“Kau tidak malu? Selama ini kau berpura-pura menjadi bangsa serigala padahal kau bangsa penyihir, berlagak seperti orang lemah, menipu semua orang di Academy dan menipu aku, Bara, Owen, dan Syera! Berlagak seperti teman padahal menusuk dari belakang!” Tukas Jean menggeram mengeluarkan unek-unek yang selama dia tahan.
Rein yang masih dalam bentuk serigala sontak menoleh menatap Jean.
“Aku sama sekali tidak peduli meskipun kau Organisasi Tudung Merah sekalipun, aku tidak peduli sama sekali padamu!”
“Kalau begitu bunuh saja aku. Tapi kau tidak melakukannya? Itu karena dalam hatimu kau masih peduli kepada karakter buatanku yang menghabiskan banyak waktu menyenangkan dengan kalian.” Tukas Claudine datar membuat Jean menggeram.
“Kau menusuk Syera tanpa belas kasih dan menyakiti Owen tanpa ragu ... sepertinya kau memang tidak pernah menganggap kami temanmu sama sekali.” Sentak Jean.
“Naif sekali. Hidupku hanya didedikasikan untuk menjalankan rencana ketua Declan. Aku tidak perlu melakukan yang lainnya”
Jean menggertakan taring-taringnya sengan urat leher mengencang di balik bulu-bulunya, “kalau begitu aku seharusnya tidak ragu untuk menyakitimu.”
“Jadi itu sebabnya kau mengatakan bahwa kau serigala yang belum bisa berganti wujud dan kau berasal dari luar negeri. Kau juga merubah baumu dengan sihir supaya bangsa serigala asli tidak mengenali tipu dayamu saat di Academy.” Tukas Rein menguak keanehan tentang Claudine selama ini.
“Penyihir sialan! Aku akan menghabisimu!” Teriak Jean dengan napas memburu sebelum berjengit pelan tatkala punggungnya di sentuh ringan oleh Rein yang sudah berubah kembali menjadi manusia.
“Tenanglah, Jean. Aku pun kesal karena dia sudah menipu Owen yang sudah percaya kepadanya selama ini.” Tukas Rein dengan nada rendah.
“Aku juga ingin membunuhnya.”
Jean membelalak mendapati raut wajah yang belum pernah dia temukan pada Rein. Jean meneguk salivanya sendiri tatkala mencium bau dendam yang menyengat menusuk hidungnya dari Rein.
“Aku tidak tahu kau dekat dengan Owen. Aku tidak pernah melihat kalian bersama.”
Rein mendesah kasar, “ceritanya panjang. Selain itu, kita harus menemukan kelemahan Claudine secepatnya. Apa kau tahu sesuatu seperti elemen sihir apa yang dia gunakan? Tipe iblisnya atau apapun?”
Jean termenung, “Aku tidak tahu sampai sejauh itu, tapi sebelumnya dia cepat saat memindahkan Syera dan Owen ke pelindung yang dia buat.”
Rein mengernyit sebelum berdehem, “jadi dia penyihir yang mampu menteleportasi musuh sesukanya?”
Setahu Rein, mantra teleportasi itu mantra tingkat tinggi. Meskipun bisa di ucapkan terus menerus tapi ada jeda setelah beberapa kali pemakaian secara beruntun.“Apalagi yang kau ketahui?” tanya Rein.
“Tidak ada. Setelah menusuk Syera, Alister datang dan bocah itu mengalahkan Claudine dengan mudah. Aku dapat mencium aroma kemarahan Alister yang dia tekan mati-matian saat tahu Syera terluka. Kau tahu? Alister menggila saat itu, dia bahkan lebih psikopat dari rumor yang menyebar di Academy. Bahkan Claudine tidak sempat memberikan perlawanan saat Alister melewannya. Dia dapat dengan mudah memenggal kepala Claudine.”
Rein sontak menarik senyum segaris, “Alister dapat memenggal kepala monster itu dengan mudah? Bahkan kita saja menyentuhnya sulit!”
Rein jadi berdecak pelan, “apa tidak ada lagi informasi lain?”Jean menggeleng membuat Rein mendesah pelan.
“Tapi setelah Alister memenggal kepalanya, tubuhnya tidak langsung menyatu kembali bahkan sampai orang yang Alister sebut Elijah bangkit dari tanah. Maka dari itu kupikir dia sudah mati.” Tukas Jean membuat Rein mengerjap, tersadar sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alister Franklin : Maldición
FantasíaFantasi tinggi, dibumbui aksi dan misteri. Alister Franklin, penyihir hitam yang terkenal si pemilik wajah badut. Auranya suram, misterius dan susah didekati. Lebih suka meracuni babi di peternakan atau memasukan Troll ke dalam asrama ketiban bertem...