk menangkap Alister.

"Oh, tolong tunggu sebentar sampai pembicaraannya selesai." Ujar si topeng merah muda sebelum menumpahkan seluruh isi air dari tujuh botolnya ke bawah membuat akar kacangnya merambat untuk menyerap air, semakin panjang dan besar, mengelilingi area bawah ketiganya.

Alister Franklin : MaldiciónTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang