Bab 80 : God Landing (6)

96 15 1
                                    

Reminder :
1. Blossom Kiss : petinggi bangsa Fairy
2. Ledger : kekasih Blossom Kiss.

**

Syera meneguk ludah sebelum segera bersembunyi di balik dahan pohon dengan napas memburu dan keringat membanjiri pelipis dan lehernya.

Ini gawat.

Sangat gawat.

Sepertinya penyihir yang tengah melayang di belakangnya adalah penyihir yang di maksud oleh Claudine.

Syera tidak dapat bergerak untuk melarikan diri dengan bebas. Penyihir itu pasti dapat merasakan energi sihir Moses yang ada di tubuh Syera. Syera jadi berdecak pelan dengan gigi menggertak.

Apa yang harus dia lakukan sekarang?

Syera jadi mengepalkan tangannya, apapun itu ... Syera harus memastikan dirinya selamat.

Syera menoleh ke belakang, mengintip penyihir tersebut yang melayang maju, mendekat pada pedang raksasa sementara Syera bergerak mengendap-endap untuk mundur, menjauh dari pedang raksasa itu. Syera membelalak tatkala pijakannya yang berupa lantai marmer merah muda itu licin membuatnya terjatuh ketika rok hitam yang dipakainya terinjak membuat suara yang lumayan keras ketika tubuhnya menghantam lantai tidak santai.

Syera tersentak sebelum mendongkak tatkala punggung penyihir berambut oranye itu tersentak kecil dan memutar sapu terbangnya ke belakang. Syera memutar badannya agar wajahnya tidak tertangkap penyihir itu. Bagaimanapun dia adalah anggota organisasi yang mengincar Syera, bisa di pastikan gawat jika dia menatap wajah Syera.

"Rupanya ada tikus kecil yang menganggu. Energi sihirmu juga lemah. Aku akan menghabisimu sebelum kau membuat kekacauan yang tidak diperlukan." Ujar Galiun dengan suara berat dan tegas membuat Syera merinding.

Syera memakai tudung menutupi kepalanya sebelum mengintip dan membelalak tatkala penyihir tersebut menjulurkan tongkat sihirnya ke arah Syera.

Habislah dia.

Tidak! Padahal Syera harus selamat untuk orang-orang yang membantunya selama ini.

Syera beranjak berdiri sebelum kembali berlari sekuat yang dia mampu, secepat yang dia bisa. Membelah hutan merah muda itu sebelum menoleh ke belakang mendapati kobaran api tengah mengincarnya. Syera memejamkan netra namun tidak menghentikan larinya tatkala kobaran api itu sudah tepat di belakangnya.

Duar!

Suara ledakan mengalihkan atensi Syera membuatnya menoleh dan membelalak dengan napas tertahan mendapati seseorang berdiri di atas sapu terbangnya, menyelamatkan Syera dari serangan barusan.

"Kau?"

*

Puluhan menit sebelumnya di tempat Owen dan Claudine.

"Bagaimana ini, ketua? Aku mencium bau Syera di sekitar sini? Gawat sekali jika pria berambut orange barusan menemukannya!" Bisik Claudine panik.

"Benarkah Syera di dekat sini? Kita hanya bisa berharap dia tidak tertangkap, kita harus menghentikan yang dua ini." Ujar Owen sebelum mengambil ketapel dari dalam sakunya.

"Untuk apa menghentikan yang dua ini jika yang berbahaya satu tadi menemukan Syera terlebih dahulu?!" Tanya Claudine tidak habis pikir.

"Karena Ford barusan menghubungiku lewat bola kristal." Jawab Owen sambil menaikan kacamata kotaknya.

"Apa? Benarkah?"

"Iya. Jadi jangan khawatir dan kita lawan saja mereka." Ujar Owen.

*

Alister Franklin : MaldiciónTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang