“Bagaimana kau dapat mengetahui tentang ikatan antara aku dan pasukanku? Aku pikir informasi itu tidak dapat sembarangan di dapatkan di dimensi sihir meskipun dalam kitab atau sejarah sekalipun. Kecuali, orang yang sudah pernah melawanku secara langsung.”
Alister bergeming menanggapi pertanyaan itu membuat Legion menatapnya lamat.
“Jika tidak berniat menjawab, maka matilah.” Tukas Legion dingin mengangjat pedangnya dan melesat seperti angin.
Alis Alister menukik, netranya mengedar ke sekitar tatkala dia tidak dapat menemukan Legion di mana pun.
“Kemana tengkorak sialan itu?” gumam Alister sebelum melirik ke arah sampingnya, dia mengubah tongkat sihirnya menjadi pedang racun sebelum menebas salah satu pasukan Legion yang akan menyerangnya.
Dalam satu detik, Alister kembali mengubah pedangnya menjadi tongkat sihir sebelum mengarahkannya ke depan dan bergumam, “Ignis scutum.”
Perisai berupa lingkaran api yang berkobar muncul, lingkaran lebih kecil muncul dalam diameter lingkaran pertama namun berjarak, api tersebut muncul berbentuk diagonal, terus bersusun ke belakang sampai susunan terakhir yang berbentuk bintang.
Perisai api ini cukup untuk menahan salah satu pasukan berjirah yang mengangkat pedangnya pada Alister dari arah depan. Begitu pikir Alister sampai dirinya terhenyak dengan netra membelalak tatkala perisai api berlapisnya terbelah menjadi dua dan menghilang ditebas oleh salah satu pasukan tadi.“Bagaimana mungkin?!” gumam Alister sebelum napasnya tertahan tatkala pedang sudah mengincar lehernya.
Trang!
Kedua suara pedang beradu sebelum Alister melompat mundur dengan napas memburu. Untung saja dalam sedetik dia mampu mengubah tongkat sihirnya menjadi pedang air sebelum lehernya terpotong.
Alister kembali mengangkat pedangnya dengan satu tangan, menahan pedang masih dari salah satu pasukan yang barusan. Gigi Alister bergemelutuk menahan pedang itu, lengannya bergetar dan kakinya termundur.
Bagaimana mungkin kekuatan pasukan Legion bisa segila ini?!
Alister terhenyak tatkala undead di depannya menguarkan energi sihir dari tubuhnya sebelum pedangnya ikut terbalut energi sihir sampai akhirnya pedangnya terbakar api.
“Pedang api itu—,” ucapan Alister terpotong tatkala pedang air miliknya terbelah dan meleleh. Dalam satu detik pedang api itu akan membelah tubuh Alister sebelum Alister menjentikan jarinya dan bertelportasi beberapa meter jauh ke belakang.
Air menetes ke lantai marmer dari lelehan pedang airnya sampai habis dan menyisakan tongkat sihir yang digenggam Alister. Napasnya memburu dengan keringat membasahi pelipis, menatap tajam pada undead yang hampir membelah dan membakarnya barusan.
“Legion?” tanya Alister dengan napas memburu. “Kau Legion bukan? Aku dapat merasakan energi sihirmu barusan.”
Undead itu berdehem tegas sebelum menurunkan pedangnya, “kau jeli juga rupanya.”
Sialan.
Pantas saja undead satu itu level kekuatannya berbeda dari pasukannya yang lain. Ternyata ini adalah kekuatan Legion yang sebenarnya. Dia bisa masuk dan menguasai tubuh pasukannya sesuka hati.
“Magica stigmate spell : catena mortis.” Tukas Alister menjulurkan tongkat sihirnya membuat stigma sihir raksasa yang ada di atas kepalanya bercahaya dan berputar.
Akar racun muncul keluar dari dalam lantai marmer, membelit undead yang dirasuki Legion sebelum Alister melesat layaknya angin ke arahnya.
Kepala undead itu menggelinding bersamaan dengan Alister yang sudah ada di depannya dengan pedang racun di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alister Franklin : Maldición
FantasyFantasi tinggi, dibumbui aksi dan misteri. Alister Franklin, penyihir hitam yang terkenal si pemilik wajah badut. Auranya suram, misterius dan susah didekati. Lebih suka meracuni babi di peternakan atau memasukan Troll ke dalam asrama ketiban bertem...