Bab 52 : Pesta Eksekusi Soren (4) Sang penjaga penjara gelap, Parkemi

126 18 0
                                    

Alister bergeming, tidak berniat melontarkan pertanyaan atau hanya sekedar menampilkan raut wajah terkejut untuk pernyataan Parkemi barusan.

"Saat itu umurku baru tujuh belas, aku hanya seorang pria pemalas yang menyukai tidur lebih dari apapun. Di usiaku yang sedang masa memberontak, pertengkaran kedua orangtuaku menjadi hal yang sangat menyesakan hati. Mungkin itu juga sebabnya aku menyukai tidur, agar aku tidak perlu mendengar caci maki yang keduanya lontarkan satu sama lain. Meskipun begitu, ibuku kembali melahirkan seorang anak dan tepat saat itu terbongkar bahwa Ayahku adalah seorang pencuri kelas teri dan harus ditahan. Ratu Linea Matilda memberikan belas kasihannya pada Ibuku yang butuh seseorang untuk menafkahi dia dan bayinya, maka dari itu sebagai gantinya, Ratu Linea Matilda memasukan diriku ke dalam pelatihan penjaga untuk bekerja menjadi seorang penjaga agar dapat menafkahi keluargaku." Ujar Parkemi sebelum melipat tangannya di depan dada.

"Aku yang hanya dapat tidur di setiap saat, tidak cocok berada di Pasukan Utama Penjaga meskipun katanya kemampuanku mumpuni. Aku yang seperti itu terancam dikeluarkan namun saat Sidang, Tuan Soren menyarankan agar aku beralih tugas menjadi penjaga penjara lantai teratas. Tuan Soren menaruh kepercayaan dengan begitu mudah pada pria lemah yang hanya tahu tidur sepertiku. Perlakuannya yang seperti itu ..., " Ujar Parkemi menggertakan giginya dengan jari yang meremas piyamanya.

"Perlakuannya yang sangat baik menjadikan aku sangat mengagumi Tuan Soren." Ujar Parkemi sebelum menghembuskan napas kasar.

"Ternyata Tuan Soren juga tertarik pada kemampuanku yang dapat berkomunikasi dengan hewan laut karena kemampuan beliau yang dapat berbicara dengan hewan bisa terbilang mirip. Sejak saat itulah, beliau mengajariku cara berkomunikasi dengan hewan darat, sampai akhirnya kami menjadi akrab dan banyak melakukan eksperimen berdua." Ujar Parkemi sebelum menyunggingkan senyuman dan menguap.

"Aku jadi mengantuk setelah mendengar ceritaku sendiri, hoam!" Ujarnya meregangkan tangan sebelum kembali menghadap Alister tanpa membuka penutup matanya.

"Jika kau sebegitu terikat dengan Soren, bukankah ini akan menjadi lebih cepat? Kau tidak memiliki keinginan menyelamatkannya?" Tanya Alister membuat Parkemi bergeming lama.

"Aku mempercayai Tuan Soren lebih dari apapun, hari dimana Tuan Soren disidang, semua orang yang berada di gedung Asosiasi tidak sadarkan diri karena satu alasan yang sama ... Nyonya Aurett Brezee menggunakan aura sihirnya untuk membela Tuan Soren habis-habisan." Ujar Parkemi.

Alister yang sedari tadi hanya begeming sontak membelalak dengan alis mengernyit, "Pendeta buta itu?" Gumamnya pelan.

Tunggu!

Jika Aurett sampai bertindak sejauh ini artinya dia mengetahui dengan baik bahwa Soren bukanlah pelakunya.

Tunggu! Alister jadi kelabakan dengan jantung berdebar bukan dalam artian baik.

Kenapa Aurett? Bagaimana bisa Aurett...? Sebenarnya kenapa pendeta sialan itu dapat terhubung ke dalam teka-teki ini?

"Setingkat Nyonya Aurett Brezee yang merupakan petinggi Asosiasi saja tidak dapat menghentikan eksekusi Tuan Soren, kau pikir anak Academy lemah seperti dirimu dapat menghentikannya?" Tanya Parkemi mendongkakan kepalanya.

Alister mengernyit sebelum limbung karena lantainya bergetar, bahkan kaca aquriaum retak bersamaan dengan Alister yang bersimpuh ke lantai dengan satu kaki.

Sialan!

Ini aura sihir Parkemi!

Alister mengepalkan sebelah tangannya dalam tekanan yang tidak berujung itu sebelum menggertakan giginya.

"Aku tidak peduli."

"Hm?" Gumam Parkemi menahan kembali energi sihirnya, sontak membuat tekanan pada tubuh Alister hilang, Alister kini dapat menghembuskan napas meski terengah.

Alister Franklin : MaldiciónTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang