Sorak-sorai penuh kebencian yang dilontarkan warga Unitatem Tera dari balik kursi Colloseum memenuhi pendengaran Lazarus yang kini tengah mengorek sebelah telinganya menggunakan kelingking, duduk di singgasana yang tersedia khusus untuk para petinggi.
Lazarus menaikan sebelah kakinya ke atas kursi sebelum tersentak ketika kepalanya berdenyut seperti ada aliran listrik yang menyetrum.
Linked serigala.
"Alpha Lazarus, saya memohon maaf karena menghubungi anda secara pribadi yang mana itu dilarang. Saya Jean. Ada hal penting yang harus saya beritahukan sekarang juga, mengenai Serigala yang menyerang saya dan juga Alister dan keluarganya di hutan distrik penyihir ... saya tahu siapa pelakunya."
Lazarus sontak bangkit dari kursinya dengan alis menukik dan rahang mengeras sebelum meninggalkan Collseum dengan napas memburu sebelum mengumpat pelan.
"Kemana kau? Kau akan melewatkan eksekusinya!" Ujar Rhodes.
**
Meskipun letak penjara ini pasti yaitu di bawah distrik Utama, namun ketiadaan pintu fisik yang membuat narapidana tidak dapat menjebol penjara ini. Apalagi narapidana level dua ke atas diborgol dengan rantai dengan besi anti sihir dan penjara tertutup yang hanya bisa dibuka dari luar.
Alister merasa direndahkan ketika dirinya dimasukan ke dalam level satu, tempat penjahat pemula sedangkan terakhir kali dia menempati level dua. Namun ternyata itu bisa menjadi sebuah keberuntungan karena penjara level satu hanya sebuah jeruji besi bukan ruang isolasi dan sebagainya. Juga borgol yang mengikat tangannya hanyalah besi biasa.
"Meskipun begitu aku tetap membutuhkan kunci borgol ini dan tongkat sihirku." Bisik Alister sebelum melipat kaki, duduk bersila diatas lantai penjara yang dingin. Menunduk pada Gol yang berdiri di depannya.
"Kemungkinan besar tongkat sihirku berada di sebuah gudang penyimpanan dimana semua barang milik tawanan di simpan disana. Gudang penyimpanan itu kemungkinan berada di lantai yang sama dengan level ini." Bisik Alister.
"Aku akan menyerahkan kunci borgol dan penjara, juga tongkat sihirku padamu." Ujar Alister membuat Gol mengangguk sebelum membuat dirinya tidak kasat mata dan keluar dari jeruji besi dengan mudah.
Kemampuan Gol untuk berubah menjadi tidak kasat mata sebenarnya memudahkan dia untuk keluar masuk penjara. Gol hanya menunggu di depan tangga Asosiasi sebelum seorang berseragam penjaga penjara yang lewat dan hinggap di celananya. Itu juga yang dia lakukan untuk keluar penjara, hinggap di ujung rambut panjang Soren.
Biasanya untuk masuk ke penjara, penjaga penjara mengucap mantra untuk mewujudkan pintu menjadi nampak mata dan bisa di raba fisiknya, di dalam ruang yang telah disediakan di ruang Asosiasi. Ruang berkeamanan tinggi yang hanya bisa dimasuki oleh orang-orang berkepentingan keluar masuk yang diijinkan.
Alister masih bergeming, tidak merubah posisi duduk selama hampir empat puluh menit sambil memejamkan netranya sebelum mengerjap, mendongkak pelan mendapati dua buah kunci dan tongkat sihir yang melayang lalu masuk ke celah jeruji besi.
Menampakan diri, Gol menaikan kedua tangan yang membawa kedua benda tersebut tinggi-tinggi membuat satu sudut bibir Alister menyeringai.
Level satu hanya diisi oleh jejeran ruangan-ruangan berjeruji besi, sementara penjaga menjaga di luar pintu penjara level satu untuk mencapai tangga ke lantai teratas.
"Masalah kunci dan tongkat selesai." Ujar Alister ketika borgol di pergelangan tangannya terlepas dan jatuh ke lantai.
Alister meregangkan pergelangan tangannya sambil beranjak berdiri di depan pintu jeruji besi, melangkah keluar setelah Gol berhasil membuka gembok dengan kunci hasil curiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alister Franklin : Maldición
FantasyFantasi tinggi, dibumbui aksi dan misteri. Alister Franklin, penyihir hitam yang terkenal si pemilik wajah badut. Auranya suram, misterius dan susah didekati. Lebih suka meracuni babi di peternakan atau memasukan Troll ke dalam asrama ketiban bertem...