Bab 69 : War (7) Segelap jarak antara kita

127 21 8
                                    

"Dasar kacamata tidak berguna! Beraninya melakukan itu kepadaku!" Pekik Elin dengan napas memburu sambil menginjak-nginjak Owen dan Bara yang menelungkup di lantai koridor Academy yang kosong karena semua murid sudah diamankan ke Asrama dengan penjagaan ketat, sedangkan ketiganya baru sampai Academy atas bantuan Chyprian.

Setelah Bara melancarkan mantra ke kening Elin, tidak ada tato yang muncul membuat Owen protes kenapa Elin mencurigakan.

"Kalau begitu, kenapa kau berlari saat kami mengejarmu?" Tanya Owen sebelum mendorong kaki Elin dari punggungnya.

"Karena aku terburu-buru ingin kembali ke distrik Siren untuk memberitahu orang-orang di desaku yang masih hidup bahwa Poppy si monster sialan itu sudah ditangkap!" Tukas Elin membuat Owen melipat bibirnya.

Bara menghembuskan napas kasar, "Tadinya aku sangat mengagumi Owen karena tiba-tiba dia berubah menjadi pintar namun ternyata hanya tebakan belaka yang bahkan tidak tepat sasaran."

"Karena itu aku akan menginjak kalian sampai amarahku reda! Gara-gara kalian aku tidak sempat kembali ke distrik Siren!" Ujar Elin melotot marah sebelum mengangkat kakinya kembali membuat Owen menghalangi kepala dengan lengannya.

"Cukup, Elin."

Owen mendongkak mendapati punggung tinggi tegap di depannya dengan rambut ungu.

"Rein? Kenapa kau disini? Bukankah seharusnya Asrama sudah ditutup?" Tanya Owen sontak bangkit berdiri.

"Aku menghawatirkanmu yang belum kembali. Aku mencarimu ke hutan sebelum Tuan Chyprian membawaku ke lorong ini, aku yang memberitahu beliau bahwa kau tidak ada di Academy." Ujar Rein menoleh sekilas membuat Owen beroh sambil membuang muka.

"Begitu, ya."

"Minggir Rein! Kenapa kau selalu melindungi si kacamata sialan itu padahal jelas-jelas kalian tidak dekat sama sekali!" Tukas Elin membuat Rein menghembuskan napas kasar.

"Sudahlah. Apa pedulimu pada hubunganku dan Owen. Sana pergi, berhenti merundung orang lain!"

"Kau tidak tahu apa yang sudah dia perbuat pada diriku tadi! Jadi sebaiknya kau yang minggir! Akan aku injak sampai tulangnya remuk!"

"Kenapa kau jadi mirip Alister yang menyeramkan? Sudah cukup, berhentilah!" Peringat Rein membuat Elin memejamkan netranya dengan amarahnya sudah di ubun-ubun.

Plak!

Kepala Rein tertoleh ke samping ketika Elin melayangkan tamparan membuat Owen dan Bara membelalak terkejut.

"Kenapa kau menampar orang yang tidak ada hubungannya, dasar gila!" Bentak Owen kesal, berdiri di hadapan Rein dan mendorong Elin sampai terjungkal tidak peduli Elin itu perempuan sekalipun.

"Rein, kau terluka?" Tanya Owen menoleh membuat Rein menggeleng.

"Ayo kembali saja ke Asrama. Kita datangi Tuan Chyprian terlebih dahulu untuk membuka pengamanannya. Semoga dia masih ada di Academy." Ujar Rein membuat Owen berdehem dan Bara ikut pergi.

"DASAR OWEN SIALAN! BANTU AKU BERDIRI TERLEBIH DAHULU!"

**

Declan mengangkat pedangnya ke atas untuk mengincar jantung Alister sebelum pedang airnya patah menjadi dua dan kembali menjadi air yang berjatuhan ke punggung Alister.

Declan menoleh ke samping kiri mendapati Parkemi yang bertelanjang dada dengan celana hitam yang Declan ketahui milik Beck.

"Maafkan aku karena menghancurkan mantel yang kau berikan. Tapi sebagai gantinya aku mengambil celana milik rekanmu." Ujar Parkemi sebelum menguap dengan tubuh babak belur, dia masih bisa berdiri dengan wajah mengantuk.

Alister Franklin : MaldiciónTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang